Jakarta - Saya adalah pemegang kartu kredit Citibank Clear Card dengan no xxxx-xxxx-xxxx-9852. Kembali saya dikejutkan bahwa ternyata di tengah persaingan kartu kredit yang ketat, ternyata Citibank masih tetap arogan dan menebar jebakan bagi para customernya, semata-mata demi mengeruk sebanyak mungkin fee based income yang bisa diperas dari customernya. Tentu kita semua sudah sadar bahwa jangan coba-coba membayar hanya sebagian tagihan, karena pasti kita akan langsung berhadapan dengan rentenir super. Namun trik yang digunakan Citibank ini mungkin tidak pernah terlintas di benak kita. Ceritanya, bulan September kemarin tagihan saya jatuh tempo 30 September. Sebelum jatuh tempo tersebut, saya menggunakan kartu kredit Citibank saya untuk transaksi yang terbilang besar, yang apabila tidak memperhitungkan saldo bulan lalu yang belum jatuh tempo, masih dalam pagu kredit saya. Tentunya kebanyakan dari kita tidak akan mengingat pasti berapa sisa pagu kredit yang masih tersedia di kartu kredit kita, karena biasanya dengan bank-bank lain kalau transaksi kita ditolak di EDC berarti pagu kredit sudah terlampaui, sementara kalau masih bisa diproses berarti masih dalam pagu kredit yang diperkenankan. Nah, waktu itu transaksi saya masih bisa diproses di EDC, sehingga tentu saya berasumsi transaksi tersebut masih dalam pagu kredit saya. Namun saya sungguh terkejut ketika beberapa hari kemudian saya mendapat telepon dari salah satu petugas Citibank, yang menginformasikan bahwa pemakaian kartu kredit saya telah melampaui pagu kredit. Tentu pertanyaan pertama saya adalah, kalau melampaui pagu kredit, mengapa di-authorised dan bukan ditolak? Tentu kalau waktu itu ditolak saya akan dengan sangat senang hati menggunakan kartu kredit saya yang lain untuk transaksi tersebut. Petugas tersebut mengatakan kalau menurut catatan mereka, history saya bagus, pemakaian cukup besar, pembayaran selalu full, dan tidak pernah terlambat, sehingga untuk transaksi kali ini diizinkan lewat, namun saya akan dikenakan over limit fee sebesar Rp 50,000. Sementara, menurut dia, apabila hal ini terulang lagi, kartu kredit saya akan diblokir. Saya langsung mengatakan, kalau saya berkeberatan dikenakan over limit fee, dan apabila transaksi saya melewati pagu kredit saya, dibatalkan saja, saya akan selesaikan dengan merchant yang bersangkutan secara pribadi. Saya juga menegaskan kalau ini semacam perangkap, jadi kalau dikenakan over limit fee, lebih baik saya tutup saja kartu saya. Dia hanya mengatakan, ini sudah jadi prosedur Citibank, kalau saya ada komplain, silakan menghubungi Citiphone Banking (sehingga saya jadi bertanya dalam hati, lantas anda siapa?). Saya hanya mengatakan, saya tidak berminat telepon Citiphone Banking yang biasanya sudah kebal dengan berbagai komplain customer yang ujung-ujungnya akan dibiarkan saja, jadi komplain saya ini silakan anda teruskan ke atasan anda. Dia kemudian menjanjikan untuk meneruskan komplain saya untuk dievaluasi. Namun, pada saat saya menerima billing statement, tetap saja saya dikenakan over limit fee, tanpa mempedulikan komplain yang sudah saya sampaikan. Saya jadi teringat sungguh hebat alasan yang diberikan Citibank: karena history Bapak bagus, jadi untuk kali ini diizinkan lewat dengan over limit fee, untuk kali lain diblokir. Jadi dengan kata lain, customer yang baik diperas, untuk mendapatkan over limit fee, sementara justru customer yang tidak baik tidak diperas, karena bila kartu diblokir, tentu tidak akan kena over limit fee. Bayangkan, seandainya setiap bulan ada 1000 orang yang dijebak dengan over limit fee, berapa dana gratis yang diperoleh Citibank? Tentu kita bisa menarik pelajaran dari hal ini, bahwa perusahaan sekelas Citibank pun tidak mengharamkan praktek jorok untuk memeras customer (justru customer baik, yang kalau menurut logika bisnis umum justru diperhatikan dan diperlakukan dengan baik) sehingga apabila kita berurusan dengan Citibank, lebih baik kita jadi customer yang tidak baik, ketimbang jadi customer yang baik. Saya pribadi sudah mengambil keputusan yang saya rasa tepat: menutup kartu kredit Citibank saya, karena saya lebih memilih untuk jadi customer yang baik, demi integritas pribadi saya. Jadi bagi mereka yang lebih memilih untuk jadi customer yang baik, berhati-hatilah dengan Citibank, singa lapar yang senantiasa siaga mencari kesempatan untuk menerkam anda... *****@****.*** Alamat di Surabaya pada redaksi(nrl/)