Saya pengguna setia KRL Jabotabek, karena saya tinggal diBogor dan bekerja di Jakarta, setiap pagi biasanya naik Pakuan dan pulangnya bisa menggunakan Eko AC atau Pakuan. Ini kejadian kesekian kali: Selasa malam 15 Juni 2010 pkl 19:30 saya naik Eko AC jurusan Bogor dari St Juanda kearah St Kota dulu. Ternyata sampai di St Kota dinyatakan batal berangkat karena ada kerusakan.
Melalui pengeras suara petugas mengarahkan penumpang utk menggunakan Eko AC berikutnya yang notabene lebih malam ( jam 21:30 tiba diBogor jam 23:00 ) harusnya kalau jam 20:00 berangkat tiba diBogor 21:30 ).
Kenapa PJKA tak berpikir bahwa kita adalah konsumen yang dari uang pembelian karcis menghidupi mereka dan apakah PJKA tak berpikir bahwa kita rugi waktu karena besok pagi harus berangkat kerja lagi. Karena tidak bisa tukar karcis ( beli di St Juanda tdk bisa tukar diSt Kota), penumpang yang lain ada yang pindah ke Eko biasa ( dengan tarif lebih rendah: Rp 2000,-, Eko AC: Rp 5.500,-).
Saya dan banyak penumpang lain yang tidak mau ke Ekonomi biasa ( Rugi ongkos ), akhirnya pindah ke Pakuan Express yang baru masuk St Kota agar tiba di Bogor tak terlalu malam ( sampai di Bogor jam 22:00, harusnya dengan Eko AC jam 20:00 sudah tiba di Bogor jam 21:30, penumpang rugi 30 menit ).
Didalam Pakuan Ekspress, kita diminta Kondektur membayar selisih tarif Eko AC dg Pakuan Ekspress: Rp 5500,- ( Pakuan Express: Rp 11.000 ) saya dan banyak penumpang lain bersikeras dan menolak membayar, karena bukan salah penumpang atau konsumen. Tapi salah PJKA krn kereta Eko ACnya rusak, hal lain juga kalau kita bayar pasti hanya masuk kantong pribadi kondektur.
Sebagai penumpang dan Konsumen, yang saya sayangkan: mengapa PJKA tak peka akan hal ini? Seenaknya saja membatalkan jadwal keberangkatan tanpa memikirkan kompensasi ( penggantian kereta dengan wwaktu tiba yang tak jauh beda ) dan kerugian waktu penumpang? Mengapa juga PJKA lebih mengutamakan renovasi stasiun agar tampak cantik, tapi modal transportasinya dan pelayanannya sendiri seperti itu>
Masalah yang sering terjadi: kerusakan kereta, gangguan sinyal, kereta AC penuh sesak seperti kereta Eko biasa, pembatalan sepihak dan sebagainya. Harusnya layaknya di penerbangan yang mengatur aturan kompensasi bagi penumpang untuk pembatalan atau delay waktu tertentu oleh maskapai, Dishub juga mengatur hal yang sama untuk KRL-PJKA.
Tolong dong manajemen PJKA ikut sidak di jam sibuk: berangkat kerja-pulang kerja (Bogor-Jakarta atau Jakarta-Bogor)! Jangan hanya sibuk memikirkan proyek mempercantik stasiun! Terima kasih.
Hendro Saksomo
Bogor Raya Permai FK II/6
Bogor
Baca Juga
SuratPembaca
Cari keluhan surat terbuka resmi dan curhat terbaru sebagai sarana komunikasi dari seluruh konsumen untuk produk terkenal di Indonesia.
Hubungi Kami
Silahkan hubungi kami jika ada pertanyaan dan menjadi partner
Jakarta, Indonesia
Jika ada yang merasa tidak sesuai / sebaiknya dihapus, tolong sertakan link yang anda maksud pada halaman ini dan memastikan sumber dari surat pembaca sudah ditutup / masalah terselesaikan / dihapus.
Akan diproses 1 s/d 7 hari.
Kirimkan Masukan
[email protected]
Senin - Jumat
09:00 - 17:00
Sosial