Pada hari Senin, 27 September 2010 saya dan teman saya mengunjungi Trans Studio Makassar. Kami berdua datang dari Jakarta dan sangat bersemangat mengunjungi Trans Studio, tetapi kunjungan kami menjadi tidak menyenangkan disebabkan oleh ketidakprofesionalan dan ketidakramahan para pengemudi shuttle bus Trans Studio World. Kami memutuskan untuk menggunakan fasilitas shuttle bus yang disediakan oleh Trans World. Sekitar pukul 11 siang, kami tiba di halte khusus shuttle bus Trans Studio World dan saat berada di halte, kami membaca poster yang bertuliskan shuttle bus yang akan mengantar kami menuju Trans Studio akan datang setiap 15 menit. Tidak lama kami menunggu, shuttle bus nomor 4 pun tiba. Namun saat kami hendak memasuki bus, kami dikejutkan oleh ucapan tidak ramah petugas yang menyuruh kami menunggu di halte saja karena bus berangkat masih lama. Lalu saya menyahut, apa tidak boleh menunggu di dalam bus saja pak, mengingat udara di halte cukup panas. Petugas lalu menjawab “terserah” dengan nada tidak ramah. Saat itu memang hanya kami berdua yang menggunakan jasa shuttle bus ini. Setelah menunggu pengemudi shuttle bus selesai merokok dan mengobrol dengan temannya selama lebih 30 menit, barulah si pengemudi bersiap mengantar kami. Lagi-lagi kali ini pengemudi bersikap tidak ramah terhadap kami dengan bertanya dengan nada kasar “mau ngapain kalian ke sana?” saya jawab saja “mau ke Trans Studio Pak” dengan nada ramah. Lima menit kemudian kami tiba di di Trans Studio World, lalu pengemudi meminta kami untuk turun. Karena kami berada dekat dengan pintu bus di bagian tengah, kami langsung saja turun lewat tengah. Luar biasa !!! lagi-lagi dengan nada ketusnya si pengemudi memaki kami karena keluar melewati pintu tengah. Dia mengatakan kalau pintu itu rusak dan sulit ditutup. Sebagai seorang wisatawan yang baru pertama kali mengunjungi Trans Studio World, kami sangat terkejut dan kecewa akan pelayanan dari pengemudi ini. Tapi perlakuan kasar dan tidak menyenangkan dari petugas pengemudi shuttle bus ternyata tidak berakhir sampai di sini. Karena saat akan kembali menggunakan shuttle bus untuk perjalanan pulang pada jam 17.30, kami dipaksa menunggu hingga 45 menit sebelum akhirnya Shuttle Bus nomor 1 tiba pada pukul 18.15. Padahal dari poster yang terpampang tiap 15 menit seharusnya ada bus yang lewat. Hebatnya kali ini, begitu teman saya masuk ke dalam bus, pengemudi malah melarang teman saya untuk menaiki bus itu dan kemudian berkata bahwa kami bukan penumpangnya. Saya terheran-heran apa maksud perkataan pengemudi tadi. Kelakuan pengemudi bus nomor 1 ini makin aneh dan menyebalkan, karena setelah melarang kami naik dia melepon seseorang lalu menjemput dan menunggui orang tersebut yang kami asumsikan adalah keluarga atau kolega si pengemudi. 30 menit kemudian barulah si pengemudi bersiap mengantar kami setelah menyerahkan barang titipan kepada seseorang (yang kami asumsikan adalah keluarganya). Timbul pertanyaan di kepala kami “Apakah shuttle bus ini hanya untuk keluarga si pengemudi saja?” Sungguh gila pengemudi bus nomor 1 ini !!! Saat bus mulai jalan, seorang penumpang lain bertanya kepada si pengemudi “Apa tidak takut dikomplain?” si pengemudi dengan entengnya menjawab, “Komplain, komplain aja, saya ga peduli !!!” Lalu si pengemudi bertanya kepada kami “emang kalian karyawan ya?” dengan nada ketus. Saya yang sudah tidak bias menahan kesabaran, menjawab dengan nada tinggi “Kenapa bertanya siapa kami? Emangnya bus ini cuma untuk karyawan saja? Bus ini kan service dari pengelola untuk kami, pelanggan !!! ” percekcokan terjadi antara saya dan si pengemudi, namun ada satu statement dari petugas yang tidak dapat kami terima yaitu “apabila pengunjung tidak bisa menghargai pengemudi, maka tidak akan ada shuttle bus”
Sebagai wisatawan yang datang jauh-jauh dari Jakarta kami amat sangat kecewa dengan perlakuan ini. Harapan kami kepada pihak management Trans Studio World: 1. Divisi khusus yang menangani Shuttle Bus dapat menepati janjinya untuk datang setiap 15 menit, jika dirasa sulit sebaiknya tulisan itu dicopot saja. 2. Mohon kiranya dalam perekrutan pengemudi lebih selektif. Jangan mempekerjakan orang-orang yang sangat tidak professional. 3. Jika kami harus membayar biaya shuttle bus agar memperoleh pelayanan yang memuaskan, kami bersedia. Dari pada gratis tapi mengecewakan. Saya sudah tidak minat lagi untuk berwisata ke Trans World Studio Makassar lagi, mengingat banyak tempat wisata lain yang memberikan jasa pelayanan yang jauh lebih baik dan harga bersaing. Terima kasih.
husnul
jln kebon bawang x/52
jakarta utara
Baca Juga
SuratPembaca
Cari keluhan surat terbuka resmi dan curhat terbaru sebagai sarana komunikasi dari seluruh konsumen untuk produk terkenal di Indonesia.
Hubungi Kami
Silahkan hubungi kami jika ada pertanyaan dan menjadi partner
Jakarta, Indonesia
Jika ada yang merasa tidak sesuai / sebaiknya dihapus, tolong sertakan link yang anda maksud pada halaman ini dan memastikan sumber dari surat pembaca sudah ditutup / masalah terselesaikan / dihapus.
Akan diproses 1 s/d 7 hari.
Kirimkan Masukan
[email protected]
Senin - Jumat
09:00 - 17:00
Sosial