Bobroknya Manajemen Terminal Ibukota

Warga ibukota saat ini sepertinya sudah biasa dengan suasana di terminal-terminal ibukota khususnya yang melayani perjalanan ke luar kota. Begitu memasuki pintu terminal, para calo mendatangi kita dengan perlakuan yang kurang sopan dan terkadang mengancam untuk menanyakan tujuan kepergian kita.

Ketidaknyamanan ini sangat saya rasakan ketika saya dan teman saya ingin pergi ke Yogyakarta dengan memilih menaiki bus malam. Calo itu mendatangi kami dengan iming-iming harga tiket sebesar Rp 95 ribu untuk satu orang perjalanan ke Yogyakarta. Seketika itu pun juga kami berdua menyetujuinya karena calo tersebut yang selalu memaksa kami untuk mengikuti dia.

Setelah sampai di loket penjualan tiket, calo tersebut meninggalkan kami begitu saja bersama penjual tiket bus. Dan parahnya penjual tiket tersebut sudah memberik dua tiket kepada kami tanpa persetujuan dari kami, dengan harga fantastis Rp 195 ribu untuk satu orang perjalanan ke Yogyakarta. Rp 100 ribu lebih mahal daru yang dijanjikan oleh calo tersebut, dan parahnya lagi kami tidak boleh membatalkan tiket tersebut dengan alasan tiket tersebut sudah dibuat.

Alhasil kami merasa ditipu dan diperas oleh pelaku bisnis bis ini, kami harus membayar ekstra untuk kedua tiket ini. Kesimpulan saya adalah, Dishub Jakarta selaku yang mengatur manajemen Terminal di sini seakan melakukan pembiaran terhadap praktek bisnis yang tidak sehat ini terlalu lama. Tidak ada manajemen yang rapih di semua terminal ibukota, bahkan menurut saya sudah sangat liar dan bar bar bisnis yang berjalan di terminal ibukota saat ini. Ini merupakan keluhan saya, dan supaya mereka mendengar tentang kondisi yang ada di terminal bis di ibukota saat ini.

Triaji Kristianto
Bumi Jatiwaringin, F 10
Bekasi