Home > Lain-Lain > Penipuan > Poll: PENIPUAN EKSPEDISI PT. PASADA JAYA EKSPRESINDO

Poll: PENIPUAN EKSPEDISI PT. PASADA JAYA EKSPRESINDO


1181 dilihat

PENIPUAN
Ekpedisi Abal-abal




7 November 2015, saya mengirim barang-barang ke 2 daerah di Papua. Tujuan Abepura, Jayapura dan Sorong. Seperti biasa saya menyerahkan mengirimkan barang tersebut ke PT. PASADA JAYA EKSPRESINDO, yang beralamat Jl. Jatiasih Raya No. 36. Bekasi. Jawa Barat.
Sebelumnya beberapa kali, saya pernah mengirim barang ke daerah Krui dan Lubuk linggau melalui perusahaan ini, tetapi barang tersebut selamat dan tepat waktu sampai tujuan.


Saya mengenal perusahaan ini melalui pencarian di google. Akhirnya saya menemukan websitenya, [url=http://www.ekspedisicepat.com.]www.ekspedisicepat.com.[/url]

Pemilik perusahaan ini, Sudi Hartono Saragih. Tetapi di account facebooknya dia menggunakan nama Sudi Hartono Sidauruk. Saya memanggilnya dengan Saragih. Ia menjanjikan barang akan sampai di kedua daerah tadi dalam waktu 14 hari paling lambat. Sesuai kesepatan saya membayar Rp. 18.5 juta untuk semua biaya yang dikeluarkan untuk pengiriman tersebut. Tetapi ada pihak lain, yakni PT MII yang beralamat di tanjung priuk menagih lk Rp 23 juta untuk biaya pengiriman tersebut karena belum ada pembayaran dari PT Pasada Jaya Ekspresindo.




14 Hari sudah, saya tidak mendapatkan kabar barang tersebut. Saragih melalui Hapenya menulis SMS kalau barang sudah sampai di Papua dan memberikan agen papua bernama Wahyu Wiraguna alias Wahyu Wahyudin dengan nomor handphone 081210237125. Wahyu mengatakan, kalau Barang belum sampai di Papua, masih di laut belum ada kepastian barang tersebut sampai.
[img][/img]


23 November 2015, Saragih mengirimkan sms bahwa barang tanggal 24 November 2015 sudah pasti bisa sampai di kedua kota di pulau Papua. Ia menulis SMS begini (23/11/2015:12.29): Besok pak sudah pasti,maaf saya gak bisa angkat telpon ya pak.
Klien saya di Jayapura saya hubungi, dan menjelaskan kalau sesuai keterangan pemilik ekpedisi barang akan sampai tanggal 24.
Saya mulai curiga ada yang tidak beres. Telepon saya ke Saragih tidak pernah diangkat. Saya terus menyelidiki kemana barang saya tersebut perginya.
Saya mulai bergerak sesuai mata rantai. Dan menghubungkan antara satu nomor telepon dan dengan lainnnya.
Wahyu ini rupanya tinggal di daerah Cikampek, bukan Papua. Alamat rumahnya Dusun Poponcol RT 001 RW 001 no 148, Desa Dawuan Tengah,
Kecamatan Cikampek Kab. Karawang alamat kordinat -6.396427, 107.432891
Dari keterangan Wahyu, saya mendapatkan informasi kalau barang dari Saragih dikirimkan melalui agen ekpedisi bernama Philips dengan nomor telepon 085280656262.
Saragih sendiri seperti juga diakui Wahyu mengirim uang Rp 6 juta ke rekening atas nama isterinya Wahyu untuk DP biaya pengiriman ke Papua.


Kemudian saya menghubungi nomor tersebut. Philips mengangkat, dan menjelaskan kedua barang sudah ada di dalam kontaner kapal yang bersandar di pelabuhan. Saya kemudian kembali memastikan dan menghubungi kedua klien di papua untuk sampainya barang tersebut. Philips menjelaskan, karena hari sabtu dan minggu kegiatan pelabuhan dan kantor libur, barang akan dikirim hari senin.
Ternyata hari senin, barang belum juga ada kepastian. Di pelabuhan kedua lokasi tidak ada tanda tanda kapal menurunkan barang. Saya bertambah curiga, dan mencoba mencari tahu siapa Philips ini melalui google, dan menemukan kalau orang ini bernama : Philip Maukar dan tinggal di daerah Purwakarta. Lah apa hubungan orang ini dengan negeri Papua ?
philipsmaukar

