Cari keluhan surat terbuka resmi dan curhat terbaru sebagai sarana komunikasi dari seluruh konsumen untuk produk terkenal di Indonesia.
Hubungi Kami
Silahkan hubungi kami jika ada pertanyaan dan menjadi partner
Jakarta, Indonesia
Jika ada yang merasa tidak sesuai / sebaiknya dihapus, tolong sertakan link yang anda maksud pada halaman ini dan memastikan sumber dari surat pembaca sudah ditutup / masalah terselesaikan / dihapus. Akan diproses 1 s/d 7 hari.
Jakarta - Assalamualaikum. Alhamdulilah. Setelah 25 hari menjalani ibadah Haji kami dapat pulang kembali ke rumah dengan selamat. Banyak kenangan dan cerita selama menjalankan ibadah Haji. Baik yang menyenangkan maupun yang menyedihkan. Antara lain air yang mati selama di Mina, perjalanan yang lancar selama melakukan ibadah, dan lain sebagainya.
Saya berfikir betapa jemaah haji dari Indonesia sungguh mengalami cobaan dan ujian yang cukup berat. Kebetulan saya ada di maktab 71.
Setelah kami menjalani ibadah lempar jumrah yang pertama, kemudian tahalul, kami dihadapkan dengan keadaan mati air. Lucunya hanya di maktab kami dan sekitar kami yang mati. Bisa dibayangkan selama kami memakai kain ihram otomatis kami susah mandi. Di saat kami ingin mandi karena sudah selesai ihram kami tidak bisa mandi. Dan, ini sudah hampir setiap tahun dialami.
Belum lagi keadaan makanan yang seperti di pengungsian, kami harus berhujan-hujan demi mengantri sepiring nasi yag tidak jelas rasa dan wujudnya. Sangat berbeda dengan nasib jamaah dari negara tetangga yang dipersiapkan dengan apik dan rapi. Sudah dalam bentuk paket diantar per orang. Kenapa jemaah dari Indonesia tidak diperlakukan yang sama. Padahal jenis pemberangkatannya sama yaitu haji plus.
Bayangkan bagaimana dengan jemaah haji reguler. Tapi, itu semua kami jalani dengan tabah dan mudah-mudahan keikhlasan kami diterimaNya.
Setelah semua ibadah dijalani akhirnya kami dapat pulang ke Indonesia. Segala harapan dan kerinduan terhadap sanak keluarga di rumah sudah terbayang di mata. Ingin rasanya kami segera pulang ke rumah.
Sayangnya keinginan kami harus tertunda sedikit karena adanya penundaan keberangkatan oleh Garuda hingga lima jam. Kami terima penundaan tersebut dengan sedikit pemakluman dikarenakan yah mungkin karena bandaranya penuh. Jadinya ada banyak penundaan. Toh, bukan hanya kami yang mengalaminya.
Tidak ada sedikit pun kompensasi atau tanggapan dari pihak mana pun. Yah, sudahlah. Mungkin mereka terlalu berat untuk meminta maaf atau memberikan apa pun itu. Akhirnya kami pada tanggal 8 Desember jam 9 malam tiba di Bandara King Abdul Azis for Hajj di Jeddah.
Suasanan sangat ramai. Tidak ada fasilitas kursi atau tempat istirahat yang memadai. Kami pun antri untuk melakukan proses imigrasi. Sungguh hebat pelayanan yang diberikan pemerintah Kerajaan Arab Saudi. Mereka dengan proaktif mendatangi jemaah haji untuk memudahkan proses pemeriksaan paspor. Tak lupa mereka meminta maaf atas situasi yang tidak nyaman.
Sungguh perlakuan yang walau dengan kata-kata dapat menyenangkan dan menghibur hati. Saat pemeriksaan paspor pun berjalan dengan lancar. Bayangan kami sudah dapat segera masuk ke pesawat. Tapi, ternyata kami masih harus melakukan pemeriksaan fisik dan barang bawaan.
