Kecewa Rasanya Dengan Bank Permata

Saya saat ini masih menjadi nasabah Bank Permata, yang sebelumnya merupakan karyawan dari bank tersebut selama hampir 4 tahun. Efektif saya tidak bergabung sejak 1 Februari 2016.

Saya ingin menyampaikan beberapa hal tentang kekecewaan saya kepada Bank Permata mengenai kartu kredit :

1. Kartu kredit saya ditutup paksa oleh Bank Permata tanpa ada pemberitahuan kepada saya, pada saat akan digunakan tiba-tiba semua kartu kredit Permata saya di-decline oleh merchant, pemakaian dilakukan pada tanggal 16 Februari 2016.
Saat menjadi karyawan, saya mendapatkan 2 kartu sebagai fasilitas karyawan. Pada saat akan mengajukan resign, pihak HR menanyakan apakah kartu kreditnya masih mau digunakan? Bila iya, status kartu akan dirubah menjadi reguler. Tetapi saya tidak mendapat konfirmasi apapun mengenai status kartu saya, sampai pada akhirnya kartu saya ditolak oleh merchant.

2. Saat kartu saya tidak dapat digunakan, saya menghubungi pihak call center kartu kredit Permata (masih di tanggal 16 Februari 2016) untuk menanyakan status kartu saya. Dari pihak call center mengatakan bahwa status kartu saya masih “aktif”.
Lalu saya tanya lebih lanjut kenapa tidak dapat digunakan, pihak call center meminta saya untuk melihat billing tagihan, setiap pertanyaan yang saya ajukan selalu dijawab dengan “silahkan lihat billing tagihan”. Seingat saya, call center merupakan pusat informasi nasabah, tetapi saya tidak mendapatkan hal tersebut di call center.

3. Karena saya tidak mendapat kepastian mengenai kartu kredit saya, akhirnya saya mencari informasi untuk menghubungi HR Employee Exit Services pada tanggal 19 Februari 2016. Dan dari HR tersebutlah saya dibantu untuk diteruskan ke unit terkait mengenai status kartu saya.

Status kartu saya sudah “dinonaktifkan” karena saya bukan lagi menjadi karyawan Bank Permata dan saya diminta untuk membayar pembatalan pengajuan cicilan sebesar Rp 200.000/pengajuan. Dan saya ternyata ada 2 pengajuan cicilan sehingga dikenakan biaya total Rp 400.000.

Saya mengajukan cicilan karena saat kartu masih aktif, dan langsung mendapat SMS dari Bank Permata mengenai informasi cicilan. Karena saat itu saya berfikiran masih akan terus menggunakan kartu kredit Bank Permata dan penggunaannya cukup mudah, akhirnya saya membalas SMS tersebut dan mengajukan cicilan.

Tetapi setelah itu, tidak pernah ada SMS konfirmasi bahwa pengajuan cicilan saya berhasil diajukan. Sampai akhirnya saya mendapat e-billing tagihan pada tanggal 10 Maret 2016 bahwa saya dikenakan fee atas pembatalan pengajuan cicilan.

Terus terang saya merasa sangat kaget dan sangat kecewa atas perilaku pihak Bank Permata terhadap saya. Setelah saya tidak mendapat konfirmasi dan informasi apapun, saya diminta untuk membayar fee tersebut atas pembatalan cicilan yang saya saja tidak mengetahui bahwa pengajuannya berhasil, dan pada akhirnya tidak mungkin saya mengajukan pembatalan.

Dengan kata lain, pihak Bank Permata lah yang melakukan pembatalan dan saya yang diminta untuk membayar fee pembatalan tersebut. Luar biasa. Selama ini saya berusaha membina hubungan baik dengan Bank Permata, bahkan pada saat posisi karyawanpun saya tidak pernah membuat masalah dengan pihak perusahaan, sehingga saya masih ingin melanjutkan hubungan dengan menjadi nasabah Bank Permata.

Melihat kondisi tersebut, saya menjadi berfikir ulang untuk menjalin hubungan menjadi nasabah, bahkan saya tidak bisa memberikan referensi yang baik tentang bank tersebut kepada orang lain.

Sangat disayangkan sebenarnya melihat produk dan e-channel Permata sudah cukup baik, tetapi pelayanan yang diberikan belum sesuai dengan apa yang diharapkan sebagai seorang mantan karyawan dan nasabah.