Petugas Bea Cukai sewenang-wenang

Ketika saya mengambil kiriman dari teman di Malaysia yaitu Juice Manggis seharga 585 ringgit Malaysia di kantor pos Gaple Ciputat, petugas kantor pos geleng-geleng kepala karena pajak sebesar Rp 384.000,- untuk minuman sangatlah tidak masuk akal katanya. Selanjutnya petugas kantor pos bernama "K" tersebut mengatakan dia sering sekali menghadapi kesewenangan petugas bea cukai dalam hal kiriman barang dari luar negeri. Ada katanya sepatu bekas dipajek hamper satu juta rupiah. Ada seorang ibu janda terima coklat kiriman dari anaknya dari luar dipajak hamper satu juta rupiah padahal cokelat tersebut untuk para anak-anak yatim.

Setelah dinego katanya pajaknya diralat menjadi Rp 500 ribu walau masih terlalu besar buat siibu tetapi dibayar juga. Kembali pada rincian pajak atas juice manggis saya ialah Bea Masuk 10% dari harga barang yang setelah didiskon menjadi Rp 1. 313.393,- yaitu Rp. 131.339,-. Lalu Pajak Pertambahan Nilai Impor (PPN) sebesar 10% menjadi Rp. 144.473,- kemudian Pajak Penghasilan PPH. Pasal 22 Impor sebesar 7,5% atau Rp. 108.166,- jadi total yang harus saya bayar ialah Rp. 384.166,- (tiga ratus delapan puluh ribu seratus enam puluh enam rupiah).

Lembar tagihan tersebut ditanda tangani oleh Yth. Sdr. Slamet Wahyudi NIP. 060068101, pejabat Bea Cukai dikantor Pos Jakarta Pusat, Pasar Baru. Apakah satu kotak berisi 90 sanchet juice manggis yang satu sachetnya seukuran satu sachet Tolak Angin wajar dipajak hamper Rp 400 ribu. Saya serahkan pada redaksi dan pembaca yang budiman. Selamat kepada Bea Cukai yang telah berhasil membuat saya kapok untuk membeli barang dari luar negeri.

Syahrir Imaluddin
Tamansari Pesona Bali Blok D4/6, Cirendeu, Ciputat
Tangerang