Home > Pemerintah > Sistem > Terkait Taksi Bagaimana Wisatawan Mau Mengunjungi Semarang

Terkait Taksi Bagaimana Wisatawan Mau Mengunjungi Semarang


844 dilihat

Jakarta - Saya dan teman-teman saya yang berasal dari Jakarta sedang berada di Semarang selama dua minggu untuk melaksanakan Kerja Praktek. Pada hari Kamis, tanggal 5 November 2009 pukul 20.15 kami bermaksud pergi ke rumah makan Bangkong di Jl Ahmad Yani dari Java Mall atas dasar rekomendasi rekan kantor.

Saat itu kami memakai taksi New Atlas (taksi putih dengan lampu signage hijau) yang sedang mangkal di seberang Java Mall. Kami meminta supir taksi untuk membawa kami ke Jl Ahmad Yani dengan niat? mencari-cari papan nama rumah makan tersebut. Untuk itu kami harus berputar beberapa kali.

Hal yang tidak mengenakkan adalah supir taksi mengomel karena kami tidak mengetahui lokasi pastinya. Bukankah hal yang wajar jika kami tidak tahu letak rumah makan tersebut mengingat kami dari luar kota. Untuk itulah kami menggunakan taksi yang sewajarnya mengenal wilayah dan mengantar penumpangnya sampai tujuan walaupun penumpangnya tidak mengetahui jalan. Terlebih lagi supir taksi meminta kami menambah bayaran dengan alasan bahwa untuk mangkal mencari penumpang di seberang Java Mall dia harus membayar sejumlah uang.

Kami berpikir mengapa biaya mangkal itu dibebankan kepada penumpang. Selain pelayanan yang kurang berkenan dan tidak ramah kami juga menyayangkan bagaimana cara supir mengambil kesempatan meminta biaya tambahan. Tadinya kami berpikir bahwa taksi New Atlas adalah taksi yang baik karena kami melihat armadanya cukup banyak.

Kemudian di hari berikutnya, hari Jumat, tanggal 6 November 2009 pukul 07.05 kami naik Pandu Taksi (taksi hijau dengan lampu signage putih) di Jl Ahmad Yani menuju kantor kami di Jl Mpu Tantular. Ketika kami turun argo menunjukkan Rp 11,000. Namun, supir meminta kami membayar Rp 20,000.

Biasanya kami memberi supir taksi lain untuk asal dan tujuan yang sama sebesar Rp 15,000 walaupun argo menunjukkan tidak sampai Rp 15,000. Sehingga, saya berkata, "Mas, biasanya kami naik taksi lain (taksi yang terkenal, tidak saya sebutkan di sini) Rp 15,000 mau kok". Serta merta sang supir menjawab, "ya, sudah, Mas. Lain kali naik taksi itu saja".

Kami merasakan pelayanan yang diberikan kepada kami sangat buruk walaupun kami sudah membayar Rp 20000. Namun, kami tidak sempat mencatat atau menghafal nama supir maupun nomor taksi untuk kedua kasus di atas karena tidak terpikir bagi kami mendapatkan pelayanan seperti itu.

Mohon manajemen Taksi New Atlas dan Pandu Taksi agar membina dan melatih pegawainya dalam memberikan service yang baik. Kami juga menanyakan apa yang bisa dilakukan Pemda Semarang terkait hal ini. Bagaimana wisatawan mau mengunjungi Semarang, Kota ATLAS (Aman, Tertib, Lancar, Asri, dan Sehat), jika tidak dilayani dengan baik.

Selebihnya kami menghimbau orang luar kota yang sedang mengunjungi Semarang untuk menaiki taksi yang handal, ramah, kredibel, dan dapat dipercaya. Terima kasih.

Atthur Virhan Fattah
Jl Kampung Baru III No 25
Ulujami Jakarta
*****@****.***
081931732171



(msh/msh)






Baca Juga





SuratPembaca

Cari keluhan surat terbuka resmi dan curhat terbaru sebagai sarana komunikasi dari seluruh konsumen untuk produk terkenal di Indonesia.

Hubungi Kami

Silahkan hubungi kami jika ada pertanyaan dan menjadi partner
Jakarta, Indonesia

Jika ada yang merasa tidak sesuai / sebaiknya dihapus, tolong sertakan link yang anda maksud pada halaman ini dan memastikan sumber dari surat pembaca sudah ditutup / masalah terselesaikan / dihapus.
Akan diproses 1 s/d 7 hari.

Kirimkan Masukan

[email protected]
Senin - Jumat
09:00 - 17:00

Sosial