Pada tanggal 18 Maret 2012 saya mengisi pulsa simpati (Telkomsel) saya melalui voucher electronic. Dan saya sudah melakukan pengecekan batas isi ulang terakhir sebelum dihanguskan tanggal 25 April 2012. Kemudian pada tanggal 23 April 2012 saya kembali melakukan pengisian ulang no simpati tersebut dengan cara yang sama seperti biasanya. Dan status sudah dinyatakan berhasil. Untuk diketahui memang nomer ini jarang dipakai sehingga tidak terpasang dalam handphone. Karena beberapa kesibukan saya baru melakukan pengecekan awal bulan Mei, dan saya sangat terkejut kartu tersebut sudah dinyatakan hangus.
Segera saya ke Gerai Halo terdekat (Jembrana-Bali), dan dilayani oleh CS bernama Dedy. Waktu itupun Dedy juga megakui bahwa tidak ada yang salah dengan waktu pengisian pulsa saya. Sehingga Dedy merasa ada kemungkinan kartunya yang ‘error’. Apalagi di komputer nomer saya masih aktif statusnya. Jadi dalam laporan pertama saya Dedy sebagai wakil Telkomsel menganjurkan untuk mengganti kartu sim. Dan saya menyetujuinya.
Dalam prosedur Telkomsel penggantian kartu akan aktif paling lambat dalam 3 X 24 jam (menurut Dedy). Setelah saya tunggu 4 X 24 jam ternyata kartu saya masih belum aktif, segera saya kembali melaporkan ini ke Gerai Halo tersebut. Nah mulailah ‘mbulet’ nya. Mereka meminta laporan berhasilnya pengisian pulsa. Saya Foto laporan yang ada dan memberikannya ke Grapari Telkomsel sesuai dengan permintaan.
Kembali saya menunggu 3 X 24 Jam, ternyata belum juga aktif. Setelah beberapa hari Dedy menelpon kami meminta untuk mengembalikan kartu yang baru diganti tersebut dan menggantinya dengan yang lebih baru lagi, sebab ada kemungkinan kartu tersebut ‘error’ (lagi). Dan untuk mempermudah proses saya meninggalkan/menitipkan kartu tersebut di Gerai Halo dan Dedy berjanji akan menghubungi kami kalo kartu tersebut sudah aktif. Saya tunggu sekitar 1 minggu tidak ada kabar.
Ketika saya hubungi, katanya ada kemungkinan pulsa tidak sampai. Saya jawab, “Urusan pulsa belum sampai itu sistem Telkomsel, yang jelas saya melakukan pengisian pulsa sebelum batas hangus, dan status dinyatakan berhasil”. Dengan demikian artinya seluruh kewajiban dan tanggungjawab saya sebagai pelanggan telah saya laksanakan semuanya. Urusan proses, pulsa tidak sampai, atau proses lainnya, adalah tanggung jawab telkomsel.
Mana bisa hal tersebut juga dibebankan ke konsumen. Gawat sekali kalau kualitas sistem Telkomsel seperti ini, dan konsumen akan sangat dirugikan. Dalam kasus saya pulsa saya yang ada di kartu tersebut hampir Rp 500 ribu. Jika ada 1000 kejadian saja hal seperti ini dengan rata-rata pulsa Rp 100 ribu saja berapa pulsa konsumen yang dirampas/dirampok? Apalagi Telkomsel adalah perusahaan telekomunikasi berbasis GSM terbesar, saya yakin konsumen jutaan.
Apa ini tidak berbahaya? Atau justru hal ini disengaja? Yang manapun jawaban Telkomsel, jika memang Telkomsel itu perusahaan yang ‘bersih’ dan ‘menghargai’ konsumennya Telkomsel harus bertanggungjawab dalam masalah ini. Dan segera membenahi sistemnya yang error. Kecuali Telkomsel bukan perusahaan yang ‘bersih’, bukan perusahaan yang ‘bertanggungjawab’, dan bukan perusahaan ‘yang menghargai konsumennya’. Kalau memang seperti ini, saya rasa pengawas per komunikasian, dan lembaga perlindungan konsumen harus segera menyikapi dan mengambil tindakan untuk hal ini. Jika tidak, mau dibawa kemana nasib konsumen ini?
irwan kusuma
Jl. Sudirman 8
Jembrana
Baca Juga
SuratPembaca
Cari keluhan surat terbuka resmi dan curhat terbaru sebagai sarana komunikasi dari seluruh konsumen untuk produk terkenal di Indonesia.
Hubungi Kami
Silahkan hubungi kami jika ada pertanyaan dan menjadi partner
Jakarta, Indonesia
Jika ada yang merasa tidak sesuai / sebaiknya dihapus, tolong sertakan link yang anda maksud pada halaman ini dan memastikan sumber dari surat pembaca sudah ditutup / masalah terselesaikan / dihapus.
Akan diproses 1 s/d 7 hari.
Kirimkan Masukan
letstalk@suratpembaca.com
Senin - Jumat
09:00 - 17:00
Sosial