BANK PERMATA
Home > Finansial > Perbankan & Kredit > Kecewa KPR Bank Permata

Kecewa KPR Bank Permata


9111 dilihat

Karena sedang membutuh uang tunai untuk kebutuhan renovasi rumah saya yang lainnya, akhirnya saya pun memutuskan untuk melakukan pemindahan (take over) Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) saya dari bank OCBC NISP ke bank Permata Cibubur. Nah, benefit yang saya harapkan dari proses take over KPR ini adalah saya akan mendapatkan dana lebih (cashback), yang nantinya bisa saya gunakan untuk biaya renovasi rumah saya yang lain. Dalam prosesnya tidak ada masalah, meski pun biaya take over KPR-nya sungguh mahal bagi saya.

Ada biaya provisi, biaya administrasi, biaya apprasial, biaya notaris, biaya APHT, biaya asuransi kesehatan debitur dan biaya asuransi kebakaran yang berkisar 5 persen dari nilai plafon yang disetujui atau sekitar Rp 30 juta rupiah, dan saya pun setuju dengan angka itu. Selain itu, karena butuh uang (BU) saya pun harus menanggung penalti pelunasan dipercepat sebesar 3 % dari bank asal yaitu sekitar Rp. 25 juta. Total biaya yang harus saya keluarkan kurang lebih sekitar Rp 55 juta. Sementara, saya hanya mendapatkan dana lebih (cashback) sebesar Rp 129 juta saja. Itu artinya, untuk mendapatkan uang Rp 129 juta saya harus mengeluarkan uang sebesar Rp 55 juta rupiah.

Meski pun, nantinya angkanya membengkak menjadi Rp 35 juta, dan saya hanya mendapatkan Rp 125 juta. Ampuuuun... Tapi sekali lagi, karena saya membutuhkan uang, akhirnya saya pun menyetujuinya. Nah, persoalan mulai memanas pada hari H minus 1 dari hari akad kredit. Karena tiba-tiba, marketing bank berinisial Albar mengatakan kepada saya bahwa ada biaya tambahan sebesar Rp 6 juta lagi dari notaris. Karena merasa dibohongi, saya pun mencak-mencak. Kenapa tidak diberitahu di awal proses sehingga saya bisa mengambil keputusan untuk mencari bank lain saja. Akhirnya, dengan berat hati dan perasaan jengkel saya pun menerima kesepakatan sepihak itu, karena dijanjikan akan diberi diskon Rp 1 juta. Dan proses take over KPR terus dilanjutkan. Nah, besok paginya saat akad kredit akan dimulai, Albar sebagai marketing KPR mengatakan bahwa diskon tidak berlaku lagi.

Dengan kecewa saya pun protes keras. Dan marketing bank permata hanya bisa diam dan do nothing. Lagi-lagi, karena kesalahan mereka saya pun akhirnya harus menerima keputusan yang berat itu. Tapi perjuangan saya belum selesai sampai di situ! Saya yang telah dijanjikan bahwa saat proses akad take over selesai, maka pada hari yang sama dana akan saya terima di rekening saya di bank Permata. AKhirnya, 5 jam saya menunggu hingga bank itu tutup sendiri, tapi dana belum masuk-masuk juga ke rekening saya. Setelah saya cek ke teller, dananya sudah masuk tapi ditahan (hold). Karena pada hari itu saya harus membayar biaya tukang, dan bahan bangunan. Saya pun harus mengurut dada karena dananya tidak bisa saya cairkan hari itu juga.

Protes saya akhirnya dibalas dengan sebuah pesan, bahwa proses harus diulangi kembali, karena dana yang dikirimkan ke bank asal salah nomor rekening, alamak. Padahal saya sudah harus menyelesaikan banyak pengeluaran pada hari itu juga. Saya mungkin menduga, bahwa dana sebesar Rp 1 milyar itu sengaja diendapkan oleh marketing bank untuk diambil bungannya. Atau something lah... Dengan perasaan galau dan stres, saya akhirnya menuruti permintaan dari kepala cabang bank permata cibubur bernama bapak Richard Sinaga, yang mengatakan bahwa besok pagi-pagi sekitar pukul 07.30 WIB proses akad akan diulangi kembali. Karena ada kesalahan transfer ke nomor rekening bank asal. Saya pun menuruti permintaan itu, dengan harapan dana saya bisa segera cair. Anehnya lagi, saya harus menanggung biaya denda bunga sehari atas kesalahan yang dilakukan pihak bank karena kesalahan mengirimkan nomor rekening untuk transfer dana tadi. Akhirnya, saya pun menuruti lagi permintaan sang kepala cabang sialan itu.

Nah, setelah selesai proses akad kredit kembali, saya dijanjikan pagi itu sekitar pukul 09.00 WIB dana sudah bisa saya terima. Saya tunggu, akhirnya molor lagi hingga dijanjikan pada pukul 11.00 siang baru bisa dicairkan. Sementara saya harus me-reskedul kembali ludah janji yang sudah saya semprotkan dengan orang-orang kecil yang berharap pembayaran dari saya. Jam 11.00 WIB pun lewat, akhirnya saya diminta bersabar hingga pukul 13.00 WIB. Konon katanya, alasannya adalah pegawai bank permata belum masuk kantor karena ada pilkada Jakarta. Ya Allah, apa salahku hingga harus menanggung janji pelsu dari marketing tidak profesional dan kepala cabang yang bermulut manis itu.

Tidak hanya penantian yang menjengkelkan, uang saya pun telah dihisap dengan menaikkan biayanya dengan semena-mena, ditambah lagi oleh perasaan emosi saya yang melelahkan menahan ulah para penipu-penipu ini. Kalau begini caranya bank Permata mendidik sumberdaya-sumberdaya manusianya, maka cukup saya lah yang menjadi korbannya. Jangan sampai Anda pun menjadi korban berikutnya karena ketidakprofesional bank Permata melayani nasabahnya. Jangan pernah ambil KPR atau apapun di Bank Permata. Saya seudah tertipu. Semoga kompas.com, bisa menerbitkan keluhan saya ini. Karena saya tidak ada lagi tempat mengadu. Saya sudah mengadu ke Allah SWT agar mereka dikembalikan ke jalan yang benar.

Wassalam,

beni sinaga
perumahan rancho indah, blok M no. 7 tanjung barat
jakarta selatan




Source : kompas


Baca Juga





SuratPembaca

Cari keluhan surat terbuka resmi dan curhat terbaru sebagai sarana komunikasi dari seluruh konsumen untuk produk terkenal di Indonesia.

Hubungi Kami

Silahkan hubungi kami jika ada pertanyaan dan menjadi partner
Jakarta, Indonesia

Jika ada yang merasa tidak sesuai / sebaiknya dihapus, tolong sertakan link yang anda maksud pada halaman ini dan memastikan sumber dari surat pembaca sudah ditutup / masalah terselesaikan / dihapus.
Akan diproses 1 s/d 7 hari.

Kirimkan Masukan

letstalk@suratpembaca.com
Senin - Jumat
09:00 - 17:00

Sosial

suratpembaca apps