Cari keluhan surat terbuka resmi dan curhat terbaru sebagai sarana komunikasi dari seluruh konsumen untuk produk terkenal di Indonesia.
Hubungi Kami
Silahkan hubungi kami jika ada pertanyaan dan menjadi partner
Jakarta, Indonesia
Jika ada yang merasa tidak sesuai / sebaiknya dihapus, tolong sertakan link yang anda maksud pada halaman ini dan memastikan sumber dari surat pembaca sudah ditutup / masalah terselesaikan / dihapus. Akan diproses 1 s/d 7 hari.
Jakarta - Saya sebagai warga yang ber-KTP Depok cukup kagum dengan pembangunan Kota Depok walaupun tidak diimbangi dengan tata kota yang baik. Pada saat awal saya kuliah di tahun 1992, Jl. Margonda, Jl. Tole Iskandar, Jl. Raya Citayam, Jl. Dewi Sartika sangat memprihatinkan. Pada saat itu Depok dipimpin oleh Drs. H. Sofyan Safari Hamim (1992-1996) di mana pembangunan kota mulai menggeliat. Diteruskan oleh Drs. H. Badrul Kamal (1997-2005) di mana pembangunaan kota mulai makin hebat. Sampai-sampai mal-mal bertebaran, investor properti/perumahan berkembang pesat, pemekaran-pemekaran wilayah, dan yang paling saya rasakan adalah jalan-jalan makin besar/mulus walaupun macet dan jumlah angkot tak terkontrol (02, 05, 06). Awal tahun 2003 saya menetap di daerah Kel. Pd. Jaya, Kec. Pancoran Mas. Di awal saya menetap, daerah tersebut dan Jl. Raya Citayam cukup memprihatinkan. Namun, sejalan dengan waktu, ada perhatian dari jajaran Pemerintah Kota (Pemkot) Depok sehingga daerah dan jalan tersebut berangsur pulih dan mulus. Berarti ada tindakan yang jelas dari jajaran Pemkot Depok. Dalam keseharian, untuk menghindari macet, saya juga melalui Jl. Raya Tanah Baru, Jl. Kahfi I/II menuju Jakarta. Yang sangat menyedihkan adalah kondisi sepanjang Jl. Raya Tanah Baru sampai menjelang perempatan Tugu tersebut rusak berat dan ada yang longsor. Sekitar tahun 2004-2005 saya senang, karena ada perhatian dan jalan mulai diperbaiki. Dimulai dari ujung selatan Jl. Raya Tanah Baru (pertigaan sawangan). Awal Tahun 2005, saya perhatikan perbaikan jalan tersebut mulai tersendat dan perbaikannya pun sepotong-sepotong. Namun, hal tersebut saya anggap karena Pemkot Depok sedang sibuk menyiapkan Pilkada Depok 2005. Perbaikan nanti akan diteruskan setelah Pilkada Depok selesai, siapa pun yang akan menjadi pimpinan/Walikota Depok. Pertengahan tahun 2007, saya pindah dan menetap di daerah Tanah Baru. Di mana jajaran Pemkot Depok sudah dipimpin oleh Dr. Ir. H. Nur Mahmudi Ismail, Msc. (2005-2010 yang dilantik pada tanggal 26 Januari 2006). Terus terang saya kecewa dengan Pak Walikota/Pemkot Depok dan jajarannya. Perbaikan jalan tersebut benar-benar terhenti. Apakah program kerja pimpinan sebelumnya direvisi atau tidak diteruskan? Padahal dari pimpinan yang sebelumnya ada tindakan yang nyata dalam penataan Kota Depok. Pajak-pajak ataupun restribusi dibayar, namun apa yang diterima? Kondisi jalan dalam era pimpinan sekarang tidak ada perhatian! Sampai detik ini, jalanan tetap saja rusak berat, longsor dan penerangan jalan sangat kurang sekali. Tolong. Jangan cuma memberikan janji-janji pada saat ingin dipilih jadi pimpinan. Begitu jadi pimpinan lupa. Saya tahu dan mengerti pekerjaan Walikota/pimpinan dan jajaran Pemkot Depok banyak. Ingat! Anda dapat duduk di kursi Anda, karena Anda dianggap (merasa?) cerdas, layak dan mampu menyelesaikan tugas itu semua. Ingat juga! Ini adalah fasilitas umum untuk kepentingan bersama Warga Depok. Tolong Bapak yang terhormat, instruksikan ke dinas terkait untuk segera jalan Raya Tanah Baru diperbaiki. Hendra Yusdimar, S.Kom Warga Tanah Baru, Depok 0812-9090884(msh/msh)
Cari keluhan surat terbuka resmi dan curhat terbaru sebagai sarana komunikasi dari seluruh konsumen untuk produk terkenal di Indonesia.
Hubungi Kami
Silahkan hubungi kami jika ada pertanyaan dan menjadi partner
Jakarta, Indonesia
Jika ada yang merasa tidak sesuai / sebaiknya dihapus, tolong sertakan link yang anda maksud pada halaman ini dan memastikan sumber dari surat pembaca sudah ditutup / masalah terselesaikan / dihapus. Akan diproses 1 s/d 7 hari.