Pengalaman Buruk di Tol Cipularang

Jakarta - Minggu 20 Mei 2007, sekitar pukul 10.45 kami sekeluarga (saya, istri dan 2 anak) dari arah Padalarang, masuk tol dan ambil tiket di Padalarang Timur. Sampai di gate Padalarang Barat, kami membayar Rp 1.500 dan menukar kartu tol dengan menunggu cukup lama. Kami tidak menerima struk pembayaran. Kami pikir karena mesin rusak karena sang petugas terlihat sibuk mengutak-atik mesin. Karena display dekat portal sudah menunjukkan Rp 1.500 dan gerbang asal, kami merasa tidak ada masalah. Sesampai di pintu keluar Ciganea Purwakarta, kartu tol kami dinyatakan tidak bisa untuk transaksi (ternyata petugas di Padalarang Barat salah memberikan kartu, tetap kartu yang sama dengan yang kami terima dari Padalarang timur) Kami (saya & istri) diminta oleh security menghadap pengawas Bpk DA di kantornya. DA menerima kami dengan tidak simpatik dan cenderung menyalahkan kami karena tidak mempunyai struk pembayaran, menuduh kami lolos gate masuk dengan tidak membayar, dan menyodori kwitansi Rp 57.000. Tentu saja kami keberatan. Kami berupaya menjelaskan, dan meminta dia konfirmasi ke gate masuk. Tapi upaya kami tidak ada hasilnya. Kami tetap saja menjadi pihak yang disalahkan. Akhirnya saya bersedia menandatangani berita acara dengan membayar Rp 11.500 sesuai tarif. Sangat disesalkan tidak ada permintaan maaf karena telah membuang waktu saya dan rasa jengkel di akhir liburan, akibat petugas salah memberikan kartu tol. Kesalahan kami hanya tidak meminta struk pembayaran (yang merupakan hak kami, kewajiban Jasa Marga). Jadi berhati-hatilah, sebaiknya meminta dan menyimpan struk sampai kita keluar tol. Semoga menjadi masukan buat pengguna tol dan Jasa Marga, untuk memberi pelayanan lebih baik. Herryanto PT SPV Purwakarta Email: *****@****.*** ____________________________(ana/ana)