Staf Kelurahan Meminta 350 Ribu untuk Pembuatan KTP Jakarta

Jakarta - Akhir Agustus lalu saya bermaksud membuat kartu tanda penduduk (KTP) DKI Jakarta. Saya bermaksud pindah dari Kecamatan Tigaraksa (domisili saya sebelumnya) agar di bulan Oktober nanti bisa tinggal dengan suami di Kelurahan Sumur Batu Jakarta Pusat. Jadilah saya mengurus surat pindah dari Kabupaten Tangerang serta melengkapinya dengan surat pengantar dari RT/ RW di Sumur Batu.

Lantas saya menuju Kelurahan Sumur Batu Jakarta Pusat. Di Kelurahan Staff Kelurahan meminta pula SKCK (suatu hal yang lupa tidak saya buat). Karena, saya kos dan bekerja di Jakarta serta letak Tigaraksa yang terlalu jauh. Saya mohon dispensasi untuk tidak menyertakan SKCK.

Namun, Staff Kelurahan itu menyatakan bisa saja hal itu dilakukan asal ada "admisnistrasinya". Ia juga menyatakan jika membuat KTP DKI jadinya akan lama.

Awalnya ia meminta saya 350 ribu. Namun, saya hanya memiliki 250 ribu. Ia menerima uang saya dan menjanjikan dalam 14 hari akan selesai. Namun, KTP baru jadi setelah 21 hari. Itu pun dengan salah ketik kelahiran. Seharusnya Muara Aman (Bengkulu) terketik Muara Enim (Sumsel).

Oleh karena merasa sudah bayar saya komplain. Tapi, saya malah disalahkan. Kata Staff Kelurahan ia membuatnya berdasarkan KTP lama (Kecamatan Tigaraksa). Sikap kerasnya itulah yang membuat saya gemas. Padahal, setelah saya tunjukkan KTP lama tertulis jelas kelahiran Muara Aman.

Di surat pindah pindah pun demikian. Akhirnya ia bermaksud memperbaikinya. Tapi, tetap saja tulisannya masih salah. Tertulis di situ Muara Anam!

Merasa "capek" dengan ulah Staf Kelurahan saya terima saja KTP apa adanya itu. Saya mohon instansi berkepentingan mengawasi dan menindak Staff Kelurahan Sumur Batu. Konon bukan saya saja yang menjadi korban. Banyak warga Sumur Batu yang dimintai uang untuk mengurus surat-surat namun dengan hasil yang mengecewakan!

Theresia Rouline
Jurnalis
Domisili di Sumur Batu Kemayoran Jakarta Pusat



(msh/msh)