Siste Global Learning Center di Gajah Mada Kacau

Bulan Desember 2013, saya sedang di Mall Gajah Mada. Tiba-tiba saya dihampiri oleh marketing GLC (Global Learning Center) bernama Christian Dwiki dan mengajak saya bergabung. Karena penampilannya yang seperti anak boyband, saya langsung menolak tetapi beliau tetap memaksa keras. Akhirnya karena tahu produk yang ditawarkan adalah les bahasa, saya tertarik karena memang sebelumnya ada niat untuk belajar bahasa mandarin.

Kemudian, setelah menjelaskan semua program yang ada dengan bahasa marketing, yang membuat saya tertarik adalah ketersediaannya Personal Learning Assistance yang bertugas untuk memonitor perkembangan student dan mereminder untuk tetap hadir 75% dari jumlah sesi kelas. Saya pun bergabung untuk 1 tahun langsung dibayar muka dengan bonus 4 bulan. Saat itu kelas untuk angkatan selanjutnya belum dibuka. Christian Dwiki menjanjikan bahwa akan dihubungi ketika kelas dimulai.

Beberapa minggu berlalu tanpa kabar, saya mendatangi GLC di Gajah Mada Mall, dan ternyata kelas sudah dimulai beberapa minggu lalu. Saya tidak bisa ikut ujian karena tidak memenuhi jumlah absen. Akhirnya saya kehilangan 3 bulan (1 term) karena tidak bisa maju ke level berikut. Saya masih sabar saat itu. Kemudian hari, saya mengajukan cuti karena ada kesibukan di kantor. Student service mengatakan bahwa saya hanya perlu melapor pengajuan cuti 3 bulan tanpa harus mengisi formulir karena langsung didata ke sistem GLC.

3 bulan kemudian, saya datang kembali ingin melanjutkan kursus, ternyata saya baru mengetahui bahwa pengajuan cuti saya harus mengisi formulir. Dengan demikian, pengajuan cuti saya yang lalu dianggap tidak valid dan saya kehilangan 3 bulan lagi. Student Servicenya tidak koperatif dan kasar.

Ketika saya turun lift dengan siswa-siswa lain, mereka sedang jengkel karena mengalami kesulitan dengan sisten GLC yang kacau dan tidak adanya Personal Learning Assistance yang dijanjikan marketing sales GLC pada saat merekrut mereka. Saya pun mengajukan protes pada Christian Dwiki, tetapi beliau tidak menanggapi bahkan menghindar.

Saya berharap kedepannya GLC dapat meningkatkan mutu pelayanan, sistem cuti dan menepati janji yang diberikan pada saat merekrut student agar sesuai dengan harga yang mencapai belasan juta untuk 1 tahun.

Saya lelah dengan ketidakstabilan GLC, terutama dengan marketing yang merekrut saya yang selalu menghindar tidak ada kejelasan dan banyak menyudutkan saya sebagai student tak berdaya yang terlanjut membayar lunas untuk 1 tahun.