Cari keluhan surat terbuka resmi dan curhat terbaru sebagai sarana komunikasi dari seluruh konsumen untuk produk terkenal di Indonesia.
Hubungi Kami
Silahkan hubungi kami jika ada pertanyaan dan menjadi partner
Jakarta, Indonesia
Jika ada yang merasa tidak sesuai / sebaiknya dihapus, tolong sertakan link yang anda maksud pada halaman ini dan memastikan sumber dari surat pembaca sudah ditutup / masalah terselesaikan / dihapus. Akan diproses 1 s/d 7 hari.
Jakarta - Beberapa minggu ini pengguna angkutan KRL lintas Jakarta Kota - Bogor disuguhi pelayanan yang sangat buruk dalam beberapa tahun terakhir. Sebuah instansi layanan publik milik negara yang tidak lagi bisa mengurus dirinya sendiri. Bagaimana bisa melayani publik dengan maksimal kalau membenahi masalah internal saja tidak mampu.
Memprihatinkan sekali. Sepanjang lintas Jakarta Kota - Bogor petugas portir yang notabene outsourcing tidak berada pada posisinya. Hanya pada stasiun tertentu yang masih ada, misalnya Manggarai.
Tidak cekatannya pihak Manajemen PT KAI Commuter Jabodetabek menimbulkan multiplier effect. KRL Ekonomi AC yang awalnya tidak ada yang berani naik di atap saat situasi lengang (kalau pas padat mungkin sudah "biasa"), saat ini sudah seperti KRL Ekonomi. Pembiaran ini memunculkan image tersendiri di mata penumpang bahwa "rasa memiliki" dari pemilik sudah tidak ada lagi (masa bodo). Jadi tindakan ini memicu penumpang menjadi tidak terkendali dan jatuhnya kewibawaan sebuah instatansi milik negara.
Tidak terhitung lonjakan penumpang yang dari bertiket menjadi tidak bertiket. Dari bertiket ekonomi jadi AC. Belum lagi aksi kejahatan di dalam kereta yang semakin tumbuh subur. Keselamatan nyawa penumpang pun tidak ada harganya.
Betul. Ini adalah instansi pelayanan publik. Namun, perlu diingat pelayanan tanpa pengawasan sama halnya dengan menuang air ke dalam ember yang bocor. Sikap tegas terhadap perilaku penumpang yang cenderung vandalisme sangat dibutuhkan demi kelancaran pelayanan. Regulasi yang dibuat tidak hanya untuk ditempel layaknya majalah dinding di sekolah. Namun, harus direalisasikan.
Belum lagi jika kita bicara masalah teknis dari kereta, sinyal, dan lain-lain, membuat kita menarik nafas panjang karena pasti sudah tahu permasalahannya. Budaya "asal jalan' mungkin telah melekat pada PT KAI secara umum sejak dulu. Maklum mau untung (tapi kayaknya jarang begitu) maupun rugi yang penting dapet anggaran dari APBN (dari PJKA ke belakang). Padahal, saat ini statusnya sudah PT, yang harus mandiri, bisa mengurus dirinya sendiri dan harus maksimal melayani masyarakat.
Jika dikomparasi dengan moda transportasi publik milik negara (misal Garuda) maka kereta api sangat jauh tertinggal dalam hal 'perubahan dan peningkatan pelayanan' kepada masyarakat. Garuda saja bisa mengubah image yang buruk dan menggantinya dengan konsep yang brilian. Masa kereta api tidak terinspirasi.
Benar kata orang bijak. Kalau kita merasa terjepit dan tidak ada yang menolong pasti kita akan muncul ide-ide yang cemerlang yang belum terpikirkan sebelumnya. Garuda rugi, banyak kompetitor (saingan), maka muncullah inovasi-inovasi untuk mengatasinya.
Mungkin kereta api harus segera diberikan pesaing agar "terbangun" dari tidur panjangnya.
Arif Febriyanto Pengguna KRL Ekonomi Jakarta - Bogor pagi dan malam hari Kalibata Rawajati Pancoran Jakarta Selatan *****@****.*** 085711088810
Cari keluhan surat terbuka resmi dan curhat terbaru sebagai sarana komunikasi dari seluruh konsumen untuk produk terkenal di Indonesia.
Hubungi Kami
Silahkan hubungi kami jika ada pertanyaan dan menjadi partner
Jakarta, Indonesia
Jika ada yang merasa tidak sesuai / sebaiknya dihapus, tolong sertakan link yang anda maksud pada halaman ini dan memastikan sumber dari surat pembaca sudah ditutup / masalah terselesaikan / dihapus. Akan diproses 1 s/d 7 hari.