Pelayanan Staf BJB yang Tidak Profesional

Terima kasih atas dimuatnya surat saya ini. Kejadian bermula pada saat saya menghubungi BJB cab Depok di pertengahan bulan Januari 2015 dengan maksud menanyakan perihal kenaikan cicilan KPR saya di tahun kedua. Salah satu staff pada saat itu, pria (saya lupa namanya) dengan ramah menginformasikan kepada saya bahwa saya diminta menunggu saja karena akan ada informasi melalui SMS atau surat pemberitahuan jika memang ternyata ada kenaikan cicilan (Jika tidak ada berarti belum ada perubahan).

No telepon dan alamat tinggal saya saat ini pun diminta dan di data ulang oleh staff tersebut. Karena tidak ada pemberitahuan, di tanggal 16 Februari 15 saya menghubungi Ibu Monik (yang membantu proses akad kredit) melalui SMS. Saya menanyakan masalah pemberitahuan ini dan tak lama Bu Monik pun menghubungi saya.

Kepada beliau saya menjelaskan mengenai informasi yang diberikan oleh staff bagian KPR tersebut sebelumnya. Bu Monik pada saat itu menyanggupi jika kedepanya ada hal yang tidak sesuai silahkan menghubungi kembali beliau.

Tanggal 17 Feb 15 ternyata cicilan saya mengalami kenaikan dari Rp 1,6 juta menjadi Rp 2,1 juta (masih tidak ada pemberitahuan). Di tanggal 18 Februari 15 (keesokan harinya) saya menghubungi kembali BJB dan diinformasikan akan dihubungi oleh bu Monik untuk klarifikasi.

Saya berharap ada win-win solution dari ibu Monik akan permasalahan saya ini, namun yang saya dapatkan malah kata-kata dengan nada tinggi yang cenderung kurang enak didengar, bahkan ibu Monik ini juga mengancam akan menutup rekening saya jika saya terlambat melakukan pembayaran dan berkata “bapak jangan asal jeplak”.

Apakah ini prosedur pelayanan yang berlaku di BJB? dapat bertindak sewenang-wenang kepada nasabahnya tanpa memperhatikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggannya?

Sebagai bank pemerintah daerah terbesar di Jawa Barat, harapan saya BJB bisa lebih professional kepada nasabahnya dan berkaca pada Bank-bank lainnya yang memiliki pelayanan prima.