Cinta Pos Slogan Kosong PT Pos Indonesia

Tanggal 11 Maret 2011, dengan no barcode pengiriman 11878490564, saya mengirimkan buku via PT Pos Indonesia Yogyakarta 55000, Kantor Pos Besar Yogyakarta berjenis Kilat Khusus dengan tarif Rp 26.500 dengan tujuan Pandaan Jawa Timur. Delapan, 8 hari tak ada kabar berita (padahal kilat khusus yang dijanjikan cuma sehari), tahu-tahu barang kembali dengan alasan alamat tak dikenal. Karena saya keberatan dengan alasan itu, pegawai PT Pos Indonesia yang mengantar barang kembalian itu, (sehari kemudian) meminta no HP alamat terkirim.

Eh, seminggu kemudian, barang itu lagi-lagi balik pada saya selaku pengirim, dengan alasan sama, alamat tak dikenal (lha, menanya no hp alamat terkirim buat apa?). Maunya, barang itu dikembalikan ke saya, dan saya tak mau menerima, karena PT Pos Indonesia tidak mau mengganti biaya pengiriman yang saya bayar sementara hasil pengiriman batal. Alasannya, biaya pengiriman "sudah dipakai" untuk mengirim bolak-balik (Yogya-Surabaya-Yogya-Surabaya-Yogya lagi) itu, artinya kalau mau dikirim lagi saya disuruh bayar lagi Rp 26.500, seperti sebelumnya.

Putus asa dan marah, saya mengirim ke alamat yang sama persis (melalui TIKI-JNE, 30 Maret 2011), memang lebih mahal Rp 7.500, tapi ternyata tak lebih dari 23 jam (31 Maret 2011), saya dapat konfirmasi dari yang terkirimi, barang sudah sampai di tangan. Artinya, alamat yang saya tulis sama persis itu, dikenal oleh TIKI-JNE tapi tak dikenal oleh PT Pos Indonesia.

Mana yang kuper nih? Padahal, setiap pengiriman kilat khusus bertarif mahal itu, kita dikenai biaya asuransi, makin mahal nilai barang, makin tinggi pula biaya kirim. Terus, untuk apa uang itu? Klaim-klaim asuransi ke mana saja perginya? Tidakkah itu rawan korupsi di atas, dan rawan pelayanan buruk di bawah?

Sunardian Wirodono
Pr. Griya Taman Asri Blok H-302 Yogyakarta 55581
Sleman Yogyakarta