Cari keluhan surat terbuka resmi dan curhat terbaru sebagai sarana komunikasi dari seluruh konsumen untuk produk terkenal di Indonesia.
Hubungi Kami
Silahkan hubungi kami jika ada pertanyaan dan menjadi partner
Jakarta, Indonesia
Jika ada yang merasa tidak sesuai / sebaiknya dihapus, tolong sertakan link yang anda maksud pada halaman ini dan memastikan sumber dari surat pembaca sudah ditutup / masalah terselesaikan / dihapus. Akan diproses 1 s/d 7 hari.
Surat Pembaca untuk Suzuki (khususnya Suzuki Motor, dan Suzuki Finance)
Saya salah satu pecinta motor-motor suzuki, walaupun sebelum2nya saya lebih sering beli motor Suzuki second, tapi justru saat saya coba membeli motor suzuki baru, saya dikecewakan dua kali, berikut kronologi kasusnya:
Case pertama Suzuki Motor:
Bulan Juni 2014, saya beli alias nyicil motor Suzuki Satria FU150, awalnya aman-aman saja, tapi baru 300km kondisi motor mulai aneh, ada suara aneh di dalam mesin, saya coba komplain ke dealer tempat saya beli, mereka klaim keteng nya, saya tau memang penyakit satria keteng selalu berisik, musti di utak atik dulu, namun karena motor baru dan masih garansi, saya tidak berani utak-atik. OK lah keteng memang bunyi, tapi bukan itu yang saya permasalahkan, ada suara aneh yang keluar saat lagi jalan, gas dilepas, dan engine brake. Saya memang bukan montir, tapi saya juga sudah bertahun-tahun punya motor, saya tau mana suara keteng, mana suara klep, saya bisa bedain, tapi suara ini benar-benar beda.
Sekitar 2 minggu (tiap Sabtu) datang ke Beres/dealer tempat motor dibeli, masalah tidak solve, selalu klaim ketengnya lah, emang suzuki satria seperti itu lah, tidak ada alasan yang benar-benar bagus. Tidak puas, saya coba tanya di web Suzuki, disitu direspon baik, dan ditanya detail sampai no rangka, no pol dan STNK. Tapi tetap saja disuruh ngadu ke BERES, tidak tau gimana, mungkin BERES tempat beli tersebut kena teguran dari suzuki pusat, saya disuruh dateng, nginepin motor, senang sih akhirnya ada action yang jelas, tapi belum sampai disitu, setelah sehari motor nginep di dealer, tagihan hampir 3 juta (ganti blok mesin atas segala macam) walaupun tetap garansi alias tidak bayar, problem motor masih sama, ada suara tidak jelas saat engine brake. Ditambah BERES tersebut menjadi kurang suka sama saya, karena mengadu ke Suzuki pusat. Kebetulan saya punya contact BBM sales dealer tsb, kebetulan baca sampai-sampai status BBM sales dealernya menyebut nama saya, kalau saya bikin heboh aja, well.. tidak professional banget, ditambah sampai sekarang km16ribuan, kendala motor masih sama, walau "katanya" sudah ganti blok mesin atas sama jeroannya.
Sejak suasana orang-orang BERES tsb tidak mengenakan, sampai saat ini saya servis hanya di bengkel pinggiran, saya coba ganti noken as, klep,keteng, suara itu tetap ada. Memang dasarnya cacat pabrik. Lucunya, ada teman yang baru beli motor yang sama, justru dengan pemakaian yang kasar, tidak ditemukan kendala seperti itu. Sedangkan suara aneh tsb jadi ciri khas motor saya, ya cacat pabrik yang diperjual belikan, entah QC nya kurang teliti atau bagaimana.
case ini saya anggap close, karena suzuki pusat menyarankan saya untuk bawa motor ke suzuki sunter, saya tidak mau, karena jauh sama lokasi, ya saya anggap close, setidaknya sudah ada niatan baik dari suzuki pusat untuk respon, tidak seperti suzuki BERES tempat saya beli, walaupun saya belum tau kalau misal datang ke suzuki sunter masalah bisa solve, atau malah panjang lagi, tapi case saya anggap close.
Case kedua, Suzuki Finance:
Kemarin, 19 November 2015, saya dapat sms dari orang yang mengaku dari Suzuki Finance Indonesia, mengingatkan kalo bulan ini bulan terakhir cicilan, dan cicilan terakhir hanya bisa dibayar di SFI daerah masing-masing (wilayah saya Grand Mall Bekasi). Info dari team SFI tersebut untuk BPKB besok bisa diambil, sampai jam 4 sore.
Spoiler for ScreenShot SMS :
Hari ini 20 November 2015, saya berangkat dari kantor (wilayah Kuningan, Jakarta) ke Grand Mall Bekasi sekitar jam 14.30. Tiba di SFI Grand Mall jam 15.30. Begitu sampai, saya ngomong sama sekuriti kalau mau ambil BPKB, tapi ternyata sekuriti bilang untuk BPKB hanya sampai jam 3, waduh, sia-sia dong saya jauh-jauh, panas-panas.