Rupanya orang ini adalah agen ekpedisi di Cikampek. Rupanya barang barang yang saya kirimkan ke PT. PASADA JAYA EKSPRESINDO, dikirim melalui agen Wahyu, dan dari Agen Wahyu ke agen Philip.
TANGGUNGJAWAB WAHYU
pada 30 November 2015, kami (saya dan Saragih) kemudian mencari Wahyu ke daerah Purwakarta berbekal alamat yang diperoleh dari staff Saragih bernama Raveena Aulia Rahman.
Ravenna alias Lisna ini adalah staff Saragih yang mencarikan ekpedisi lain untuk pengiriman ke Papua. Menurut Wahyu ia mendapat komisi Rp 1.5 juta untuk jasanya itu.
Kami tidak bertemu dengan Wahyu, namun setelah bertemu dengan isterinya wahyu berjanji datang ke kantor Saragih sore itu.


PERJANJIAN LEMPAR BATU

Sore itu Wahyu menepati janji datang ke kantor Saragih. Dalam pertemuan itu mereka berempat (Saragih, Lisna, Wahyu, Phillip) sepakat membuat surat perjanjian, yang intinya semua tanggungjawab dilimpahkan ke Wahyu.
janjiwahyu
Duh apalagi ini. Kami membayar ke PT Pasada Jaya Expresindo, tetapi limpahan tanggungjawab ke pihak lain. Padahal dalam kuitansi, tertulis jelas PJE yang bertanggungjawab disini. Ini jelas; makin tak jelas siapa yang bertanggunjawab.
Waktu semakin dekat untuk keberangkatan tim ke papua. Saya kemudian menanyakan ke mereka, siapa yang harus membayar biaya ekpedisi melalui PT MII dengan jumlah diatas. Semua saling lepas tangan. Saragih yang saya bawa ke kantor PT MII juga lepas tangan, dan mengatakan sudah membayar ke Wahyu sesuai kesepakatan.

