Penanganan Manajemen Taxi Express tidak Bertanggung Jawab

Tanggal 24 Maret 2010 sekitar pukul 08 malam, disekitar Pulo Gadung Trade Center, dalam keadaan sangat macet, sebuah Taksi Express warna putih, plat polisi B 1891 ETB menabrak kendaraan saya yang terletak didepannya dalam kecepatan yang mendadak kencang. Menurut pengakuannya supir ini dia mengantuk dan mendadak injak gas, membuat mobil saya terhempas kedepan dan dengan reflek saya injak rem. Akibatnya bemper belakang mobil saya pecah.

Saya minta dia menepi dan turun dari mobilnya untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya. Dia bilang dia minta maaf dia mengantuk dan injak gas tidak sengaja. Saya bingung, ngantuk kok bawa penumpang, terus saya tanya lagi, saya mau lihat sim / surat-surat supaya saya dapat identitas supir ini. Tapi dia bilang dia nggak bawa sim. wah makin kaget lagi tanpa sim kok bisa bawa kendaraan keluar.

Kalau begitu surat keterangan dari taksi, dan dari ktp serta surat identitas taksi saya peroleh. Nama supir : Afrizal No KTP : 3201370405640006 kartu identitas pengemudi no. EK.D.B.013710 dan nomer pintu Bravo 7480 dengan pembicaraan yang berbelit-belit dan tidak mau mempertanggung jawabkan perbuatannya. Malah sampai marah-marah dan mengejek saya adalah orang yang lebih pintar dan lebih baik urus saja ke kantor. Akhirnya saya memilih meninggalkan lokasi dan kembali pulang sambil melaporkan kejadian tersebut ke pool Taxi Express.

Setelah dilaporkan ke nomer Taxi Express (021 25609000) diketahui kalau taxi express ini berada dipangkalan sawangan depok (021 741 3103). Dari staff yang jaga malam (Rizki) di pool sawangan depok tersebut saya dijanjikan bahwa besok pagi, Jumat 25 Maret 2011 jam 8 pagi ada tim LAKA (Pak Gunarto - no. HP: 08770093210 / 081808550475 / 021 417 51541) yang akan mengurus pergantian rugi atas kecelakaan yang telah terjadi. Pertemuan untuk pergantian rugi ini dilakukan dikantor saya, Jl. Medan Merdeka Barat No. 21.

Dari konfirmasi per telepon, pertemuan yang seharusnya terjadi jam 8 ini diminta diundur ke jam 2 siang, saya sanggupi. saya konfirmasi sekitar pukul 1.15 posisi sudah dimana, didapat info kalau supir sedang berada di cibubur dan tidak bisa kalau jam 2, minta mundur ke jam 4. oke saya terima lagi.. sekitar pukul 3 siang saya dihubungi oleh pak Marbun yang mengaku sebagai atasan pak Gunarto dan meminta agar pertemuan diundur menjadi pukul 5.30 sore.

Saya sudah sangat kesal dan mengatakan "bapak ini sudah orang kelima yang mengaku sebagai jajaran management taxi express yang sejak tadi hanya berjanji akan datang tapi tidak bisa dipegang, sekarang mau minta ketemu sama saya jam 5.30, jam yang sudah sangat larut sore" Tapi dengan mencoba menerima dan berharap pertemuan itu mendatangkan hasil, saya iyakan dengan mengatakan "apa bisa dipegang ucapan bapak?" Dijawab "saya orang yang bapak bisa pegang janjinya". Setelah telepon ditutup, tak lama ada telepon lagi dari supir yang menabrak saya dan bilang kalau sore ini nggak bisa. Minta dimundur lagi sampai hari senin jam 9 pagi.

Saya tidak terima, saya telepon lagi ke pak Marbun dan mengkonfirmasi sebenarnya bentuk seperti apa yang akan ada jika pertemuan ini jadi terlaksana dan dikatakan bahwa yang dilakukan adalah duduk bersama. Kemudian bicara jalan keluarnya. Saya bilang, saya sudah cukup bicara. Dan sejak kemarin malam, dari supir bapak tidak ada bentuk pertanggung jawaban yang akan dilakukan, kecuali minta urus ke kantor. Sekarang saya urus kekantor, tapi manajemen Taxi Express tidak memberikan perlakuan yang semestinya, yaitu proses ganti rugi yang pantas.

Mereka berdalih itu kesalahan driver dan tidak ditanggung perusahaan. Masih belum cukup, mereka mengejek saya dengan mengatakan mereka tidak takut dengan tuntutan saya jika saya melanjutkan hal ini kepada level yang lebih tinggi. Saya katakan ini bukan karena takut atau tidak takut, tapi karena salah dan benar. Dan saya katakan saya sangat kecewa dengan cara perusahaan bapak menangani pengaduan dari hal seperti ini. Lalu secara sepihak, telepon ditutup.

Hendro Wahyudi
Pondok Kopi
Jakarta Timur