Saya: "Pak, mau ambil BPKB"
Sekuriti: "Ok ditunggu ya pak"
Saya: "OK"
Sekuriti: "Wah iya pak untuk ambil BPKB cuma sampe jam 3"
Saya: "Loh gimana? Saya dikasih tau sampe jam 4"
Sekuriti: "Kata siapa? kalo kantornya iya sampe jam 4"
Saya: "Ini, saya dapet sms dari orang SFI"
Sekuriti: "Salesnya mungkin pak"
Saya: "Mana kenal saya sama salesnya, gak pernah kontak-kontakan, ini dia yang ngomong kalo dia orang SFI, dia bilang kalo pengambilan bpkb sampe jam 4 "(sambil nunjukin sms nya ke sekuriti)
Sekuriti: "Nggak mas, kalo pembayaran cicilan sampe jam 4, kalo bpkb cuma jam 3"
Saya: "lah ini ada buktinya"
Sekuriti: "iya itu siapa?" (mulai nyolot, tapi masih rada sopan, tapi nada nya gak enak, mulai dari sini ngomong juga gak ngeliat ke saya)
Saya: "lah mana saya tau siapa, yang jelas dia orang SFI, orang dia ngingetin saya bulan ini terakhir, dan disuruh kesini, terus gimana dong kalo kaya gini?"
Sekuriti: "ya gak bisa mas"
Saya: "Masa gak bisa sih? kalo gak bisa kenapa saya dikasih tau jam segini? Saya jarang-jarang ada waktu"
Sekuriti: "Sama mas kita disini juga kerja, jam-jam nya jelas" (dengan nada gak enak, seolah2 menekankan "emang loe doang yg sibuk")
(dalem hati: Iya situ enak kerja duduk diem aja disini, gue jauh2, panas2an dateng kesini gak loe hargain, ngomong apa kek yg logis, bpkb di brankas, orang nya udah pulang, atau apa kek.. iya jam2 loe jelas, gue juga sama, kerja jam gue jelas, hargain waktu gue dah jauh-jauh dateng kesini.. gak professional bgt)
Saya: "Yaudah, makasih.."
OK lah jam nya jelas, hargain saya lah udah jauh-jauh, panas-panasan tapi sia-sia, saya ngerasa dikerjain kalau seperti ini.
OK kalau memang tetap tidak bisa, tapi sopan lah sama customer, saya juga kerja, saya juga punya customer, saya gak pernah memperkeruh suasana dengan nada bicara yang gak enak,
Itu sekuriti kalo gak bisa ngurusin customer, mending jadi tukang jagain motor aja, ngurusin motor parkir.
Saya pulang dan sms orang yang menginfokan cicilan saya tsb, karena saya telpon tidak diangkat2. Dia minta maaf sudah salah kasih informasi, setidaknya bicaranya sopan.
Pesan buat Suzuki Motor
Tingkatkan kualitas BERES, banyak mekanik2 yang sok tahu (seolah-olah mereka lebih mengerti motor dibanding konsumen, dan konsumen dibohongi alias selalu ngeles, mungkin mereka pikir semua konsumen tidak mengerti motor)
Pesan buat Suzuki Finance:
Kalau perlu ada sistem yang mengingatkan cicilan terakhir untuk seorang customer, by system, jangan by person, untuk menghindari kesalahan seperti ini.
Satu lagi biar sekuriti, tapi tolong diperhatikan, kalau perlu suruh belajar sama sekuriti bank, biar mengerti yang namanya sopan menghadapi customer.
Tolong untuk Suzuki Motor dan Suzuki Finance, mungkin kedua hal tersebut bisa jadi pelajaran kedepannya, memang saya beli motor tidak seberapa bagi kalian, hanya belasan juta, tapi jujur saja, mungkin ini salah satu alasan konsumen2 pada lari ke brand lain, mungkin mereka ada mengalami hal yang sama.
Mungkin pelajaran buat semua brand juga deh, hal-hal kaya gini. Logikanya jadi mending beli motor second, 1. tidak ribet administrasi leasing, 2. Kalau motor ada kerusakan, ya wajar, motor second, kalo motor baru rusak, kan aneh.
Cari keluhan surat terbuka resmi dan curhat terbaru sebagai sarana komunikasi dari seluruh konsumen untuk produk terkenal di Indonesia.
Hubungi Kami
Silahkan hubungi kami jika ada pertanyaan dan menjadi partner
Jakarta, Indonesia
Jika ada yang merasa tidak sesuai / sebaiknya dihapus, tolong sertakan link yang anda maksud pada halaman ini dan memastikan sumber dari surat pembaca sudah ditutup / masalah terselesaikan / dihapus. Akan diproses 1 s/d 7 hari.