Sopir dan Awak Bus Transjakarta Semakin Tidak Profesional

Pada bulan Juni 2010 lalu, saya menggunakan bus Trans Jakarta dari Halte Layur, saya berhasil naik ke bus dengan baik. Sesampainya di sekitar Utan Kayu, (saya lupa nama haltenya) bus berhenti di halte. Kebetulan halte itu sepi, hanya terdapat seorang ibu yang menunggu, karenanya bus memang tak berhenti lama di halte itu. Alangkah kagetnya saya ketika melihat sang ibu hampir saja terjatuh dari bus saat akan menaikki bus, bagaimana tidak bus sudah berjalan saat sang ibu baru menapakkan sebelah kakinya pada bus sementara pintu bus masih terbuka. Untungnya sang kondektur memegangi tangan sang ibu sambil berteriak "Tunggu!" pada sang sopir, sehingga bus berhenti walaupun sempat tersentak berjalan.

Sungguh amat berbahaya!!! Saya juga memperhatikan, bus selalu berjalan setelah berhenti dari halte, dalam kondisi pintu belum tertutup & terkunci dengan benar. Seharusnya pintu bus ditutup terlebih dahulu, baru bus bejalan, bukankah lebih aman? Kualitas pelayanan bus Trans Jakarta sudah semakin menurun dan semakin tidak profesional saya rasakan, jika dibandingkan beberapa tahun lalu. Bagaimana masyarakat dapat merasa aman dan nyaman jika layanan Busway seperti Metromini kelak? Belum lagi saya melihat oknum supir yang sering menerima telepon saat menyupir, bukankah ini mengurangi konsentrasi supir saat mengemudi? Juga kasus kebakaran pada Bus.

Semua ini saya tulis demi perbaikkan kualitas layanan bus Trans Jakarta agar lebih baik, pada masa yang akan datang. Agar impian masyarakat Jakarta dapat merasakan transportasi masal yang aman dan nyaman. Ongkos dinaikkan tak apa-apa asal dalam batas kewajaran dan dalam kisaran yang dapat dijangkau masyarakat. Yang terpenting kialitas layanan dipulihkan dan dijaga seperti saat Busway diluncurkan dulu. Terima kasih.

Wahyu Leman
Jl. Kakap 3 No.16A Rawamangun
Jakarta Timur