Alam Sutera Tidak Tanggap DBD

Saya penghuni cluster Sutera Onyx di Alam Sutera. Dalam dua minggu terakhir sampai surat ini ditulis tanggal 26 Juli 2012, tercatat sudah 18 orang yang menderita DBD di dalam cluster saya, termasuk seorang bayi berusia 2 bulan. Banyak yang menduga bahwa sumber sarang nyamuk adalah bak penampung air di dalam cluster yang sedang dikerjakan oleh Alam Sutera guna menanggulangi banjir setinggi paha yang sempat terjadi beberapa bulan yang lalu di jalanan di dalam cluster. Terlebih karena bak tersebut sekarang terbuka (dulunya tertutup kawat nyamuk) dan di dalamnya banyak sampah serta genangan air tidak mengalir. Selain itu hampir semua lubang-lubang kontrol saluran drainase dalam keadaan terbuka dan sebagian memiliki genangan air yang tidak mengalir.

Pihak pengelola menyangkal bahwa bak tersebut menjadi sarang nyamuk namun 90% dari semua penderita DBD tinggal dalam radius 100-200 meter dari bak penampung air tersebut, yaitu radius terbang terjauh nyamuk penyebab DBD. Pengurus RT/ RW sudah berkali-kali meminta kepada pihak pengelola agar bak dan lubang-lubang kontrol tersebut segera ditutup, minimal dengan kawat nyamuk. Namun sampai sekarang belum juga dilaksanakan dan pengelola sama sekali tidak menanggapi surat yang dilayangkan pengurus.

Saya dan para tetangga sekarang menjadi sangat ’paranoid’ terhadap nyamuk. Beberapa tetangga yang tinggalnya dalam radius terbang nyamuk bahkan sampai terpaksa mengungsi karena takut terkena DBD. IPL bulanan yang dikenakan di Sutera Onyx lebih mahal daripada cluster-cluster lain karena dianggap sebagai cluster premium. Namun pengelolaan lingkungan yang dilakukan Alam Sutera sangat murahan.

Jurike Armanto
Sutera Onyx, Alam Sutera
Tangerang Selatan