Proses Pelunasan Pinjaman Eks Karyawan Danamon Tidak Pasti

Saya adalah mantan karyawan Danamon Simpan Pinjam cab Sarolangun tahun 2008-2010. Pada awal tahun 2010 , saya adalah salah satu dari beberapa nama yang terdaftar mendapat fasilitas pinjaman karyawan sebesar Rp 25 juta, tanpa jaminan. Fasilitas itu saya ambil dengan sistem pembayaran pemotongan gaji setiap bulannya.

Akhir 2010, saya diterima sebagai pegawai negeri sipil dan mengajukan resign dari Danamon. Saya sempat menanyakan apakah pinjaman tersebut dapat dialihkan menjadi pinjaman regular, tapi dijawab tidak bisa. Karena diminta pelunasan secara sekaligus, saya meminta tempo waktu pelunasan pada bagian collection waktu itu.

Setelah beberapa waktu, bagian collection tidak pernah menghubungi saya lagi mengenai hal ini, hingga awal 2015 saya menghubungi beberapa rekan yang masih bekerja di Danamon untuk memperoleh informasi mengenai pelunasan tersebut.

Awal Agustus 2015, saya mendapat informasi dari ibu Putri di DSP Sarolangun bahwa pelunasan dapat diajukan dengan proses melalui unit dimana saya terakhir bekerja. Proses berjalan lancar, hingga minggu kedua saya diminta untuk menandatangani surat permohonan pelunasan pinjaman. Jumat (14/8) saya mengaktifkan kembali rekening payrol saya sebelumnya dan menyediakan dana pelunasan pada rekening tersebut untuk di debit seperti yang diminta.

Pada Selasa (18/8), saya kembali menanyakan mengenai proses pelunasan ini. Saat itu ibu Putri menjawab bahwa yang melaksanakan proses pelunasan ini adalah dari Kantor Pusat. Sore harinya saya mendapat informasi bahwa proses ini biasanya paling lambat 1 minggu setelah berkas lengkap.

Satu minggu kemudian, selasa (25/8) saya kembali menanyakan proses pelunasan ini. Namun masih diminta untuk bersabar. Keesokan harinya, saya menghubungi Customer Service Danamon dan disarankan untuk menghubungi Call Center Danamon Mikro di 021-25546161. Saya berbicara dengan Bapak Yozza dan diinformasikan bahwa berkas pengajuan saya sudah disampaikan kepada Pejabat Danamon sebagai persetujuan terakhir.

Pak Yozza juga menyampaikan bahwa beliau juga melakukan follow up berkas pelunasan saya setiap hari, namun masih belum mendapat jawaban. Hingga hari ini ,Jumat (5/9), saya masih belum mendapat kepastian mengenai pelunasan ini. Menjadi tanda tanya besar ketika proses persetujuan pelunasan ini memakan waktu yang lama.

Saya yakin setiap karyawan Danamon mempunyai Service Level Agreement dalam melaksanakan tugasnya. Prosesnya menjadi terbalik ketika saya sebagai nasabah yang harus berusaha menghabiskan waktu dan pulsa melakukan follow up berkali kali untuk pelunasan, bukan debt collector yang menagih pelunasan ini.

Saya sangat terbuka untuk sebuah negosiasi dan berharap mendapat kabar baik dari Danamon secepatnya.