Sebaiknya Pemerintah Turun Tangan

Jakarta - Bukan hanya para penggemar Premiere English League (EPL) atau Liga Inggris yang kecewa tidak bisa menonton gratis di televisi (TV) swasta karena hak siar eksklusifnya diperoleh TV Astro asal Malaysia. Tetapi, para penyelenggara TV berbayar nasional pun juga merasakan kekecewaan yang sama seperti para penggemar bola. Melalui pernyataan yang dipublikasikan di media perusahaan penyelenggara TV berbayar antara lain MNC Sky Vision, Telkom Vision, dan Indosat M2 Vision, mereka mempersoalkan diperolehnya hak siar eksklusif TV Astro. Setidaknya ada dua hal yang dipersoalkan dalam Pernyataan Bersama tersebut. Pertama, soal sinyalemen adanya upaya berkesinambungan dari pihak-pihak tertentu untuk menciptakan persaingan usaha yang tidak sehat. Atau setidak-tidaknya merusak equal level of playing field pada industri jasa penyelenggaraan TV berbayar di Indonesia dengan ESPN Star Sport, sebagai pemegang hak siar EPL di Indonesia secara tidak transparan. Kedua, belum memadainya kemampuan pemegang hak eksklusif secara teknik untuk melakukan penyiaran yang menjangkau seluruh wilayah Indonesia. Terutama bagian Indonesia Timur yang juga dipersoalkan karena hilangnya akses terhadap EPL tentu berdampak kurang baik bagi dunia persepakbolaan nasional. Tentu saja kekecewaan perusahaan penyelenggara TV berbayar ini sepenuhnya bisa dipahami. Upaya perusahaan penyelenggara TV berbayar untuk menuntut keadilan perlu mendapat dukungan. Oleh sebab itu, sebaiknya pemerintah --dalam hal ini Menteri Komunikasi dan Informasi serta Menteri Pemuda dan Olahraga, segera turun tangan mencari solusi terbaik mengenai masalah hak siar eksklusif TV ini. KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia) dan KPPU (Komisi Pengawas Persaingan Usaha) juga tidak tinggal diam agar persoalannya menjadi semakin lebih jelas dan jernih. Mudah-mudahan pada musim bola berikutnya kita bisa menonton bola secara gratis melalui TV swasta. Semoga. Ahmad Fauzi Pondok Gede Bekasi *****@****.*** (msh/msh)