Tanggal 20 Desember 2011, saya dan tiga orang teman akan kembali ke Jakarta dengan menggunakan Garuda 413 pukul 18.15. Setelah cek in, kami bertiga menuju gate. Sebelum masuk ke gate, kami membayar airport tax di counter paling ujung kanan. Penjaganya laki-laki.
Sesudah itu kami diperiksa kembali dengan menunjukkan boarding pass kami dan petugas menyobek bukti kami sudah membayar airport tax (airport tax yang diberikan ke kami bukti yang satu ditempel di balik boarding pas, sisi yang lain dibiarkan tidak ditempel untuk disobek petugas di gate). Singkat cerita, kami bertiga masuk ke dalam ruang tunggu.
Tapi kemudian karena kartu gff saya tertinggal, saya keluar lagi untuk mengambilnya, dan kedua teman saya juga menitipkan kartu gffnya untuk dimasukkan mileagenya. Ketika saya kembali untuk memasuki gate, dan memberi tunjuk boarding pass, ternyata salah satu teman saya, tidak ada bukti pembayaran airport tax dibalik boarding passnya.
Karena itu saya diminta untuk membayar lagi. Karena saya bilang, saya sudah bayar, petugas menanyakan dimana saya membayar dan saya bilang diujung kanan, maka saya diminta pergi kesana untuk membereskan. Pada saat itu, petugas laki-laki yang diujung kanan dimana saya membayar airport tax sebellumnya tidak ada di tempat.
Kemudian setelah dipanggil oleh supervisornya, dia datang. Saya keberatan untuk membayar lagi karena saya yakin sudah membayar untuk tiga orang dengan 2 lembar Rp 50 ribuan dan satu lembar Rp 20 ribuan yang sudah agak lecek. Dan buktinya kami bisa masuk ke ruang tunggu dengan melalui pemeriksaan. Tapi petugas tersebut ngotot kalau saya hanya bayar untuk 2 boarding pass dengan uang Rp 100 ribu dan dia kembalikan Rp 20 ribu.
Gantian saya yang bingung, saya bilang, kalau saya hanya bayar untuk 2 kenapa kami bertiga bisa masuk, bukankah untuk melalui pemeriksaan ulang harud ada buktinya 3 buah airport tax yang sisi lainnya dirobek ? Petugas itu menjawab, sudah biasa seperti itu, yang pegang boarding pass hanya satu orang yang lainnya ikutan masuk yang menurut saya ini menunjukkan bahwa prosedur dan keamanan di Bandara ngurah rai terutama di gate F tersebut tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Dan herannya orang itu terus ngotot kalau uangnya sudah pas. Padahal tidak ada bukti dia menghitung uang di depan saya. Dia hanya sepertinya melakukan sesuatu di balik biliknya (selama kurang lebih 1 menit) dan mengatakan kepada saya bahwa uangnya sudah pas. Demikian juga ketika supervisornya (yang hanya diam saja) membawa saya kembali menemui orang tersebut, orang tersebut tetap ngotot saya hanya bayar dua.
Pada saat itu saya juga minta agar petugas bisa mengecek rekaman CCTF, tapi petugas yang merupakan supervisornya itu bilang, bahwa disana tidak ada CCTV. Akhirnya saya hanya bilang sesuatu yang kayaknya sudah membuat orang tersebut marah..."sudah, pak. Biar Tuhan saja yang membalas"
kemudian orang tersebut bilang ke saya kalau Tuhan tidak bicara kepada manusia. Agama bilang begitu, katanya. Waktu saya tanya agama apa, dia diam saja. Mungkin buat pengelola bandara ngurah rai, masalahnya sudah selesai dengan saya membayar kembali.
Terus terang saya sangat malu, sebagai orang bali saya dizalimi oleh sesama orang bali di tanah leluhur sendiri. Apalagi ini bandara internasional. Cobalah pengelola bandara ngurah rai belajar untuk berdiri di sisinya pelanggan. Mungkin di mata pengelola bandara semua yang bisa sampai Bali dianggap punya uang lebih.
Tapi biarpun uangnya berlebih kalau cara mengeluarkan uangnya seperti itu, saya kira siapapun, pasti tidak akan terima. Karena tidak bedanya dengan preman yang memaksa orang ada di dalam kondisi tertentu sehingga mau tidak mau dia harus membayar untuk sesuatu yang dia tidak harus bayar (lagi).
Made Dharmajanti
Lembaga Eijkman, Jl. Diponegoro 69, Jakarta 10430
Jakarta
Baca Juga
SuratPembaca
Cari keluhan surat terbuka resmi dan curhat terbaru sebagai sarana komunikasi dari seluruh konsumen untuk produk terkenal di Indonesia.
Hubungi Kami
Silahkan hubungi kami jika ada pertanyaan dan menjadi partner
Jakarta, Indonesia
Jika ada yang merasa tidak sesuai / sebaiknya dihapus, tolong sertakan link yang anda maksud pada halaman ini dan memastikan sumber dari surat pembaca sudah ditutup / masalah terselesaikan / dihapus.
Akan diproses 1 s/d 7 hari.
Kirimkan Masukan
[email protected]
Senin - Jumat
09:00 - 17:00
Sosial