Sekian ratus jemaah hanya dilayani oleh satu mesin scan. Karena tidak adanya pengarahan akhir semua jemaah bergerombol di pintu masuk. Ada seorang petugas dari Indonesia berseragam putih biru memberitahukan bahwa segala benda tajam harus dibuang. Bahkan, silet pun harus dibuang.
Kami bertanya-tanya kenapa sedemikian ketatnya. Padahal saat kami berangkat dan saat kami tiba di Jeddah kami tidak mengalami persyaratan seperti itu. Belum lagi ada salah satu petugas berseragam putih biru yang lain yang kami asumsikan adalah karyawan Garuda yang berteriak-teriak bahwa air zam-zam tidak boleh masuk kabin. Aneh.
Air zam-zam yang di jerigen yang pengepakannya jauh lebih rapi dan rapat tidak boleh masuk kabin dengan kawatir bocor. Sedangkan air zam-zam yang di botol air kemasan satu liter yang pengemasanannya tidak sebaik yang jerigen boleh dibawa masuk tanpa kekhawatiran kebocoran. Belum lagi omelan, makian, bahkan ancaman yang dilontarkan oleh petugas tersebut sungguh sangat bukan seorang Indonesia.
Beginikah tingkah laku seorang Indonesia memperlakukan saudaranya sendiri yang seiman dan senegara. Di tengah kesemrawutan tersebut adalagi seorang petugas Indonesia berteriak meminta rombongan laki-laki dan perempuan berpisah. Sesuatu hal yang terlambat dan mustahil dilakukan mengingat penuh dan ruwetnya situasi saat itu.
Manajemen yang amburadul. Sangat berbeda dengan perlakuan petugas lokal terhadap kami. Sayang mereka agak susah berkomunikasi sehingga mereka tidak bisa berbuat banyak. Banyak makian dan omelan yang kami terima. Seakan kami pengemis yang mengharapkan belas kasihan dari mereka.
Setelah lolos dari antrian kami akhirnya diperiksa secara detil. Dari ujung rambut sampai ujung kaki diperiksa. Tidak hanya tas kami. Bahkan, alas kaki dan ikat pinggang kami juga diperiksa. Kami harus bolak-balik lewat alat pemindai. Sungguh kami serasa penjahat yang akan masuk penjara kelas berat. Air zam-zam kami disita. Jangan salahkan kami bila kami bersuudzon. Belum lagi barang-barang kami selewatnya alat pemindai dibuang begitu saja ke lantai.
Banyak barang-barang jemaah yang tercecer. Bahkan tertinggal. Berapa banyak jemaah yang bersedih karena tidak dapat membawa air zam-zam yang mungkin itu satu-satunya oleh-oleh yang dapat mereka berikan ke sanak keluarga di kampungnya. Sungguh perbuatan zolim terhadap tamu Allah dan semoga Allah memberikan hukuman yang setimpal.
Setelah melalui ujian kesabaran itu semua. Kami dapat menaiki pesawat kami. Sungguh berbeda perlakuan yang kami terima. Keramahan dan kesabaran crew di pesawat menyenangkan kami. Tak terasa sembilan jam penerbangan kami.
Begitulah sepenggal kisah kami selama menjalani ibadah Haji. Sungguh harapan kami agar Pemerintah Indonesia, Depag, dan Garuda dapat memperbaiki layanannya. Bagaimana Indonesia akan dikunjungi oleh orang asing apabila melayani sesama saudara seimannya yang juga tamu Alloh tidak bisa dengan manusiawi. Wassalam.
Bramantya Anindhita Jl Tebet Timur 1 H No 10 Jakarta *****@****.*** 08567800533
Cari keluhan surat terbuka resmi dan curhat terbaru sebagai sarana komunikasi dari seluruh konsumen untuk produk terkenal di Indonesia.
Hubungi Kami
Silahkan hubungi kami jika ada pertanyaan dan menjadi partner
Jakarta, Indonesia
Jika ada yang merasa tidak sesuai / sebaiknya dihapus, tolong sertakan link yang anda maksud pada halaman ini dan memastikan sumber dari surat pembaca sudah ditutup / masalah terselesaikan / dihapus. Akan diproses 1 s/d 7 hari.