BRI
Home > Finansial > Perbankan & Kredit > Bank BRI Majalaya

Bank BRI Majalaya


1092 dilihat

Sebulan yang lalu saya datang ke BRI Majalaya untuk melunasi hutang alm. Ayah saya dan sekaligus pengambilan sertifikat. Saya datang sekitar jam 2 siang saat itu memang mengantri, kami dipanggil masuk ke sebuah ruangan namun tak lama entah apa yang mereka bicarakan kami malah disuruh keluar dengan alasan diruangan tersebut tidak ada AC (padahal saya jelas-jelas melihat ada AC) tanpa banyak tanya kami keluar dari ruangan tersebut.

Setelah berjam-jam kami tidak juga dipanggil kalau dibilang ngantri kenapa orang yang datang belakangan diberikan pelayanan lebih dulu?! Kami duduk di kursi tunggu bahkan sampai Bank tersebut tutup masih tidak ada panggilan, namun karyawan bank tersebut malah menginformasikan melalui SMS kepada Paman tiri saya bahwa sertifikat sudah bisa diambil sedikit aneh padahal saya duduk dekat pintu ruangan tersebut.

Tak banyak tanya kami pun masuk, kami disuruh tanda tangan untuk pengambilan sertifikat tanpa ditanya namanya siapa, bahkan menyerahkan KTP pun tidak dilihat sama sekali langsung saja diphoto copy. Apakah memang prosedurnya semacam itu?

Sangat disayangkan disebuah Bank negeri apalagi katanya itu Bank Pusat sebandung selatan namun pelayanannya sangat tidak memuaskan dan tidak teliti sehingga membuat saya yang seorang awam merasa sangat ragu. Selesai pengambilan sertifikat kami diberinya surat permohonan roya, disana tertera pelunasan sebesar 55 jt dengan keringanan bla...bla...bla....

Disini saya mulai bertanya datang lah pak firman dan memberikan penjelasan kurang lebih seperti ini percakapannya : Saya : “Mengapa disurat ini hanya tertera 55jt sementara pihak kami membayar 60 jt, lalu 5jt nya kemana?” Staf Bank : “kalo mau tau ya sebenarnya ini tuh pidana ya, karena ahli waris menjual anggunan kepada pihak ketiga” Saya : “Lah memangnya siapa yang menjual anggunan?” Staf Bank : “Ibu (kakak saya) Saya : “kata siapa” Staf Bank : “kata Pak Yeyen” Saya : “lalu mana buktinya” Staf Bank : “kan kata Pak Yeyen)” Saya : “Yang menjual bukan kakak saya tapi Pak tiiiiit (sensor) ” Staf Bank : “terus kalau tau kenapa diam aja”

Sepulang dari bank saya bertanya kepada Bapak Yeyen. Namun ia tidak membenarkan ucapan pak firman (staf BRI) tersebut bahkan saya rekam percakapan tersebut melalui handphone.

Sebaiknya pihak bank tidak memberikan informasi yang belum diselidiki kebenarnya dan jika menjawab pertanyaan nasabah baiknya dijawab dengan pertanyaan yang relevan tidak ngalor ngidul dan tidak memfitnah atau menuduh seseorang tanpa adanya bukti yang kuat.

Jika memang ada administrasi tambahan baiknya pihak bank menjelaskan dan memberikan rincian agar bisa dimengerti.



Source : kompas


Baca Juga





SuratPembaca

Cari keluhan surat terbuka resmi dan curhat terbaru sebagai sarana komunikasi dari seluruh konsumen untuk produk terkenal di Indonesia.

Hubungi Kami

Silahkan hubungi kami jika ada pertanyaan dan menjadi partner
Jakarta, Indonesia

Jika ada yang merasa tidak sesuai / sebaiknya dihapus, tolong sertakan link yang anda maksud pada halaman ini dan memastikan sumber dari surat pembaca sudah ditutup / masalah terselesaikan / dihapus.
Akan diproses 1 s/d 7 hari.

Kirimkan Masukan

[email protected]
Senin - Jumat
09:00 - 17:00

Sosial