Klaim Bagasi Hilang di Lion Air Tidak Ditangani secara Serius

Pada tanggal 14 Mei 2011, saya menggunakan jasa Lion Air untuk menuju batam dari balikpapan dengan terlebih dahulu transit di Jakarta (connecting flight). Karena bawaan saya ada satu tas punggung yang berat, dan dua tas travelling, maka oleh-oleh berupa 4 porsi kepiting dan dito yang merupakan oleh-oleh khas Balikpapan ikut saya bagasikan mengingat saya akan pindah pesawat di Jakarta sehingga takut repot.

Sesampainya di bandara udara hang nadim batam, dua tas travelling saya ada akan tetapi oleh-oleh kepiting saya tidak ada. Saya lalu komplain kepada petugas bandara. Aduan saya dicatat dan saya diberi no telepon kantor Lion Air di hang nadim yang bisa saya hubungi. Saya pun sudah memberi tahu, bahwa jika sampai maghrib oleh-oleh tersebut tidak diketemukan maka saya minta ganti sebab bisa dipastikan sudah basi.

Pada saat itu ada 3 penumpang yang juga kehilangan bagasinya termasuk saya. Saya tidak tahu nasib mereka sekarang. Hari itu pun saya menunggu telpon dari pihak bandara/lion air. Sampai jam 7 malam tidak ada konfirmasi juga, saya menelpon no telpon yang diberikan petugas. Masuk akan tetapi tidak ada yang angkat. Hal itu berlangsung sampai dengan seminggu, dan perlu diingat tidak ada inisiatif pihak Lion Air untuk menghubungi saya. Saya pun sulit menghubungi mereka. Karena kesibukan saya yang padat, maka saya tidak sempat ke bandara untuk menanyakan. Sampai akhirnya saya harus ke Jogja.

Setelah check in di batavia air, saya lalu mampir ke lion air untuk menanyakannya. Jujur saya marah. Saya lalu dipertemukan dengan seorang petugas bandara bernama Yoyok. Saya lalu jelaskan permasalahannya. Beliau melihat form komplain bagasi hilang, dan memang ada aduan kami. Beliau lalu menenangkan dengan mengatakan bahwa akan ditindaklanjuti dan perlu berkonsultasi dulu dengan atasannya mengenai tuntutan kami untuk diganti rugi (kami tidak minta dalam bentuk uang, melainkan barang yang sama).

Pak yoyok berjanji sekitar 3-4 hari akan menelpon dan beliau memberikan no hp pribadi untuk komunikasi. Hal itu ditepati, tapi pak Yoyok tidak bisa memberi kepastian karena belum ada keputusan dari atasan. Hari demi hari berlalu, dan sampai detik ini belum ada konfirmasi lagi dari pihak lion air. Sempat awal Agustus kemarin saya menelpon pak Yoyok, menanyakan hal ini. Tapi kata beliau bahwa no hp saya tidak bisa dihubungi. Sebagai dokter, no hp saya 24 jam, dan di form aduan pun ada no telepon suami saya.

Apakah ini hanya alasan atau bagaimana? setelah itu hilang sama sekali. Ketika saya bercerita pada teman-teman tentang bagasi saya yang hilang di lion air, respon mereka ratarata bilang "biasa siy lion air...". Begitu buruknya kah sistem bagasi di Lion Air. Pantas saja ketika saya naik Lion Air, penumpang yang bawa bawaan yang pantasnya di bagasikan krn berat dan besar, ikut mereka bawa ke dalam kabin. Hal ini dikarenakan ketidakpercayaan bahwa bagasi mereka bisa aman di Lion Air.

Oleh-olehnya memang tidak seberapa, tapi akankah sakit hati saya ketika saat itu banyak orang di Batam yang menantikan kepiting yang saya bawa dari balikpapan untuk makan bersama. Mereka rela tidak makan siang hanya untuk menunggu, dan ternyata mereka harus kecewa karena kepitingnya hilang. Saya pun berusaha menghilangkannya dengan membawa kepiting lagi bulan Juli lalu, tapi saya belajar dari pengalaman saya dan saya tidak membagasikannya dan ternyata aman.

Nuur Naafi Ulloh
Jl. Sengkan BB XV/14
Yogyakarta