Pameran oleh Dyandra Promosindo tidak Bermutu Lagi

Ini adalah kesan yang saya dapatkan dari event Megabazar 2013 yang berlangsung di JCC, Senayan, Jakarta. Dibanding dengan masa lalu dimana pameran yang digelar oleh Dyandra dapat memberi banyak informasi baru dan perkembangan teknologi terkini. Sekarang hanya dipenuhi oleh aktifitas jualan dengan harga diskon, mirip dengan lokalisasi toko gadget dan computer. Memang benar kali ini pameran megabazar ditujukan ‘jualan habis’ dan inilah isi total pameran. Hanya saja dibanding dengan FKI juga Indocomtech yang diorganisir oleh Dyandra, semua tidak ada bedanya. Bagi pengunjung yang berburu harga khusus 3 event ini boleh dijadikan tempat acuan.

Sedang untuk pengunjung yang ingin mengumpulkan informasi, mencoba gadget terbaru, bersiaplah kecewa. Untuk ‘menembus’ barisan staff sales pada tiap booth, bukan masalah mudah. Tempat sempit juga dipenuhi peminat (baca: calon pembeli) adalah hal jamak. Jika berhasil mendekat, bersiaplah direcoki urusan promosi dari sales yang mengejar komisi. Kalau ingin bertanya detil, sales akan segera memberi brosur dan detil harga promosi beserta iming-iming bonus.

Jelas tidak ada salahnya; ingin merasakan user experience, lupakan saja. Ini tentu sangat mengecewakan karena sekarang banyak gadget computer dengan layar sentuh. Pengguna harus berinteraksi dengan dekat dan menyentuh produk. Jika hanya berhasil mendapat brosur dan keterangan staff sales, ini tidak ada bedanya dengan membeli secara online via website. Area pameran mirip dengan pasar sempit, jangan coba merasa nyaman lalu membawa stroller anak karena ingin mengajak sikecil menikmati pameran.

Karena bagi yang berjalan normal dengan kaki duapun, harus siap antri perlahan tanpa kuasa untuk melawan arus dan berhenti dibooth yang bukan tujuan awal. Soal kamar kecil, hal kecil yang juga merepotkan. Biasanya kamar kecil akan riuh dengan aktifitas gladi kotor para pengisi acara yang selesai berganti kostum; cocok juga dengan kotornya kondisi toilet pengunjung. Tapi, ada sedikit ‘hiburan’ selagi memenuhi panggilan alam. Untuk bagian luar, parkir mobil tetap jadi mimpi buruk disiang bolong. Cuaca terik atau hujan membuat pengunjung harus berjalan jauh dan tidak nyaman karena parkir terbatas. Lebih dari itu, selain membayar karcis pada gerbang masuk secara resmi, setelah mendapat tempat kita harus ‘menyerah’ pada juru parkir non resmi dengan membayar diawal dan sewaktu hendak pulang. Ini sudah praktek tahunan dan tidak pernah ada perubahan. Terakhir, jika pada event terdahulu Dyandra menyediakan lahan parkir sepedah didekat pintu masuk utama.

Sekarang bagi penggowes, silahkan bergabung bersama pemotor atau roda empat. Dan berharaplah sepedah masih utuh ditempat awal diletakan. Yang jelas, semua ini tidak gratis! Dyandra mulai menetapkan karcis masuk kedalam pameran. Setelah mendapat pemasukan dari sewa booth, pengunjungpun harus ikutan memberi subsidi yang tidak jelas kegunaannya dibanding catatan fasilitas yang ada. Tidaklah heran jika banyak principal enggan berpameran ditempat ‘lokalisasi’ ini.

Sepertinya untuk menampilkan produk baru berteknologi terkini, rasanya mirip dengan menggarami air laut. Pengunjung hanya fokus kepada harga special dan bonus menggunung. Terbukti berita mengenai pameranpun hanya akan diisi oleh harga jual super miring dari gadget atau computer. Saya menyesal telah berkunjung ke tempat yang salah, sangat berbeda dengan harapan yang sudah disebutkan. Saran saya, bagi yang ingin datang, bersiaplah dengan kenyataan jika pameran (oleh) Dyandra bukan lagi event bermutu yang perlu dikunjungi.

Reinhart NP
Cempaka Putih Barat
Jakarta Pusat