Cari keluhan surat terbuka resmi dan curhat terbaru sebagai sarana komunikasi dari seluruh konsumen untuk produk terkenal di Indonesia.
Hubungi Kami
Silahkan hubungi kami jika ada pertanyaan dan menjadi partner
Jakarta, Indonesia
Jika ada yang merasa tidak sesuai / sebaiknya dihapus, tolong sertakan link yang anda maksud pada halaman ini dan memastikan sumber dari surat pembaca sudah ditutup / masalah terselesaikan / dihapus. Akan diproses 1 s/d 7 hari.
Jakarta - Sekilas iklan ini mengesankan kesuksesan dan keberhasilan penduduk yang menjadi petani kelapa sawit binaan Asian Agri. Kesaksian dan pengakuan mereka atas peningkatan kesejahteraan dan taraf hidup setelah menggarap lahan hutan, entah hutan apa, yang dikonversi menjadi kelapa sawit milik Asian Agri.
Sama seperti iklan dan promosi perusahaan kebanyakan dalam menerapkan program atau strategi tanggung jawab sosial (social responsibility) terhadap penduduk asli/ sekitar (indigenous people). Tayangan iklan ini sering muncul di sela-sela acara "KABARET, Gado-Gado Politik" Metro TV.
Tapi, coba telisik lebih jeli dan cermat narasi iklan tersebut yang antara lain berbunyi: "Pada awalnya ini hanyalah hutan belantara ... " Hanyalah? Sedemikian sempit dan sederhanakah Asian Agri memandang dan memahami hutan? Apakah hutan yang masih belantara tidak bernilai?
Tidakkah seharusnya Asian Agri juga mendalami fungsi ekologi dan sosial dari hutan. Tidak semata-mata melihatnya dari fungsi ekonomis yang membuahkan keuntungan materi pada usaha anda? Tidakkah seharusnya Asian Agri mempublikasikan iklan/ promosi yang edukatif secara proporsional dengan mengurai asal-usul lahan tersebut: hutan belantara apa yang dimaksud. Apakah hutan konservasi, lindung. atau produksi sesuai peruntukkannya (Pasal 6 dan 7 UU No 41/1999)?
Apakah Asian Agri menyadari dampak yang timbul dari narasi yang menyesatkan itu: potensi tuntutan masyarakat atau kebijakan aparatur yang salah kelola dalam mengkonversi hutan menjadi tanaman monokultur (kelapa sawit) (Kompas, 19 Agustus 2008: HTI Ancam PLTKA), yang selanjutnya akan menghancurkan habitat keanekaragaman hayati satwa orangutan misalnya (Kompas, 14 Juli 2008: Sawit Semakin Mengancam Orangutan)?
Ingat, ini tanggungjawab kita bersama untuk mencegah konversi hutan menjadi kelapa sawit secara massif sehingga kebijakan melokalisir perkebunan kelapa sawit harus tetap diterapkan. Demikian halnya kita bersama harus belajar dari "bencana" konversi hutan (deforestation/ savanization) di Brasil secara membabi buta yang dalam jangka panjang menimbulkan bencana ekologis (Time, 7 April 2008, halaman 28-33: The Clean Energy Mith).
Wyndra Y Komp RS Pelni Petamburan Jakarta Barat 11410 *****@****.*** 02132170262
Cari keluhan surat terbuka resmi dan curhat terbaru sebagai sarana komunikasi dari seluruh konsumen untuk produk terkenal di Indonesia.
Hubungi Kami
Silahkan hubungi kami jika ada pertanyaan dan menjadi partner
Jakarta, Indonesia
Jika ada yang merasa tidak sesuai / sebaiknya dihapus, tolong sertakan link yang anda maksud pada halaman ini dan memastikan sumber dari surat pembaca sudah ditutup / masalah terselesaikan / dihapus. Akan diproses 1 s/d 7 hari.