PT. KAI
Home > Transportasi & Fasilitas Umum > Fasilitas Umum > Naik Kereta Api Makin Tidak Aman?

Naik Kereta Api Makin Tidak Aman?


1088 dilihat

Pengalaman yang tidak menyenangkan telah dialami istri saya ketika beberapa hari yang lalu pulang dari Yogyakarta (menggunakan kereta Lodaya Malam) menuju Bandung. Pada pukul 04:00 pagi, mungkin masih sekitar 2 (dua) jam lagi kereta akan tiba di Stasiun Bandung (kalau tidak salah masih di sekitar Cipede?), tas tangan istri saya yang masih di pangkuan tiba-tiba dijambret oleh seseorang yang tidak dikenal dan langsung kabur lompat ke luar dari kereta api yang memang saat itu kereta api sedang bergerak perlahan, teriakan “maling…maling…” oleh istri saya tidak mendapat tanggapan penumpang lain yang saat itu memang dalam kondisi masih mengantuk.

Yang kami herankan adalah bagaimana mungkin seorang penjambret bisa masuk ke dalam gerbong, dan dapat kabur dengan mudahnya, yang menurut penuturan istri saya bahwa pintu geser (yang menghubungkan antar gerbong) serta pintu keluar gerbong telah terbuka lebar sehingga dengan mudahnya si penjambret melarikan diri melalui pintu-pintu yang telah dipersiapkan tersebut.

Melihat kejadian ini, bisa saja si penjambret tersebut bergaya sebagai layaknya penumpang yang juga membeli tiket masuk, atau mungkin ada oknum-oknum tertentu yang berkomplot dengan aksi penjambretan ini Dengan kejadian ini diharapkan agar pihak PT KAI lebih meningkatkan keamanan dan kenyamanan di dalam kereta yang menurut laporan sudah sering terjadi, terutama untuk kereta malam, seperti Turangga, Harina dll. Melalui surat pembaca ini kami ingin berbagi saran agar perjalan menjadi lebih aman. Untuk Calon Penumpang: - manfaatkan selimut yang telah disediakan oleh kereta api untuk menutup barang-barang bawaan yang dipangku. - Sebaiknya kolongkan tas tangan di tangan agar tidak mudah dijambret. - Agar lebih berhati-hati saat kereta berjalan pelahan, terutama pada saat kita masih dalam kondisi masih mengantuk. - Jika memungkinkan, pilih tempat duduk yang agak lebih di tengah. - Ikut mengusahakan agar pintu geser maupun pintu keluar selalu dalam keadaan tertutup.

Untuk PT KAI: - Menambah jumlah personil petugas pengamanan, jika memungkinkan satu gerbong satu petugas keamanan, dan kalau perlu ada tempat duduk khusus di setiap gerbong bagi petugas keamanan. - Agar setiap saat memeriksa pintu keluar, jika memungkinkan pintu bisa digembok dari dalam (bukan hanya diselot, yang memungkinkan setiap orang bisa mem-buka), pintu keluar hanya dibuka saat berhenti di stasiun. - Kedepan, mungkin PT KAI perlu mempertimbangkan pemasangan CCTV Mudah-mudahan kejadian yang dialami oleh istri saya adalah kali yang terakhir dan semoga tidak menimpa penumpang lain.

Kepada PT KAI, saya mohon maaf, mungkin ada pilihan kata yang kurang tepat, na-mun niat saya adalah untuk kebaikan kita bersama, yang penting jangan sampai ada pendapat bahwa kejadian seperti tersebut di atas adalah adanya keterlibatan oknum PT KAI. Dan ke depan, semoga PT KAI menjadi lebih andal dan dari waktu ke waktu selalu meningkatkan mutu pelayanannya kepada masyarakat. Atas dimuatnya tulisan ini, kepada Redaksi Kompas.com, saya ucapkan terima kasih.

Hormat saya,

Giri G. Cahyo
Jl. Bukit Pakar Timur IV/H5G
Bandung




Source : kompas


Baca Juga





SuratPembaca

Cari keluhan surat terbuka resmi dan curhat terbaru sebagai sarana komunikasi dari seluruh konsumen untuk produk terkenal di Indonesia.

Hubungi Kami

Silahkan hubungi kami jika ada pertanyaan dan menjadi partner
Jakarta, Indonesia

Jika ada yang merasa tidak sesuai / sebaiknya dihapus, tolong sertakan link yang anda maksud pada halaman ini dan memastikan sumber dari surat pembaca sudah ditutup / masalah terselesaikan / dihapus.
Akan diproses 1 s/d 7 hari.

Kirimkan Masukan

[email protected]
Senin - Jumat
09:00 - 17:00

Sosial