Hari Minggu kemarin, tanggal 28 Agustus 2011, saya bertiga dengan istri dan anak saya hendak menuju ke Malang dari Jakarta menggunakan pesawat Batavia Air, kode penerbangan Y6-243 dengan jadwal keberangkatan 10.20 WIB. Saat melakukan check-in, petugas check-in memberitahu bahwa saya harus duduk terpisah dengan istri dan anak saya. Karena pertimbangan anak saya yang masih balita, saya meminta agar diusahakan agar kami bisa duduk bertiga dalam satu barisan. P
etugas beralasan semua kursi sudah penuh, selain di emergency seat, dimana anak kecil tidak boleh duduk disitu. Saya pun memahami aturan penerbangan yang melarang anak kecil duduk di emergency seat. Petugas tersebut kemudian sempat bertanya kepada salah seorang rekannya, apakah untuk penerbangan ke Malang, tersedia seat baris ke-26, yang dijawab tidak ada. Akhirnya saya diminta untuk melakukan perpindahan kursi di atas pesawat, dan petugas check-in tersebut berjanji akan menghubungi awak kabin yang betugas untuk mengatur hal tersebut.
Pengalaman tidak menyenangkan mulai dimulai saat pesawat yang harusnya take off pukul 10.20 WIB mengalami keterlambatan. Pukul 10.20 saya sempat bertanya kepada salah seorang petugsa ground handling Batavia, kenapa penumpang tujuan Malang an awak kabin belum disuruh naik ke pesawat, dan dijawab bahwa ada keterlambatan tapi tidak tahu untuk berapa lama. Baru sekitar 10 menit kemudian diumumkan pesawat terlambat 30 menit dari jadwal semula.
Saat naik ke pesawat, saya menghubungi salah satu awak kabin wanita mengenai perpindahan kursi saya, dan dengan santainya awak kabin tersebut menjawab agar saya meminta sendiri ke penumpang lain untuk bertukar kursi tanpa ada inisiatif untuk membantu sama sekali. Ketika saya bilang semestinya awak kabin yang mengatakan hal tersebut ke penumpang lain, awak kabin tersebut hanya menjawab tidak bisa karena penumpang lain belum naik.
Akhirnya saya sendiri yang meminta penumpang yang duduk disebelah anak saya untuk bertukar tempat. Namun yang membuat kesal, tidak lama setelah kami duduk, seorang awak kabin wanita lainnya tiba-tiba datang dan menyururuh penumpang lain bertukar tempat duduk dengan kami karena kursi kami berada di area emergency seat. Yang menjadi masalah, setelah itu awak kabin tersebut langsung pergi menuju ke bagian depan pesawat, meninggalkan kami begitu saja.
Saya, istri dan anak saya yang sudah bangkit hendak berpindah tempat duduk jelas kebingungan karena ternyata penumpang lain yang hendak bertukar tempat duduk hanya 1 orang. Setelah saya komplain ke awak kabin tersebut, dia hanya meminta kami menunggu sebentar dan kemudian tanpa ada permintaan maaf dia hanya meminta salah seorang rekan awak kabin pria untuk menyelesaikan masalah kami, dimana akhirnya kami ditawarkan untuk berpindah tempat duduk ke kursi paling belakang dan yang membuat saya heran kursi yang ditawarkan ke kami adalah deret kursi nomor 26, yang oleh petugas check-in dikatakan tidak tersedia.
Lebih aneh lagi, sudah ada dua penumpang wanita yang duduk di baris kursi nomor 26 itu, bagaimana mereka bisa mendapat seat di kursi tersebut jika petugas check-in saja mengatakan tidak ada baris kursi nomor 26 untuk penerbangan ke Malang. Yang menjadi perhatian saya, sepengetahuan saya sebelum para penumpang naik, biasanya awak kabin sudah memegang daftar manifest penumpang beserta nomor tempat duduknya, sehingga mustinya mereka sudah mengetahui bahwa anak saya yang masih balita mendapat nomor tempat duduk di emergency seat.
Namun ketika kami masuk ke pesawat dan menunjukkan boarding pass, mereka tidak berkata apa-apa. Dan justru baru meminta kami pindah tempat duduk setelah saya bertukar kursi dengan penumpang lain. Ditambah lagi saat mendarat di Malang, pesawat mendarat dengan kurang mulus, membuat sebagian besar penumpang panik. Benar-benar tidak sesuai moto perusahaan Batavia Air yang berbunyi “Trust Us To Fly”.
Terbang bersama Batavia tidak ada bedanya dengan naik bus AKAP, dan saya tidak heran dengan hasil survei di Majalah Angkasa beberapa waktu lalu yang menyebutkan Batavia Air memiliki tingkat ketepatan waktu terbang paling buruk nomor 2 diantara maskapai nasional lainnya. Semoga hal ini bisa menjadi perhatian manajemen Batavia Air
Ori Triputro Widianto
Jl. Bambu Betung II No. 9 Taman Yasmin
Bogor
Baca Juga
SuratPembaca
Cari keluhan surat terbuka resmi dan curhat terbaru sebagai sarana komunikasi dari seluruh konsumen untuk produk terkenal di Indonesia.
Hubungi Kami
Silahkan hubungi kami jika ada pertanyaan dan menjadi partner
Jakarta, Indonesia
Jika ada yang merasa tidak sesuai / sebaiknya dihapus, tolong sertakan link yang anda maksud pada halaman ini dan memastikan sumber dari surat pembaca sudah ditutup / masalah terselesaikan / dihapus.
Akan diproses 1 s/d 7 hari.
Kirimkan Masukan
[email protected]
Senin - Jumat
09:00 - 17:00
Sosial