Jakarta yang merupakan Ibukota Negara memiliki kisah yang sangat memilukan. Pemandangan yang disuguhkan setiap hari benar-benar menimbulkan kengerian tersendiri. Salah satu pemandangan memilukan ini adalah sistem transportasi yang tidak teratur yang menimbulkan kemacetan yang sangat parah.
Akan tetapi kemacetan yang terjadi setiap harinya di jalanan sudah menjadi tontonan yang biasa dan lumrah bagi warga Jakarta, dan warga Jakarta seolah-olah sudah memaklumi dan berusaha menutup mata. Padahal kemacetan yang terjadi setiap hari di Jakarta menimbulkan banyak kerugian. Beberapa kerugian yang disebabkan oleh kemacetan tersebut yaitu waktu yang terbuang percuma (nilai waktu), biaya bahan bakar yang membengkak, dan biaya kesehatan yang semakin tinggi.
Perbaikan kemacetan di jalan-jalan Ibukota Jakarta ini harus segera dilakukan. Perbaikannya bisa melalui pengembangan sistem transportasi yang “berkelanjutan”. Berkelanjutan maksudnya mampu memenuhi kriteria-kriteria transportasi yang baik (aksesibilitas) dan ramah lingkungan.
Aksesibilitas maksudnya jaringan transportasi yang baik, yaitu dari segi rute perjalanan, kenyamanan dan biaya yang terjangkau. Dengan memperhatikan kriteria aksesibilitas ini, dimungkinkan masyarakat Jakarta yang awalnya memilih menggunakan kendaraan pribadi kemudian akan berpindah ke moda transportasi publik yang memiliki “biaya” yang lebih murah dan nyaman.
Transportasi publik yang memiliki kriteria baik ini bukan tidak mungkin akan mengurangi jumlah kendaraan pribadi dan akhirnya mengurangi kemacetan. Selain aspek kenyamanan, sistem transportasi yang akan dibangun juga harus ramah lingkungan. Aspek ini sangat penting, mengingat polusi yang semakin parah akibat pembuangan gas kendaraan yang berlebihan.
Program pemerintah yang akan memulai pembangunan MRT (mass rapid transit) dirasa sudah memenuhi standar aksesibilitas karena efisien dan tepat waktu dan juga sesuai dengan kebutuhan masyarakat Jakarta. Akan tetapi sangat perlu dipertimbangkan kembali apabila ingin membangun satu sistem transportasi yang baru maka perlu diperhatikan kembali sistem transportasi sebelum sistem yang baru itu dimunculkan, misalnya bus-bus dan alat transportasi lama lainnya.
Transportasi lama ini jangan kemudian dibiarkan membusuk dan akhirnya akan mengganggu sistem transportasi yang ada. Diharapkan dengan adanya pembangunan sistem transportasi yang baru maka diiringi pula dengan perbaikan/pembenahan sistem yang lama secara berkesinambungan. Dengan demikian, transportasi yang lama tidak menyisakan pekerjaan rumah (PR) yang lebih memberatkan pemerintah Jakarta.
Baca Juga
SuratPembaca
Cari keluhan surat terbuka resmi dan curhat terbaru sebagai sarana komunikasi dari seluruh konsumen untuk produk terkenal di Indonesia.
Hubungi Kami
Silahkan hubungi kami jika ada pertanyaan dan menjadi partner
Jakarta, Indonesia
Jika ada yang merasa tidak sesuai / sebaiknya dihapus, tolong sertakan link yang anda maksud pada halaman ini dan memastikan sumber dari surat pembaca sudah ditutup / masalah terselesaikan / dihapus.
Akan diproses 1 s/d 7 hari.
Kirimkan Masukan
[email protected]
Senin - Jumat
09:00 - 17:00
Sosial