Home > Transportasi & Fasilitas Umum > Fasilitas Umum > Tas Digondol Sopir Koperasi Taksi

Tas Digondol Sopir Koperasi Taksi


1098 dilihat

Jakarta - Hari Kamis 19 April pukul 06.00 saya menggunakan Koperasi Taksi (tidak sempat ingat nomor pintu dan tidak ada ID pengemudinya) dari jalan saharjo untuk menuju ke airport karena saya harus ngejar pesawat Garuda pukul 8.10 ke Denpasar. Saya membawa dua buah tas masing-masing berisi pakaian dan satu lagi berisi laptop Toshiba Portege M500 dan dompet yang di dalamnya terdapat 2 kartu ATM BCA, 1 kartu ATM BII, 1 kartu ATM Mandiri dan 1 Credit card ANZ Platinum. Ketika hendak melewati SPBU Pertamina Jl. Soepomo (depan Usahid) sopirnya bilang mau mengisi bensin dulu, saya setuju. Ketika dia keluar mobil untuk mengisi bensin, saya keluar juga untuk ke mini market karena saya kehabisan rokok dengan meninggalkan kedua tas saya di kursi belakang. Saya terkejut karena ketika saya keluar mini market saya tidak melihat taksi yang tadi saya tumpangi. Saya cari-cari di sekitar SPBU tidak ada, dan ketika saya tanya kepada pegawai SPBU yang tadi mengisi bensin taksi itu, dia hanya bilang bahwa taksinya sudah kabur. Setelah mendapat nomor telepon kantor pusat Koperasi Taksi melalui layanan informasi Telkom saya kemudian menelepon ke tiga nomor tersebut untuk melaporkan kejadian yang saya alami. Setelah berkali-kali telepon akhirnya ada operator yang menjawab. Dia kemudian mengatakan akan menginformasikannya melalui radio, saya bilang setuju dan titip pesan agar kepada pengemudinya menunggu saya di terminal keberangkatan domestik terminal 2 bandara. Sementara saya naik taksi Koperasi Taksi yang lain yang kebetulan mengisi bensin juga di SPBU itu karena saya ingin tetap sampai di bandara sambil memonitor perkembangan di radio. Saya mengira bahwa sopir itu meninggalkan saya karena tidak tahu saya keluar mobil. Saya sangat kecewa karena sepanjang perjalanan ke bandara saya hanya mendengar informasi tersebut sebanyak dua kali itu pun yang terakhir setelah saya kembali menelepon operatornya sambil marah-marah. Saya katakan bahwa saya memberi batas sampai pukul 7.30 sebelum saya check in atau saya akan menggugat Koperasi Taksi. Akhirnya saya sampai di bandara sekitar pukul 07.00, kemudian saya mengambil tiket dan melaporkan kejadian itu ke pos polisi di terminal 2 dan diterima Bripka Sunarno. Pukul 7.30 saya belum mendapat kabar apa pun dan Bripka Sunarno akhirnya membantu saya melaporkan ke counter Garuda bahwa saya batal berangkat dan mengopen tiket saya. Saya pun dibuatkan surat kehilangan barang dan diberi tahu bahwa saya harus melaporkannya ke Polsek Tebet jika saya ingin meneruskan hal ini ke jalur hukum. Setelah selesai di pos polisi saya kemudian mengabarkan kepada klien saya di Bali bahwa saya tidak jadi berangkat dan menelepon kembali operator Koperasi Taksi dan mendapat jawaban yang sama: belum ada kabar dan disebutkan banyak sopir Koperasi Taksi yang mematikan radionya (bagaimana mungkin operator taksi membiarkan taksinya jalan tanpa pengawasan sedikit pun?). Akhirnya saya putuskan untuk melapor ke Polsek Tebet dan meminta untuk disambungkan dengan pejabat yang bewenang di Koperasi Taksi. Saya diminta untuk telepon lagi pukul 10 atau 10.30 dan bicara dengan Bpk Lubis. Sekitar pukul 09.00 saya sampai di Polsek Tebet dan kemudian melaporkan kejadian ini kepada Aiptu H. Panjaitan yang kemudian langsung meminta saya untuk memberikan kesaksian kepada Subnit Reskrim. Selama memberikan kesaksian yang berlangsung sampai sekitar pukul 11.30, saya sempat meminta izin menelepon Pak Lubis sebagaimana diminta operator Koperasi Taksi. Saya bicara dengan Pak Lubis, meminta supaya perusahaannya membantu menangkap sopir taksi kriminal itu dan menyerahkannya kepada Polsek Tebet, juga mengembalikan barang-barang saya. Anehnya dia malah menyalahkan saya karena saya tidak ingat nomor pintu, nama sopir maupun nomor polisinya. Saya jadi marah dan bilang adalah tugas dia sebagai pimpinan di perusahaan itu untuk menangkap anak buahnya yang berbuat kriminal. Dia balik memarahi saya karena dalam pengalamannya yang sudah puluhan tahun tidak mungkin menemukannya bila ketiga hal itu tidak diketahui. Dia juga menjelaskan bahwa armada-armada taksi Koperasi Taksi adalah bukan milik perusahaan dan mustahil untuk mengontrolnya. Mendengar keterangan itu saya kaget, karena ternyata ada orang yang telah bekerja di satu bidang ternyata juga masih amatiran di bidang itu. Selain itu saya kaget karena ada perusahaan yang membuka usaha seperti franchise tapi tidak pernah berusaha menjaga kualitas layanannya dengan membiarkan unit-unit usaha yang mengatasnamakan perusahaan tersebut tak terkontrol. Sampai saat ini saya sedang mengumpulkan informasi sebagai bahan untuk menggugat perusahaan Koperasi Taksi, karena kelalaian mereka mengontrol sopir-sopirnya saya sangat dirugikan. Bukan hanya nilai material tapi juga terancamnya bisnis saya di Bali dan hilang-hilangnya data yang ada di Laptop saya. Saya tidak ingin hal ini terulang lagi pada siapa pun, dan setahu saya ada banyak operator taksi yang beroperasi seperti koperasi taksi dan mungkin melakukan kelalaian yang sama. Pemerintah, khususnya Organda agar bisa menertibkan perusahaan seperti ini. Waway Koswara Graha MIK lt 6 Kuningan Jakarta Selatan Email: *****@****.*** ___________________________________(ana/ana)






Baca Juga





SuratPembaca

Cari keluhan surat terbuka resmi dan curhat terbaru sebagai sarana komunikasi dari seluruh konsumen untuk produk terkenal di Indonesia.

Hubungi Kami

Silahkan hubungi kami jika ada pertanyaan dan menjadi partner
Jakarta, Indonesia

Jika ada yang merasa tidak sesuai / sebaiknya dihapus, tolong sertakan link yang anda maksud pada halaman ini dan memastikan sumber dari surat pembaca sudah ditutup / masalah terselesaikan / dihapus.
Akan diproses 1 s/d 7 hari.

Kirimkan Masukan

[email protected]
Senin - Jumat
09:00 - 17:00

Sosial