Di Kantor Imigrasi Bandung Nomor Fax Hanya untuk Kepala

Jakarta - Kepada Yth Kepala Imigrasi Bandung. Saya mohon dengan sangat agar Bapak dengan tegas menata, menatar, dan menindak para petugas di Kantor Bapa yang sangat memprihatinkan (mungkin bukan saya saja yang berpendapat begini).

Saya sangat heran bercampur kesal sekali dengan sikap para petugas Imigrasi kota Bandung.

Begini: Pada tanggal 29 Nopember 2007 jam 16.18 waktu Jepang, adik saya telepon dari Bandung. Terdengar suaranya yang sedang kecewa mengabarkan permohonan pembuatan paspor kedua adik saya di Imigrasi Bandung terhambat. Petugas yang mewawancara adik saya telah menangguhkan proses pembuatan paspor tersebut dengan alasan saya sebagai kakaknya harus mengirim copy paspor dan surat jaminan untuk adik-adik saya.

Alasan penangguhan tersebut pada awalnya bisa saya terima dengan baik dan bahkan saya memberi pengertian kepada adik saya sendiri bahwa memang mungkin sekarang diperlukan dan saya siap mengirimkan kedua syarat yang diminta.

Namun, kemudian saya tanya bagaimana detail saat adik-adik saya diwawancara. Ternyata cara, sikap, dan bahkan pemakaian kalimat petugas tersebut menurut saya kurang bijak dan saya pribadi merasa tersinggung. Pantas saja adik saya terdengar sedih dan kesal. Namun, saya tetap menahan emosi saat itu.

Lalu saya langsung telepon balik ke handphone (HP) adik saya. Setelah lama mendengarkan pembicaraan mereka lalu saya minta untuk bicara langsung dengan petugas tersebut (namanya Bapak Priya, kalau saya tidak salah dengar).

Bapak Priya itu meminta saya mengirimkan 2 hal tadi via fax supaya cepat, dan saya bilang siap dan tidak keberatan sama sekali, dan saya bertanya lagi apakah ada formatnya untuk surat pernyataan tersebut? Dia jawab tidak ada dan saya disuruh untuk tulis tangan saja. Baik saya menyanggupi.

Kalau begitu saya minta nomor fax agar saya bisa mengirimkannya segera ke Kantor Imigrasi. Tapi, jawaban Bapak Priya sangat membuat saya heran dan terkesan mempersulit. Beliau mengatakan, "tidak ada nomor fax, Bu, cari wartel saja". Saya kontan bilang, "masa Kantor Imigrasi tidak punya mesin fax?" Bapak Priya jawab lagi dengan nada cuek, "tidak ada, Bu. Tidak bisa. Di dalam hanya untuk Kepala Imigrasi saja". Ya, ampun. Saya pikir tidak punya sama sekali.

Kemudian saya coba telepon (022) 7272081 dan meminta untuk bicara dengan Bapak Kepala Imigrasi dengan harapan bisa "meminjam" mesin fax-nya. Nihil. Saya dibiarkan menunggu lama (padahal saya dengar mereka hanya mengobrol yang tidak ada kaitannya dengan pekerjaan). Lalu, saya disarankan untuk telepon ke (022) 7275294.

Saya turut. Namun, hasilnya tetap nihil karena saya merasa hanya dipermainkan saja oleh Bapak penerima telepon. Dipingpong sana-sini dan bicara hal yang sama (apalagi saat itu ada yang mengaku bernama Bapak Ujang yang menawarkan diri untuk membantu dengan nada seperti calo dan adik saya disuruh menemuinya ke loket 1). Ahirnya saya pilih menyerah dan menyuruh adik saya pulang mencari WARTEL.

Perlu Bapak Kepala Imigrasi ketahui sudah bukan rahasia lagi masalah ketidakdisiplinan para petugas di situ. Saya kesal mengapa masih saja dibiarkan para oknum pertugas merangkap jadi calo atau calo mengaku petugas? Saya sangat heran. Tidak pernahkah jera kasus seperti ini dimuat di media. Lalu, apakah ucapan maaf/penjelasan yang disampaikan pihak Imigrasi hanya kiasan saja?

Bapak Kepala Imigrasi yang terhormat, sekali lagi saya mohon agar keluhan saya ini benar-benar didengar dan diperhatikan. Karena kepada siapa lagi saya harus mengadu kalau bukan langsung kepada Bapak sebagai pemimpin di kantor Imigrasi ini.

Sekian dan atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih. Semoga Bapak sudi membantu dan mempermudah pembuatan paspor adik saya.

Hormat saya,
Ida Rosida
Ehime Ken, Japan Yawatahama
*****@****.***
(msh/msh)