Home > Perdagangan > Toko Online > Tidak Ada Belanja Online yang Aman

Tidak Ada Belanja Online yang Aman


600 dilihat

Akhirnya gan, alhamdulilah, setelah 2 bulanan duit ketahan di BL, akhirnya masalah udah beres... bener bener buat pelajaran bagi seller dan kita semua. tengkyu komen2nya dibawah yang solutif dan membangun. Spoiler  for TRANSAKSI TIDAK AMAN : Saya adalah orang yang sudah aktif jual beli online bahkan sebelum e-commerce sepopuler sekarang. Dengan pengalaman yang sudah bertahun tahun, ternyata masih saja bisa “kesandung”. Saya seperti menemukan glitch pada sistem jual beli online yang diklaim “AMAN”. Mulanya ada teman yang minta dijualkan kamera action dengan merek cukup populer. Barangnya masih baru dan bersegel, juga disertai kartu garansi dengan tanggal pembelian. Wah, ini sih mudah banget. Saya mengibaratkannya “no risk”. Maka saya iklankan kamera tersebut di Buka-Lapak. Sejak 1,5 tahun terakhir saya sudah beralih dari Forum Jual Beli Kaskus ke Bukalapak. Sistem Cash on Delivery (COD) di FJB Kaskus memang paling aman. Penjual dan pembeli bertemu langsung. Lihat barang, periksa dengan teliti, jika cocok langsung bayar. Jika tidak, ya udah nggak usah. Sistem COD juga punya kekurangan. Banyak pembeli yang “BID & RUN” alias abis menawar tiba-tiba kabur dan tidak bisa dihubungi. Atau, sudah janjian tiba-tiba batal mendadak, padahal barang sudah dibawa dan ukurannya besar dan cukup merepotkan. Di BukaLapak lebih simpel. Saya hanya perlu menulis barang apa adanya (kondisi, spesifikasi, dll). Barang dikirim lewat JNE. Karena Bukalapak berfungsi sebagai penengah (escrow), rasanya tidak akan ada penjual yang main-main atau menipu. Karena toh uang pembeli akan ditahan di rekening Bukalapak, dan bisa dikembalikan ke pembeli jika penjual berniat menipu. Tidak Aman Akhirnya kamera tersebut saya kirimkan lewat JNE dengan nomer resi BOOB700366533215. Tak lupa, saya asuransikan dan packing kayu. Setiap mengirim barang elektronik saya selalu memilih asuransi dan packing kayu untuk menjamin barang selamat sampai ke tangan pembeli tidak kurang apapun. Inilah sistem yang saya rasa paling aman dalam berbelanja online. Tidak ada yang lebih aman dari ini. Setelah dua hari, barang itu sampai ke pembeli. Tapi, hati saya mau copot ketika pembeli meminta barang dikembalikan. Alasannya: BARANG SUDAH TIDAK SEGEL DAN KARTU GARANSI TIDAK ADA. Ya Tuhan! Tentu saya tidak mau barang dikembalikan. Karena sebagai penjual saya sudah melakukan kewajiban saya. Barang dipacking kayu, dan diasuransikan. Di asuransi pun jelas tertera bahwa barang SEGEL, kelengkapan ada CD dan KARTU GARANSI. Maka, saya simpulkan ada 2 masalah disini: 1. Pembeli yang menipu. Bagaimana jika dia sendiri yang membuka segelnya dan mengklaim barang tidak sesuai? 2. JNE selaku perusahaan logistik ternyata tidak menjalankan kewajibannya sesuai SLA (service level agreement), yakni mengantar barang ke konsumen sesuai kondisi asal. Oke, saya berpikir optimistis. Bagaimana jika pembeli memang benar-benar mendapatkan barang yang tidak sesuai (SEGEL TERBUKA, KARTU GARANSI HILANG). Saya lihat track recordnya di SENSOR ternyata dia juga penjual barang elektronik, dengan transaksi puluhan dan feedback positif. Karena itu, saya lempar komplain ini ke pihak JNE. Hasilnya? Belum ada kepastian. Muhammad Miftahuddin, E-Care | Contact Center Dept, hanya mengatakan komplain saya ”baru dikoordinasikan di bagian terkait”. Saya masih menyimpan bukti foto resi berikut asuransinya, dan sudah saya emailkan juga ke mereka. Bagaimana dengan SENSOR yang di situsnya menyebut “JAMINAN 100% AMAN”? ternyata mereka tidak berbuat apa-apa. Tidak memberikan solusi. Dan seolah hanya menjadi “mengamati”, “pokoknya selesein sendiri masalah lo berdua, kalau udah oke baru gue transfer duitnya!”. Jika tidak selesai-selesai, seperti kasus saya yang sudah 2 minggu masih menunggu jawaban JNE, uang akan tetap mereka tahan. So much for “JAMINAN 100% AMAN” kalau layanan yang diberikan cuma segitu aja (nggak mau terlibat lebih jauh). Jadi, saya tekankan lagi, Tidak Ada Belanja Online yang Aman. Ketika saya sebagai penjual sudah melakukan apapun yang dibutuhkan untuk bertransaksi secara aman, ternyata masih bisa juga apes. Dan SENSOR, please, copot aja itu “JAMINAN 100% AMAN”. Untuk JNE, saya tunggu tanggapan Anda. Mentang-mentang udah pemimpin pasar layanan jadi seenaknya yah. Semoga semakin banyak perusahaan logistik lokal yang semakin membesar dan bisa menyaingi JNE biar kompetisi makin sengit. Quote:Original Posted By ledz_zep►ujung2 nye promo Promo apa ni om? Quote:Original Posted By danu.bentol►modus lama ini masbro emang gitu kelemahannya pake rekber dipake buyer2 brengsek buat coba2 barang baru mendingan sebelum packing difoto ato video dulu aja gan Yup benar. Sekarang akan pake cara itu gan. sebelum dikirim, difoto dulu. Nanti di JNE pas mau kirim, foto lagi. Quote:Original Posted By .llll.