Blue Bird Tidak Bertanggung Jawab

Pada 14 September pukul 21.30 saya hendak melakukan perputaran di jalan raya Daan Mogot km22 dengan lampu sein menyala dan pada tempat yang seharusnya. Cukup lama saya berhenti di putaran itu, sekitar 10 detik, untuk memberi jalan pada kendaraan dari arah berlawanan dahulu.

Tiba-tiba saja mobil saya ditabrak dari belakang oleh taksi Blue Bird dengan nomor pintu EL 528 yang dikendarai oleh Sdr. Roja dengan sangat kencang, dan tanpa ada rem terlebih dahulu. Saya dan Isteri sangat kaget dengan kejadian itu. 

Si supir mengaku kalau dia mengantuk dan tidak melihat mobil saya. Kerusakan mobil saya sangat parah. Di bagian belakang ringsek, dan sasis sampai bengkok menusuk ke ban belakang, bemper copot, pintu sebelah kiri tidak ada yang bisa dibuka. Selain itu belanjaan yang saya taruh di bagasi belakang hancur berantakan.

Tetapi apa pertanggungjawaban dari pihak Blue Bird? tidak ada. Ketika di Polsek ada orang dari Blue Bird dari bagian Laka bernama Rozak yang mengatakan bahwa ini urusan saya dengan supir, dan menyuruh saya menggunakan klaim asuransi dengan dibayarkan 300 ribu rupiah untuk biaya admin. Jelas saya tidak mau, seenaknya saja sudah menabrak orang karena mengantuk, malah suruh asuransi saya yang mengganti. Saya yang membayar premi itu, jadi akan digunakan apabila saya yang menabrak.

Lalu ditawarkan solusi kedua yaitu secara musyawarah, artinya terserah si supir mau membayar berapa, sisanya saya yang tanggung. Kerusakan mobil yang demikian parah, bisa menghabiskan uang hingga Rp 15 juta, kalau sopir hanya punya Rp 2 juta, maka Rp 13 jutanya saya yang keluarkan. Lalu pihak Blue Bird? Nol besar.

Apabila tidak mau juga, maka akan dibawa ke Polda. Lalu saya tanyakan juga bagaimana dengan transportasi saya sehari-hari? kerusakan ini bisa memakan waktu lama di bengkel, dan juga saya jadi tidak mempunyai kendaraan untuk bepergian di hari lebaran nanti. Sdr Rozak hanya mengatakan dengan entengnya dan tanpa ada rasa simpati atau penyesalan bahwa urusan transpor itu sudah terlalu jauh masalahnya kalau dipermasalahkan, dan saya harus menyadari bahwa ini musibah serta harus legowo menerimanya.

Akhirnya saya menyerah, dengan menggunakan asuransi saya untuk mengganti mobil, daripada saya harus terseret lebih jauh dalam masalah ini. Waktu itu saya dan Isteri masih dalam kondisi shock dan capek, serta sudah jam 2 pagi. Urusan selesai dan nama saya "cacat" di asuransi karena sudah pernah mengklaim kerusakan besar, transportasi saya jadi sulit, dan lebaran nanti saya sulit kemana-mana bersama keluarga.

Lalu apa yang saya dapat? Rp 300ribu yang bahkan tidak cukup untuk mengganti belanjaan saya yang hancur. Perusahaan besar yang luarnya saja terlihat baik, tetapi di dalamnya buruk sekali.

Sandy
Jl. Malabar no.44 Guntur
Jakarta