Lazada Menjual Obat Palsu & Cuek Terhadap Komplain Pelanggan

Pada tanggal 7 Oktober 2015, saya memesan 1 kotak obat 7 dayslim melalui online shop Lazada.co.id dengan nomor pesanan 327763596 dan langsung dibayar pada saat itu juga dengan kartu kredit.

Pada tanggal 9 Oktober 2015, pesanan saya terima melalui kurir JNE, no.resi 2766914150009 Begitu saya membuka paket, ternyata obat yang saya terima palsu Beberapa hal yang menguatkan saya bahwa produk tersebut palsu antara lain:

1. Di kemasan produk tertera situs produk, namun salah penulisan, yang seharusnya situsnya bernama "www.7-dayslim.com" namun di produk yang saya terima bertuliskan "www.7day-slim.com".

2.Kode traking 6F99JYGF yang tertera di produk tidak tercantum di situs resmi 7dayslim dan dinyatakan palsu (setelah saya email pihak resmi 7dayslim dengan mengirimkan beberapa foto produk).

3. Ciri tutup botol berwarna putih sudah dinyatakan sejak lama adalah produk palsu oleh pihak 7dayslim (padahal di etalase lazada tutup botol berwarna biru) Saya sudah 2x live chat dengan cs lazada, saya informasikan bahwa saya tidak bisa mengirim produk kembali ke Lazada karena alasan tempat kurir yang jauh dan karena alasan kesehatan saya tidak bisa keluar rumah, itulah alasan saya belanja online, tapi sepertinya pihak lazada tidak peduli & tidak mengerti alasan masyarakat berbelanja online adalah supaya simple tanpa harus keluar rumah.

Sampai saat ini, sudah sebulan lebih email saya hanya 2x dibalas tanpa ada solusi Saya minta di pick up saja produk palsunya, refund atau ganti dengan yang asli, saya sudah mengirimkan semua foto-foto bukti obat palsu tersebut via email Lazada (nomor tiket 3813755), namun tetap tidak ada tanggapan apa-apa.

Apa begini cara kerja Lazada, yang katanya mempunyai jaminan perlindungan pelanggan 100%? Menjual obat palsu dan seperti tidak merasa bersalah, bagaimana jika obat palsu tersebut yang notabene tidak lolos BPOM dan tidak memiliki izin Depkes menyebabkan kematian pelanggannya?

Apa Lazada masih tetap cuek saja? Apa perlu dilaporkan/twit ke menteri kesehatan atau Yayasan Konsumen Indonesia dulu baru ditanggapi? Saya tunggu responnya segera mungkin.