Busway Koridor VIII Ternyata Hanya Sampai Grogol/Tomang

Jakarta - Selasa, 3 Maret 2009 sekitar pk 19.00 WIB saya naik Busway koridor VIII dengan tujuan Harmoni. Sekitar 20 menit saya sudah sampai di shelter depan kampus Trisakti. Tiba-tiba semua penumpang diharuskan turun karena menurut petugas yang ada Busway tersebut akan segera kembali ke Lebak Bulus.

Hal ini sebenarnya sudah sering terjadi di koridor-koridor lainnya yang mana hal ini mengingatkan kita dengan kelakuan bus-bus umum lainnya yang bisa dengan seenaknya melakukan hal tersebut. Saya pikir dengan Busway kita takkan menemukan hal-hal semacam itu lagi.

Lalu saya dan beberapa penumpang lainnya menunggu Busway selanjutnya yang akan menuju Harmoni di Koridor VIII. Sampai 2 unit Busway lewat di shelter tersebut semua mengatakan kalau mereka hanya sampai di Grogol/ Tomang. Lalu saya tanyakan pada petugas yang ada. Mereka menyatakan memang hanya sampai Grogol/ Tomang.

Saya katakan kepada mereka bahwa Pemerintah DKI meresmikan Busway Koridor VIII dengan Trayek Lebak Bulus - Harmoni - Lebak Bulus. Para petugas yang ada hanya senyum dan ini membuat saya agak-agak emosi. Sampai akhirnya seorang petugas dari luar shelter yang merupakan Supervisor atau Koordinator Lapangan (korlap) dengan emosi mengatakan ke saya bahwa sementara memang cuma sampai Grogol/ Tomang.

Lalu, saya tanya apakah ada pengumuman bahwa Koridor VIII 'sementara' ini hanya sampai Grogol/ Tomang? Si petugas korlap tersebut menjadi tambah emosi dengan pertanyaan saya. Dia bilang untuk melapor ke pihak Busway melalui nomor telepon pengaduan. Buat saya ini adalah pembohongan publik yang dilakukan pihak Busway atau Pemda DKI karena saat Pemda DKI mengumumkan mulai beroperasinya Koridor VIII tidak pernah menyatakan 'sementara' hanya sampai Grogol/ Tomang. Lucunya lagi di shelter dan beberapa Busway yang ada saat itu tidak ada nomor telepon pengaduan tersebut ditempel.

Saya juga jadi tambah emosi dan mengatakan ke si petugas tersebut kalau Busway korupsi. Korupsi trayek yang efeknya adalah jadi korupsi biaya gas. Saya katakan ke si petugas korlap tersebut bahwa hal ini bisa jadi berita bagus. Saya perkenalkan diri saya bahwa saya bekerja di media televisi, media
pemberitaan. Si petugas malah nantang bahwa mereka dilindungi para anggota DPR. Pernyataan si korlap membuat saya tertawa.

Sesampainya di rumah saya mencari tahu melalui 108 untuk nomor telepon pengaduan Busway. Saya langsung menelepon (7228727) dan yang menerima telepon tersebut bernama Himawan. Sayangnya memang saya tidak sempat mencari tahu nama petugas korlap tersebut. Tetapi, kepada Sdr Himawan saya katakan kalau salah satu petugas yang menyaksikan kejadian tersebut dengan seragam seperti satpol PP bernama Edi Irawan atau Adi Irawan.

Ironisnya lagi diakui Sdr Himawan bahwa memang benar banyak petugas Busway yang di lapangan bertindak agak semena-mena kepada penumpang. Masih menurut Himawan transjakarta memang sedang mencari tahu kebenaran hal-hal semacam ini. Itu artinya memang banyak yang mengalami dan banyak laporan yang buruk tentang kondisi Busway di lapangan.

Buat saya, para petugas Busway yang di lapangan memang sangat-sangat sombong. Mungkin karena mereka tahu kalau Busway saat ini menjadi primadona angkutan umum di jakarta. Bahkan, ada beberapa busway yang tidak mau berhenti di shelter yang seharusnya mereka berhenti. Dan, saya perhatikan beberapa unit busway yang terdahulu terlihat sudah mulai rusak. Beberapa komponennya seperti besi atau pegangan untuk penumpang berdiri. Beberapa pintunya sudah macet saat buka dan tutup.

Indra Jaya
Sunter Jaya 4A/33 RT 004/03
Sunter Jaya Jakarta
*****@****.***
081510917989

(msh/msh)