DIBAYAR Rp 7 JUTA

PT PJE, yang gembar gembor di website adalah sebuah perusahaan pengiriman atau ekpedisi yang serba bisa itu, sebetulnya sebuah kantor kecil. Cuma ada 3 unit komputer dan satu karyawan.
Kantornya juga sepi sepanjang kami lewati. Tidak ada aktifitas bongkar muat barang, seperti usaha ekpedisi lainnya. Tapi kami pernah 2 kali kirim barang dan itu tidak ada masalah.
Saragih sendiri mengunakan motor dalam aktifitasnya sehari-hari. Ia tinggal di sebuah rumah kontrakan tidak jauh dari lokasi kantor itu.
Saya sudah mengechek keberadaan PT PJE setelah kejadian ini, yang rupanya tidak memenuhi aturan sebagai perusahaan ekpedisi.
Sementara dalam kuitansi yang kami terima, dalam salah satu adendumnya disebutkan:
Apabila barang hilang akan dibayar 10 kali dari biaya pengiriman kami.
Ibu Lisna yang menerima barang kami mengatakan, ia sudah 3 bulan disini dan belum mendapatkan gaji, entah mengapa.
Lantas menjadi pertanyaan saya, bagaimana Saragih akan membayar 10 kali dari biaya pengiriman barang kami. Jika untuk bayar gaji karyawan satu orang saja tidak bisa.
Saya telah tertipu. Akhirnya saya putusan ke Saragih via telepon. ‘Kembalikan saja uang saya yang Rp 18.5 juta’. Saragih menjelaskan, kalau sisa uang saya telah diputar dengan kegiatan bisnisnya. Ia hanya bisa bayar dulu Rp 7 Juta dari Rp 18.5. Ia janji akan membayar segera mungkin. Tapi hal itu belum juga dilakukan.
TELEPON KECEWA DARI PAPUA
Semula saya berpikir rasional tentang keterlambatan barang sampai di Papua tersebut. Namun pagi hari, klien saya pak Ady SMS dari papua dan mengatakan kekecewaannya karena rupanya barang punya dia masih di pelabuhan tanjung priuk Jakarta ?
Klien saya ini kemudian memberi tahu, kalau seseorang bernama BIMO ADI SAKSONO, agen ekpedisi papua di Jakarta. Tak lama kemudian saya mendapat telepon dari +6285212181803, yang rupanya dari pak Bimo.
Beliau menjelaskan bahwa barang-barang saya akan diberangkatkan tanggal 30 Desember 2015 ini dengan KM. DobonSolo dan tiba di Sorong tanggal 7 Desember 2015, dan Jayapura 8 Desember 2015.
Saya tambah kecewa setelah mengetahui barang-barang saya acak acak, karena kedua barang memiliki kemiripan sama, dan tujuan kirim berbeda. Label kota tujuan sudah tidak ada ada. Untung saja pak Bimo berbaik hati dengan mengirim foto-foto , melalui whatsapp agar barang keduanya tidak tertukar.
Hingga barang tersebut sampai di tempat pak Bimo, saya tidak bisa menghubungi Saragih.Telepon tidak diangkat dan SMS tidak dibalas. SMS terakhir saya: kalau ini tidak bisa diselesaikan dengan baik, saya akan melakukan tindakan hukum atas penipuan ini.
Saya menghubungi staf Saragih bernama Lisna dengan telepon +6282213354003 dan ia mengatakan TIDAK bertanggung atas kejadian itu, dan melemparkan tanggungjawab ke Wahyu. Wahyu yang saya hubungi per SMS mengatakan, yang tanggungjawab adalah Philip. Semua lempar tanggungjawab tentang kiriman barang melalui PT. PASADA JAYA EKSPRESINDO.
Dan kemudian, menjelang sore barulah Saragih menelpon dan menjelaskan kejadian ini. Ia juga menjelaskan sedang menuju tempat Bimo, tetapi Bimo yang saya konvermasi mengatakan: orang itu tak pernah kesana.
KLIEN SAYA KECEWA
Dua proyek di papua tersebut adalah pembangunan tower, yang satu untuk di Abepura untuk radio Miliki Gereja. Satu lagi di Sorong adalah untuk sebuah lembaga internasional pengawasa Cuaca.
Klien saya pak Ady jauh-jauh terbang dari Bali ke Jayapura hanya untuk memastikan tower itu telah tiba, dan menunjukan kepada kliennya. Ia terbang dengan jutaan rupiah ke tanah Papua, dan sia-sia gara-gara Ekpedisi PT. PASADA JAYA EKSPRESINDO.
Teman saya yang lain, juga kecewa karena telah mempersiapkan teknisi Vsat untuk pemasangan antena, agar proyek bisa diresmikan akhir desember 2015 ini. Dead line pekerjaan di lokasi 15 Desember 2015. Dan kapal di Sorong baru sampai tanggal 7. Sudah pasti baru tanggal 8 Kargi di bongkar. Bayangkan jika pekerjaan harus dipaksa supoaya selesai dalam kurang 7 hari. Kalau tidak selesai, maka perusahaan kontraktor rekanan saya ini akan Kena finalty jutaan dollar. Sungguh ini gara-gara ekpedisi abal-abal seperti PT. PASADA JAYA EKSPRESINDO.
Semoga ini menjadi pembelajaran bagi mereka yang ingin berkirim barang dengan orang-orang yang saya sebutkan diatas. Dan harap waspada dengan orang-orang yang kadang berganti nama perusahaan, untuk menipu para konsumen. Biasanya mereka masih tetap menggunakan nomor telepon yang lama, tapi mengaku sudah pindah ke perusahaan baru, dan tidak bertanggungjawab atas kejadian yang lama



Source : kaskus


Baca Juga





SuratPembaca

Cari keluhan surat terbuka resmi dan curhat terbaru sebagai sarana komunikasi dari seluruh konsumen untuk produk terkenal di Indonesia.

Hubungi Kami

Silahkan hubungi kami jika ada pertanyaan dan menjadi partner
Jakarta, Indonesia

Jika ada yang merasa tidak sesuai / sebaiknya dihapus, tolong sertakan link yang anda maksud pada halaman ini dan memastikan sumber dari surat pembaca sudah ditutup / masalah terselesaikan / dihapus.
Akan diproses 1 s/d 7 hari.

Kirimkan Masukan

[email protected]
Senin - Jumat
09:00 - 17:00

Sosial