Citilink Mempermainkan Customernya

Jakarta - Saya pertama kalinya tertarik ingin mencoba penerbangan Citilink yang katanya operated by PT (Persero) Garuda Indonesia. Ikalnnya yang besar dan papan reklame yang cukup besar pada saat hendak menuju ke Bandara Soekarno-hatta dengan mengatakan bahwa “bayar seperlunya” yang saya kira ada perbaharuan service.

Lalu pada tanggal 5 Maret 2011, saya melakukan pembelian secara online tiket Jakarta-Denpasar untuk tanggal 6 Maret 2011, dengan kode booking LWGP57, jam 11.45 seharga Rp 643.900 dan berhasil pembayaran dengan kartu kredit. Saya sedikit curiga karena sebelum beli tidak ada pemberitahuan apa-apa.

Setelah beli tiba-tiba muncul "Citilink Ticket is non-refundable, non-re-routable, and non-endorsable, One standard piece of hand Baggage to a maximum weight of 5kgs and or dimensions 50x36x15cm, The fee for Checked Baggage is assessable per kg, Check-in desks will open 2(two) hours and close 30 minutes before the scheduled time of departure”

Saya menelepon kantor citilink yang notabene tidak jelas nomornya customer servicenya karena semua mailbox dan akhirnya saya menelepon ke salah satu kantor sales agent untuk menanyakan apakah ini ada check-in baggage yang biasanya 20kg, karena saya tidak mau bayar untuk check-in baggage, dan akhirnya dijelaskan bahwa ada tapi tidak tertera pada tiket.

Lalu pada tanggal 6 Maret 2011 saya menuju airport dan jalanan cukup padat, sehingga saya tiba di airport jam 11.10. Setibanya saya di counter check-in, tiba-tiba saya ditolak dengan mengatakan bahwa sekarang jam counter menunjukan jam 11.17.

Saya terlambat 2 menit, ini benar-benar gila. Saya yakin pada saat itu jam 11.10 karena itu yang tertera pada jam airport.

Tidak terima dengan hal ini dan setelah berargumentasi keras dengan penjaga loket. Akhirnya saya menuju keluar dan ke kantor penjualan Citilink, disana terdapat jam besar yang menunjukan 11.20.

Kemudian saya menanyakan kenapa saya tidak diberikan check-in sementara jam di kantor Citilink saja menunjukan jam 11.20, lalu petugas menelepon petugas loket check- in dengan intercom wireless dan diberitahukan hal yang sama bahwa saya tiba disana 11.17 dan saya menunjukan jam di locket dan menerangkan kalau jam di counter check-in 11.17.

Apakah logika setelah saya berargumentasi dan sempat keluar dari bandara untuk bertemu teman saya yang akhirnya di arahkan untuk ke loket citilink dan semua itu memakan waktu hanya 3 menit?

Ini benar-benar tidak logika, dan pastinya jam di check-in counter yang salah. Lalu dengan mudahnya penjaga loket mengatakan "maaf pak, ini adalah wewenang dari check-in counter dan kami tidak bias apa-apa." Lalu saya menanyakan bagaimana dengan nasib ticket saya dan mereka menjawab "hangus, tidak bisa ditukar"

Apakah begini caranya Citilink yang menyatakan "Bayar Seperlunya" jadi memperlakukan customer juga "Seperlunya". Enak sekali. Jangankan saya kecewa dengan Citilink, dengan Garuda Indonesia pun saya jadi kecewa.

Ternyata perusahaan besar seperti Garuda Indonesia tetap saja melakukan trik trik murahan seperti yang dilakukan oleh penerbangan murahan lainnya seperti:

1. Bermain dengan jam sampai 2 menit, itu tidak logika. Dan sebagai catatan saya yakin sekali kalau saya datang tepat waktu bahkan lebih awal dan juga saya tidak ada check-in baggage (hanya hand baggage)

2. Tiket hangus? Memangnya air-asia? Ini akan jadi penerbangan local pertama yang menghanguskan ticket bila tidak terbang, sementara setelah itu saya telepon ke kantor perwakilan Citilink, mereka bilang bias saja ditukar kalau saya tidak terbang, tetapi karena saya membeli dengan online, maka mereka tidak bias bantu.

3. Informasi yang simpang siur dan membingungkan sejak awal pembelian ticket.

Harap evaluasi dari pihak management. Terima kasih.

Thomas
Kelapa Gading Jakarta utara
*****@****.***
085719822209

(wwn/wwn)