Home > Pemerintah > Informasi > Kecewa Pelayanan KUA Denpasar Barat

Kecewa Pelayanan KUA Denpasar Barat


1912 dilihat

Melalui forum ini saya ingin mengungkapkan kekecewaan saya terhadap perilaku salah satu oknum KUA Denpasar Barat yang melakukan tindakan intimidatif dengan kata-kata yang menurut saya tidak layak diucapkan oleh staff KUA dengan titel S.Ag.
Kronologinya kurang lebih seperti ini : saya dan calon istri melakukan registrasi pernikahan di KUA Denpasar Barat dengan berkas berkas lengkap yang telah kami bawa dari daerah asal kami masing-masing (Jakarta Selatan & Kabupaten Bandung) dimana seluruh berkas pengurusan surat numpang nikah dihandle oleh RT kami di daerah masing masing. Kami pun melakukan registrasi berkas dan melakukan pembayaran sebesar Rp. 600.000 yang ditransfer ke rek bendahara Kemenag RI melalui BNI pada tgl 16 Januari 2015. Kemudian diterima oleh salah satu pegawai KUA Denpasar (staff wanita) yang menyatakan berkas telah lengkap dan akan diperiksa segera. Apabila terdapat kekurangan pihak KUA akan menghubungi kami (saya menyerahkan nomor telepon yang bisa dihubungi). Kemudian staff tersebut mengatakan bahwa H-7 mempelai beserta wali nikah agar melakukan briefing di KUA. Dan kami pun hadir di KUA sesuai instruksi staff tersebut tanpa wali (beliau berhalangan hadir karena masih diluar kota). Pada saat saya hadir di KUA, saya menemui salah satu staff pria (ini oknum yang saya maksud) lalu menyampaikan seperti yang sudah diinstruksikan oleh staff yang menghandle kami sebelumnya. Oknum tersebut lalu mengambil berkas kami dan membuka lembar demi lembar dan mengatakan ada permasalahan pada Surat Rekomendasi Nikah dan Surat Wali dari KUA Cileunyi (tempat tinggal calon istri saya) dimana surat tersebut diduga palsu karena Kertas Kop yang berbeda dimana satu lembar template default dan lembar yang satu lagi ada tulisan tangannya. Kemudian oknum tersebut juga mengatakan kalau terdapat perbedaan pada pejabat yang menandatangani surat tersebut beserta stempel nama/jabatannya. Selain itu si oknum menyoroti tidak adanya nomor telepon KUA pada surat tersebut, dimana menurut si oknum seharusnya terdapat nomor telepon pada kertas kop surat surat di KUA. Sambil mengatakan kata-kata tidak mengenakkan seolah olah mengintetogasi tersangka, kami pun coba menghubungi nomor telepon KUA Cileunyi yang terdapat pada search engine namun nomor tersebut tidak dapat dihubungi. Lalu kami menelepon RT yang mengurus surat surat tersebut dan mengatakan kalau surat tersebut benar dari KUA Desa dan beliau memberikan nomor hp staff KUA yang membantu mengurusi surat tersebut (saya dan calon istri bekerja di Denpasar). Staff KUA tersebut mengatakan bahwa surat tersebut asli dan yang bertandatangan di salah satu suratnya adalah penghulu karena pejabat terkait sedang tidak ada di tempat (saya kurang paham mengenai prosedur di KUA) dan menurut beliau surat tersebut sah. Dan si oknum pun terdiam sambil menggerutu sambil berkata "udah apal ijab kabulnya ?" saya jawab "sudah diluar kepala pak" si oknum membalas "ijab kabul apal tapi gak bisa bedain surat palsu ya ?" jujur saya naik pitam namun saya tahan tahan mengingat saya mengunjungi KUA Denpasar Barat pada tgl 2 Feb dan pernikahan saya rencanakan pada tgl 7 Feb dimana saya tidak ingin ada permasalahan sama sekali.
Di akhir pembiacaraan saya meminta kontak penghulu yang akan menghadiri acara kami namun si oknum mengatakan "gampang nanti saya kasi surat tugas H-1 dan gak perlu dijemput". Sontak saya kaget dan langsung menelepon orang tua saya karena memang mereka yang meminta kontak penghulu agar mempermudah koordinasi pada hari H, pada saat saya telepon orang tua, si oknum terlihat pucat dan seketika langsung memberikan nama dan nomor telepon penghulu yang dimaksud.
Saya disini sebagai WNI yang memiliki niat baik untuk melakukan pernikahan yang sah dan tercatat di negara merasa sangat tidak nyaman dengan perlakuan yang diberikan si oknum tersebut. Saya melihat ada semacam tendensi meminta "pungli" dari gerak gerik oknum tersebut, namun saya tetap pada pendirian saya kalau orang menikah diurus oleh orang korup seperti itu apa iya pernikahannya akan suci ?
Saya amat berharap semoga ada petugas dari Kementerian Agama RI yang membaca keluhan saya ini agar kejadian yang saya alami tidak menimpa pada orang lain yang berkepentingan sama seperti saya. Saya juga mengharapkan ada sinkronisasi yang baik antar KUA dan mempermudah birokrasi, jangan sampai ada pemikiran bahwa mengurus pernikahan rumit, lebih baik hidup bersama tanpa pernikahan.
Demikian surat saya, adapun terkait kata-kata yang tidak mengenakkan tersebut tidak saya cantumkan disini karena dirasa terlalu provokatif.

PERCUMA STIKER GINIAN DIPASANG



Source : kaskus


Baca Juga





SuratPembaca

Cari keluhan surat terbuka resmi dan curhat terbaru sebagai sarana komunikasi dari seluruh konsumen untuk produk terkenal di Indonesia.

Hubungi Kami

Silahkan hubungi kami jika ada pertanyaan dan menjadi partner
Jakarta, Indonesia

Jika ada yang merasa tidak sesuai / sebaiknya dihapus, tolong sertakan link yang anda maksud pada halaman ini dan memastikan sumber dari surat pembaca sudah ditutup / masalah terselesaikan / dihapus.
Akan diproses 1 s/d 7 hari.

Kirimkan Masukan

[email protected]
Senin - Jumat
09:00 - 17:00

Sosial