Setelah selesai melaksanakan pekerjaan di Yogyakarta, hari Jumat 1 Agustus 2008, jam 15.30 WIB, saya dan Isteri berencana kembali ke Surabaya dan membeli tiket KA tujuan Surabaya di Loket 5 stasiun Tugu Yogyakarta, setelah antri cukup lama kami mendapatkan tiket KA Bima jam 00.30 WIB (Sabtu, 2 Agustus 2008).
Sebelum jam keberangkatan, kami tiba di Stasiun Tugu Jogjakarta jam 24.00, sambil menunggu kereta tiba, terdengar pengumuman bahwa KA Bima baru berangkat dari Purwokerto, sehingga diperkirakan tiba di Yogya jam 02.00 dini hari, akhirnya kami menunggu (sambil tiduran) di ruang Executive Lounge yang ada di Stasiun Tugu.
Setelah menunggu sekitar 2 jam atau jam 02.00 WIB ada pengumuman bahwa sebentar lagi kereta akan tiba, dan akhirnya kereta datang jam 02.15 WIB. Dan kami naik ke gerbong 5 kursi nomor 13 C dan 13 D (paling belakang, dekat pintu).
Kereta Bima berangkat dari Stasiun Tugu Yogyakarta menuju Surabaya jam 02.30 WIB. Tanpa curiga apapun, kami meletakkan semua tas (ada 3 tas) ditempat barang diatas kami. Satu tas Isteri saya, berisi Laptop Acer tipe 2920z, dompet dan lain-lain. Satu tas ransel saya berisi Laptop Fujitsu P7120, Handphone E90, Kamera Canon 400D dan lensa, Dompet, 2 Hardisk External, dan peralatan2 lainnya. Satu tas lagi, berisi pakaian dan adaptor Laptop Acer.
Kami menganggap KA Bima adalah kereta yang aman, karena dijaga Polisi yang patroli antar Gerbong Kereta, dan selalu tertutup dari pedagang yang menjajakan dagangannya di tiap pemberhentian di Stasiun. Dan saat kami berangkat pada hari Kamis, jam 15.00 WIB tanggal 31 Juli 2008, naik Kereta Sancaka dari Surabaya, tidak ada masalah dengan meletakkan semua tas laptop di atas tempat barang.
Setelah beberapa saat meninggalkan Stasiun Tugu, kami berdua tertidur pulas, dan terbangun jam 05.00. Dan saya langsung memperhatikan posisi tas diatas kami sepertinya kok ada yang aneh, dan ternyata posisinya sudah berubah agak kedepan (diatas penumpang nomor 12C dan 12D). Disamping itu posisi tali tas ransel saya koq menjulur ke bawah, padahal pada saat saya meletakkan tas semua saya atur rapi. Akhirnya saya terbangun dan memeriksa isi tas Isteri saya, sudah ringan, laptop Acer 2920Z sudah raib. Saya cek tas ransel saya, nampak bahwa adaptor laptop Fujitsu saya hilang juga, sementara barang2 lainnya tetap tinggal dalam kondisi utuh (ada HP E90, kamera, dompet, dll).
Kemudian saya periksa tas satunya yang berisi pakaian dan adaptor Acer masih utuh. Kami mengambil kesimpulan, bahwa hilangnya antara kota Yogyakarta sampai dengan kota Madiun, atau rentang waktunya antara jam 03.00 WIB sampai dengan 05.00 WIB (waktu dimana semua penumpang tertidur pulas).
Kesimpulan lainnya bahwa pencuri adalah spesialis laptop (yang disasar adalah laptop, barang berharga lainnya tidak). Kami melaporkan semua kejadian tersebut pada Polisi yang kebetulan patroli di gerbong kami Bapak Aiptu Gusti Ngurah Arka, SH. Padahal, beliau juga berkeliling gerbong tidak mencurigai adanya pencurian. Dan kemudian kami diminta mengisi form untuk laporan kehilangan. Setelah diisi form tersebut, kemudian ditandatangani beliau, kami diminta untuk melaporkan ke Polsus di Stasiun Gubeng.
Setelah tiba di stasiun Surabaya Gubeng, Isteri saya melaporkan ke Posko Stasiun Gubeng (Polsus tutup, baru buka hari Senin) diterima oleh Bapak A. Arifin, setelah dilapori Isteri saya, ternyata Beliau menyatakan bahwa jalur Yogya sampai Madiun adalah jalur rawan. Dan yang sering adalah kehilangan laptop, dan yang sering kehilangan adalah penumpang KA BIMA.
Lho apakah dengan informasi seperti itu, dari pihak PT Kereta Api tidak ada tindakan apapun yang ditempuh. Apakah dibiarkan saja barang berharga penumpang hilang dicuri tanpa ada pemberitahuan agar penumpang mengamankan barang berharganya atau bahkan memberikan perlindungan (mengingat jam operasinya adalah pada saat jam 03.00 – 05.00).
Celakanya lagi, setelah sampai di rumah kami buka semua tas baru ketahuan bahwa laptop Fujitsu P7120 saya juga raib, isi tas laptop diganti dengan 3 majalah yang dibungkus koran dengan rapi, sehingga tidak nampak kecurian. Oleh karenanya untuk masyarakat yang memutuskan bepergian naik KA BIMA, harap berhati-hati terutama pada saat jam semua penumpang tertidur pulas di jam 03.00 – 05.00.
Cukup kami saja yang menjadi korban pencurian laptop. Dan mohon pada Manajemen PT KAI, agar memberi peringatan ke seluruh penumpang untuk waspada, dan meningkatkan keamanan di stasiun dan Gerbong KA.
Indra Widjaja, Ir
Jl. Semolowaru Selatan 8 no 22
Surabaya
Baca Juga
SuratPembaca
Cari keluhan surat terbuka resmi dan curhat terbaru sebagai sarana komunikasi dari seluruh konsumen untuk produk terkenal di Indonesia.
Hubungi Kami
Silahkan hubungi kami jika ada pertanyaan dan menjadi partner
Jakarta, Indonesia
Jika ada yang merasa tidak sesuai / sebaiknya dihapus, tolong sertakan link yang anda maksud pada halaman ini dan memastikan sumber dari surat pembaca sudah ditutup / masalah terselesaikan / dihapus.
Akan diproses 1 s/d 7 hari.
Kirimkan Masukan
[email protected]
Senin - Jumat
09:00 - 17:00
Sosial