Akhir-akhir ini, masyarakat banyak dijejali berbagai tayangan yang menghibur dari berbagai stasiun televisi. Berbagai bentuk reality show dan sinetron menjadi tayangan “wajib” tonton bagi para penikmat televisi. Setiap pindah channel, akan selalu ada tayangan yang serupa tapi tak sama di jam yang sama pula. Apa yang terjadi dengan insan pertelevisian kita?mereka yang error, atau kita sebagai penonton yang error? Apa perlu televisi kita dipukul terlebih dahulu agar kembali normal?.
Saya pribadi merasa jengkel dan terganggu ketika harus melihat berbagai program acara di beberapa stasiun televisi yang konsep dan isinya nyaris sama dan monoton. Saat menyalakan televisi, harapan terbesar saya adalah mendapat informasi menarik, mendapat hiburan “high level”, yang bisa melepas penat setelah seharian beraktifitas. Tapi yang terjadi kini saat menyalakan televisi bukannya mendapat apa yang diharapkan, tapi malah menjadi sebal karena banyaknya program acara yang sama sehingga akhirnya saya memutuskan lebih baik matikan saja televisinya. Sebenarnya kita yang merasa terusik dengan program-program acara tersebut tidak bisa sepenuhnya menyalahkan televisi dan setiap orang yang bekerja dibaliknya karena masyarakat juga terlibat didalamnya yaitu sebagai penikmat atau penonton televisi.
Andaikata (atau sudah terjadi?) ternyata televisi sudah berubah fungsi menjadi fungsi pembodohan, pertanyaan yang muncul adalah kenapa para penontonnya mau dibodohi? Bagi para penonton atau penikmat atau pecinta televisi atau apapun lah sebutannya, mari jadilah penonton yang kritis, yang tahu apa yang harus dilihat dan apa yang harus di “buang” agar semua program acara yang seliweran di setiap channel di televisi tidak kita telan mentah-mentah.
Siapa lagi yang menjadi penyaring ampuh bagi televisi kalau bukan kita masyarakat penikmat televisi? Hal ini dituliskan bukan untuk menjelek-jelekkan program televisi yang saat ini sedang memakai baju yang sama, akan tetapi harapan saya adalah agar mereka yang terlibat, membaca dan menyadari bahwa harus ada mindset yang diubah untuk memberikan layanan informasi dan hiburan yang tidak “ecek-ecek” kepada masyarakat melalui sebuah alat bernama televisi. FERA MARIA SULIYANTO Jl. Dirgantara III no. 143c, Babarsari, Yogyakarta.
Fera Maria Suliyanto
Jl. Dirgantara III no. 143c, Babarsari
Yogyakarta
Baca Juga
SuratPembaca
Cari keluhan surat terbuka resmi dan curhat terbaru sebagai sarana komunikasi dari seluruh konsumen untuk produk terkenal di Indonesia.
Hubungi Kami
Silahkan hubungi kami jika ada pertanyaan dan menjadi partner
Jakarta, Indonesia
Jika ada yang merasa tidak sesuai / sebaiknya dihapus, tolong sertakan link yang anda maksud pada halaman ini dan memastikan sumber dari surat pembaca sudah ditutup / masalah terselesaikan / dihapus.
Akan diproses 1 s/d 7 hari.
Kirimkan Masukan
[email protected]
Senin - Jumat
09:00 - 17:00
Sosial