Service Center HTC Indonesia Penuh Tanda Tanya

Saya sangat bersyukur akhirnya bisa memiliki salah satu ponsel merk HTC yang digadang menjadi flagship tahun lalu, yaitu HTC One M8. Namun kemalangan terjadi ponsel tersebut, ponsel kehujanan, sehingga mengakibatkan lampu lcd kanan bawah mati dan respon di layar lambat. Saya mencoba untuk memperbaiki dengan cara me-reset factory ponsel tersebut, namun tetap tidak berhasil.

Akhirnya saya sadar mungkin bukan softwarenya yang bermasalah, namun sisi hardwarenya. Lalu pada tanggal 7 April 2015 saya membawanya ke service center yaitu HTC Care yang berada di Ramai Mall Yogyakarta, dengan harapan ponsel saya segera di tangani karna khawatir terjadi kerusakan lebih besar jika hanya dibiarkan.

Setelah menyerahkan pada sang costumer service, saya dijanjikan 2-3 hari akan di kabari kembali. Pada tanggal 10 April 2015 tepatnya pukul 13.54 WIB, saya mendapat telpon dari HTC Care, sang costumer service memberitahukan bahwa ponsel saya tidak bisa diperbaiki di tempat tersebut dan akan dikirim ke Jakarta untuk perbaikan lebih lanjut, lalu saya pun menyetujuinya karna saya yakin HTC Care pasti menepati janjinya.

Namun keanehan terjadi, pada tanggal 13 April 2015 saya di telpon kembali oleh pihak HTC Care di Yogyakarta, dia memastikan bahwa lcd kanan bawah ponsel saya telah mati, saya mengatakan iya. Saya tidak habis pikir kenapa baru ditanyakan hari itu, kenapa tidak pada tanggal 10 April lalu, dan saya juga kaget ternyata ponsel tersebut baru akan dikirim pada tanggal 13 April 2015 yang saya kira telah dikirim pada tanggal 10 April 2015 lalu.

Kemudian saya menanyakan sekiranya berapa lama estimasi perbaikan di pusat, sang costumer service menjawab dengan mudah bahwa tidak ada estimasi waktu pasti, tergantung pusat. Saya tidak menyangka ponsel sebagus itu namun pelayanannya tidak ada kejelasan waktu dalam perbaikannya. Padahal saya sangat berharap agar ponsel tersebut bisa segera ditangani.

Saya menunggu-nunggu kabar dari pusat, seminggu tak ada kabar sedikitpun dari pusat, muncul berbagai pertanyaan dipikiran saya, entah ponsel saya telah sampaikah di pusat, atau hilangkah di perjalanan, atau malah belum dikirim ke pusat ?

Entahlah. Saya tak mungkin menanyakan kabar ponsel saya pada HTC Care di Yogyakarta, mengingat mereka hanya menunggu kabar dari pusat. Pada tanggal 19 April 2015 pukul 12.16 WIB, saya beranikan diri untuk menelpon layanan HTC Tollfree di nomor 001803443482, yang ternyata nomor tersebut adalah layanan HTC Internasional. Diketahui karna costumer service yang berbicara menggunakan bahasa Inggris, saya yang tidak mahir berbahasa Inggris hanya mengerti sedikit yang dibicarakan sang costumer service. Dia menanyakan nomer ponsel, nama saya dan kerusakan yang terjadi pada ponsel saya, sayapun menjawabnya semampu saya. Sebelum menutup telponnya, costumer service mengatakan bahwa saya akan dihubungi oleh pihak HTC Indonesia.

Kemudian pada pukul 13.58 WIB masih pada hari itu, saya mendapat telpon dari nomor pribadi yang ternyata itu adalah pihak HTC Indonesia, saya tidak tahu mengapa pihak HTC Indonesia menelpon dengan nomor pribadi, membuat saya tidak bisa menghubungi mereka. Saya menjelaskan pada pihak HTC Indonesia bahwa ponsel saya belum ada kejelasan sama sekali dari pusat, mereka berjanji akan membantu mempercepat perbaikan, namun tetap tidak ada estimasi waktu berapa lama waktu perbaikan tersebut, pertanyaan pun timbul lagi dalam pikiran saya, mungkinkah perusahaan sebesar HTC tidak punya jaminan waktu dalam perbaikannya ? Lalu sampai kapan saya harus menunggu tanpa kejelasan ?

Sampai hari ini belum ada kabar dari pihak HTC Indonesia, setiap hari hanya keresahan yang saya rasakan terhadap pelayanan service center HTC Indonesia. Melalui surat pembaca ini, saya berharap semoga pihak service center HTC Indonesia bisa mendengar keluhan saya, karena saya masih percaya, ponsel sehebat itu tentunya harus didukung oleh pelayanan yang juga hebat. Bukan hanya pelayanan sekelas pinggir jalan.

Terima kasih juga untuk Kompas.com yang selalu menjadi jembatan aspirasi dari konsumen kepada produsen maupun pemberi pelayanan jasa yang terkadang suara konsumen tak pernah sampai di telinga mereka kecuali melalui surat pembaca.