Saya dan keluarga merupakan pelanggan blue bird group sejak lama. Sebagai contoh adalah ketika orang tua selalu datang mengunjungi kami, maka saya selalu pesan silver bird dengan pertimbangan aman dan nyaman. Akan tetapi, sungguh kecewa ketika kami menggunakan pelayanan silver bird hari Senin, tanggal 4 Februari 2013, jam 04.45 WIB saat itu. Seperti biasa, ketika orang tua pulang ke Manado, saya pesan taksi silver bird untuk ke bandara. Sesuai kewajiban kami selaku pengguna jasa, maka saya pesan lebih awal (malam sebelumnya jam 21.00 WIB) agar tidak terlalu mendadak. Sampai disini semua berjalan baik.
Masalah timbul ketika tiba saatnya orang tua berangkat tapi taksi belum datang, padahal jam menunjukkan 4.50 WIB. Kemudian saya telp call center blue bird, yang kemudian diberi tahu bahwa sopir belum bisa dihubungi. Karena jam telah menunjukkan 5.00 WIB, maka saya putuskan saya panggil taksi blue bird (kebetulan di pintu gerbang komplek tinggal merupakan pangkalan taksi blue bird).
Saya menjadi jengkel ternyata ketika taksi blue bird datang, sopir silver bird juga datang dengan alasan pintu gerbang komplek tidak ada yang jaga (saya sering bepergian keluar kota pagi-pagi bahkan tengah malam tidak pernah menemui pos satpam kosong). Karena takut telat, dan orang tua terbiasa menggunakan silver bird, maka saya putuskan menggunakan taksi silver bird (dengan anggapan aman dan nyaman), walau saya ditagih Rp. 10.000,- oleh taksi blue bird yang jelas hal ini adalah kesalahan rekannya dalam satu group.
Maka berangkatlah orang tua saya dengan ditemani oleh 1 orang asisten rumah tangga saya. Aman saya pikir. Sungguh kecewa saya, ternyata sesampainya di bandara, saya ditelepon orang tua yang menyampaikan bahwa sopir taksi silver bird kali ini gila (ngantuk berat saya pikir). Ternyata, tidak sekedar ngantuk, walau sudah diingatkan oleh penumpang (orang tua saya), sopir tetap bawa mobil ugal-ugalan, bahkan hampir menabrak mobil lain 2 kali dan salah masuk pintu tol. Orang tua saya sampai teriak mengingatkan beberapa kali. Pun demikian, sesampainya asisten rumah tangga sampai, ternyata laporan lebih mengerikan. Mengingat hal ini sangat membahayakan penumpang, maka saya telp ke call center pengaduan blue bird. Saya sampaikan seluruh pengalaman orang tua saya dan asisten rumah tangga saya ke bagian penerima pengaduan dengan harapan hal ini digunakan untuk perbaikan pelayanan ke depan perusahaan sebesar blue bird group.
Kemudian saya tanyakan apa follow-up dari pengaduan saya, yang kemudian dijanjikan hal-hal yang pikir saya bersifat template seorang penerima telp. Bahkan dengan enteng ibu di seberang menanyakan, ada lagi yang dikeluhkan? Saya tidak habis pikir, selain keselamatan kita sebagai penumpang, apakah ada hal lain lagi yang lebih parah untuk dikeluhkan? Kalau memang manajemen penangangan keluhan Blue Bird Group sudah sesuai standard, maka seharusnya tahu dalam data base bahwa saya pun pernah mengeluhkan hal yang sangat fatal menurut saya.
Saya pun sebagai konsumen tahu hak dan kewajiban saya, saya tidak akan rewel dan tidak akan saya mengeluh kalau kejadiannya tidak fatal. Karena hal ini menyangkut keselamatan penumpang, sepatutnya perlu diperhatikan. Kalau memang bagian penerima pengaduan tidak menyampaikan ke atasan sesuai janjinya, dengan surat ini saya harap pimpinan perusahaan blue bird group tahu dan akan menggunakannya untuk bahan perbaikan pelayanan kemudian hari.
Fajar Nugroho Adi
Palem Indah Blok A No. 2, Pondok Kelapa
Jakarta Timur
Baca Juga
SuratPembaca
Cari keluhan surat terbuka resmi dan curhat terbaru sebagai sarana komunikasi dari seluruh konsumen untuk produk terkenal di Indonesia.
Hubungi Kami
Silahkan hubungi kami jika ada pertanyaan dan menjadi partner
Jakarta, Indonesia
Jika ada yang merasa tidak sesuai / sebaiknya dihapus, tolong sertakan link yang anda maksud pada halaman ini dan memastikan sumber dari surat pembaca sudah ditutup / masalah terselesaikan / dihapus.
Akan diproses 1 s/d 7 hari.
Kirimkan Masukan
[email protected]
Senin - Jumat
09:00 - 17:00
Sosial