Quo Vadis, Palyja?

Saya mengajukan komplain kepada Palyja (Pam Lyonaise Jakarta) tentang kinerjanya yang sangat kacau. Saya pelanggan Palyja no rek. 000085327, di daerah Karang Anyar Jakarta Pusat. Selama ini memang tidak memakai rumah saya, sehingga bulan ke bulan saya hanya membayar abonemen saja, sampai bulan Oktober 2012 ini. Karena sekarang rumah itu mau diberesin untuk dipakai. Lalu saya mengirimkan orang – orang untuk memperbaiki rumah tersebut. Kami melapor ke satpam, dan tetangga setempat.

Alangkah terkejutnya saya ketika beberapa hari kemudian mendapati bahwa meteran PAM saya tiba – tiba hilang. Dan air PAM nya tidak mengalir dari pipa yang dipotong. Arsitek yang saya pakai menyatakan bahwa kejadian seperti itu sudah sering didapati pada proyek – proyek yang menggunakan air dari Palyja dan sering berakhir dengan pelanggan yang dikenai ‘denda damai’ oleh oknum – oknum Palyja, atau bila tidak mau damai, akan diberikan sanksi yang sangat keras oleh para oknum tersebut.

Saya melaporkan hal tersebut kepada customer service di 29979999, dengan Augusto dan beberapa orang lagi (6X telepon), sembari menyatakan kecurigaan saya. Karena menurut saya tidak ada keuntungan dengan mencuri meteran PAM, karena hanya bisa mengukur air, disegel dan mempunyai nomor seri dan tertera jelas bahwa meteran tersebut punya Palyja. Sedang alasan dengan mencuri air adalah sama bodohnya, karena pasti kita didenda oleh PAM, bahkan ditulis di rekeningnya.

Sudah begitu pipa air rapi sekali potongannya dan tidak mengalirkan air, sementara penghentian air hanya bisa dilakukan petugas. Di Customer Service dinyatakan tidak ada laporan pengambilan meteran oleh petugas. Tindak lanjutnya setelah 6 X telepon adalah : sudah dilaporkan, sedang progress, nanti datang petugas surveyor, sedang progress lagi. Sampai kini sudah 2 minggu dari pelaporan saya, belum ada kemajuan sama sekali, selain sedang progress, malah disuruh langsung datang ke kantor pusatnya di taman jati baru sembari menyebutkan nama beberapa orang yang kelihatannya sudah ‘terkenal’ dalam kejadian ini untuk saya hubungi langsung.

Saya mau menanyakan kepada direksi / manajemen pusat Palyja, itu benar / tidak orang perancis yang akuisisi PAM Jakarta ini? GDF Suez dan Astratel Nusantara (Astra Group) dari Indonesia? Kenapa pelayananannya lebih parah dari PAM yang dulu ya? Apa di Perancis itu keadaan & pelayanannya lebih jelek dari Jakarta? Apa kita bisa anggap Perancis itu bobrok melihat kondisi pelayanan perusahaannya disini? Astra, nama besarnya buat apa? Perusahaan raksasa yang beberapa anak perusahaannya sudah listing di BEJ, produknya sudah dikenal di manca negara.

Beginikah kinerja anak perusahaan anda? Sebagai perbandingan, saya juga berlangganan Aetra, dari pembayaran, pelayanan cukup baik (penggantian & pemeliharaan pipa ada), kecuali ketika airnya bocor / pipa besarnya pecah, airnya baru menyiksa, karena tidak dikasih Cuma - Cuma dan harus menggunakan surat tembusan dari pak Jokowi, baru bisa dikirim tangki air.

Bagaimana Palyja, apa sisi Perancisnya? Apa orang Perancisnya ternyata orang Indonesia? Dimana peranan Astra melalui Astratel Nusantara? Apa Cuma sekedar tanam saham saja? Pelayanan tolong dipercepat dong. Para tukang saya menanti kedatangan anda untuk memulai pekerjaan mereka. Apa saya musti datang ke kantor pusat untuk ‘berdamai’ dulu?

Kalau memang berasal dari Perancis & dibantu grup Astra harus professional dong, seharusnya sebagai orang yang berharga diri tinggi, anda punya rasa malu kan? Kemana aja selama ini? Jangan hanya minta gaji tinggi, tapi juga harus kerja, kalau perlu seperti pak Jokowi dong, rajin dan selalu inspeksi ke lapangan. Saya tunggu jawaban dari pihak Palyja, atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

Germanus Wirjadinata
Jl. Agung Perkasa 6 blok J1B/12
Jakarta Utara