►Kekurangan sistem rekber ya gitu gan.. Rekber dah paling aman gan, mau pake cara apa lagi? COD? ini orangnya diluar kota. Quote:Original Posted By .em►Itu emang celahnya rekber dari dulu gan, ane pernah jual mobo udah ane test dirumah bisa, trus buyer komplain katanya ga bisa, ya udah di balikin ke ane, pas ane cek ternyata emang ga bisa entah ini kesalahannya dimananya Tapi untunglah harga mobonya ga seberapa Nah, itu dia, kita sebgai seller udah jujur. Tapi...ada aja... Quote:Original Posted By hartono.set► kasusnya dapet costumer kayak model jefri nih yg sering ribut ama seller. klo ane yg jd costumer sih ga mau ribet gan, selama itu brng msh ada garansi mending ane klaim ke pusat lngsng toh ada krtu garansinya. toh seller jg udh oke pakai box kayu + garansi Normalnya gitu gan. Orang barang masih baru kok. Quote:Original Posted By lordsanjay►Kalau yg namanya 100% emang tidak ada gan, pasti akan ada yg namanya komplain, dispute, refund, chargeback dll Tapi ini lah yg harus dijalani saat fokus berjualan online, semua bisa dimitigasi selama kita sudah bersiap menghadapi hal seperti ini, harus dibuatkan SOP nya. Dicari cara bagaimana menghadapi masalah seperti ini, apa saja tindakan yg bisa dilakukan untuk mencegah hal ini terjadi lagi di kemudian hari. Bisnis online sama dengan offline, masing2 punya resiko sendiri. Tapi kalau agan bisa mengatasi resiko yg muncul, dijamin deh jualan makin lancar Trims Quote:Original Posted By huphap►ane seller gan, memang kalo gak pake escrow seller yg diuntungkan, tp kalo pake escrow buyer yg untung. Seller beresiko. Ane jg pernah kasus, jualan laptop pake rekber (escrow), ane yakin laptop kondisi bagus dan sdh diinstall OS dgn standarisasi pembelian baru. Kirim, diterima oleh buyer. Trus buyernya complain kok virusan. Ane blg gak mungkin dari awal, krna ane fresh install OS pasti bersih. Rupanya buyer nginstall game dengan segala jenis krack / keygennya yg buat virusan. Buyer minta potong jasa install di toko komputer di kotanya Rp80.000 Rekber (escrow) mana mau tau, taunya selesain lo berdua, abis itu lapor gw hasilnya. Alhasil ane sebagai seller yg ngalah, duitnya dipotong Rp80.000, daripada dana ketahan. ------------------------------- Ya kurang lebih bgitulah gan, kalo pake escrow memang sangat beresiko utk penjual, misal jualan HP aja, buyer beli, trus buka segel. abis itu dia coba2 trnyata lemot gak sreg (krna memang beli hp murah yg speknya low end). Dia putusin gak jd beli, n blg ke escrow kl bermasalah ini itu dan minta balikin brg. Seller bisa apa? HP sdh buka segel walopun baru harga jualnya jatoh. Rugi lagi di seller. Ada lg kasus, buyer laptopnya mati, dia beli charger. trnyata bukan itu kerusakannya (rusak dr MB nya bukan chargernya yg rusak), buyer minta balikin barang ke seller. Seller bisa apa slain nerima kerugian? SOP-nya emang escrow nggak mau tau ya? Quote:Original Posted By www.nomorku.com►ya seperti itulah nama nya usaha. kadang kita seller kerjanya benar, tp jasa kirimnya yang meleset. yup Quote:Original Posted By irvan.kurniawan►Ya itu gan, sulit mencari yang benar-benar sempurna, masih harus tetap berhati-hati dan waspada untuk transaksi jual & beli. Sekarang sudah banyak yang unboxing sambil merekam, agar bisa clear dimana kesalahannya, apakah dari buyer, seller, atau jasa pengiriman barang. Quote:Original Posted By fl4m3r►setuju sama TSnya, belanja di pasar aja bisa kecolongan... hihihii Yup Quote:Original Posted By Tatsuya Himura►Rekening bersama itu hanya solusi sementara dari kecurigaan pembeli terhadap penjual yang melakukan penipuan. Seharusnya penjual tidak selalu bergantung kepada rekening bersama, tapi menciptakan trust kepada pembelinya. Lihat saja situs e-commerce besar seperti Lazada, Tokopedia, blibli, dll. Mereka tidak menggunakan rekber sama sekali gan. Harus dibedakan antara business to consumer (B2C) dan Consumer to Consumer (C2C). Kita transaksi di BL, Kaskus, ato O-L-X itu C2C.



Source : kaskus


Baca Juga





SuratPembaca

Cari keluhan surat terbuka resmi dan curhat terbaru sebagai sarana komunikasi dari seluruh konsumen untuk produk terkenal di Indonesia.

Hubungi Kami

Silahkan hubungi kami jika ada pertanyaan dan menjadi partner
Jakarta, Indonesia

Jika ada yang merasa tidak sesuai / sebaiknya dihapus, tolong sertakan link yang anda maksud pada halaman ini dan memastikan sumber dari surat pembaca sudah ditutup / masalah terselesaikan / dihapus.
Akan diproses 1 s/d 7 hari.

Kirimkan Masukan

[email protected]
Senin - Jumat
09:00 - 17:00

Sosial