Home > Transportasi & Fasilitas Umum > Fasilitas Umum > Satu Jam Terbuang Sia-sia dengan Express Taxi

Satu Jam Terbuang Sia-sia dengan Express Taxi


983 dilihat

Jakarta - Pada hari Sabtu, 29 September 2007 jam 17.00 WIB di Bandara Cengkareng Soekarno Hatta saya akan menggunakan Express Taxi untuk pulang. Saya order oleh petugas yang bertugas di terminal 2 kedatangan. Saya disapa oleh orderman yang bertugas pada saat itu, "mau naik Express Pak?" Saya bilang, "iya." Orderman pun bertanya lagi, "mau diantar kamana Pak". Saya bilang, "Graha Bintaro". Dia memberikan penjelasan posisi antri saya nomor 3. Saya senang penjelasan yang diberikankan oleh orderman. Tidak lama datang 2 unit Express Taxi, mengangkut 2 (dua) orang antri di depan saya. Kemudian datang 1 (satu) unit lagi Express Taxi. Ada penumpang yang tidak masuk data order langsung menstop taksi tersebut, dan driver taksi tersebut langsung mengangkat koper penumpangnya. Orderman langsung protes, kepada petugas taksi tersebut. Ada pembicaraan antara driver dan orderman. Setelah itu orderman pun memberikan penjelasan kepada saya, "tadi dia order lewat telepon, Pak". Timbul tanda tanya bagi saya. Apakah ini alasan orderman untuk membuat saya bertahan di situ. Sepenglihatan dan pendengaran saya si driver tadi bilang, "gimana udah masuk," sambil menunjukkan jari telunjukkan ke bagasi. Tapi mendengar penjelasan orderman tersebut saya tidak begitu memikirkan. Saya anggap masih lumrah. Kemudian datang 1 unit Express Taxi yang akan menjemput saudaranya dengan membawa penumpang keluarganya juga berhenti di depan jalur ngetem Express Taxi. Lalu datang lagi 1 unit mobil Express Taxi dengan nomor pintu MA211, giliran saya untuk naik, dipersilakan saya oleh orderman, "silakan pak". "Oke," jawab saya. Saya langsung duduk di pintu depan samping driver. Saya lihat data supir di dashboard, namanya ditutup oleh namepack yang tidak jelas. Kemudian orderman memberitahu ke petugas driver tersebut untuk mengantar saya ke Graha Bintaro. Baru berjalan beberapa saat, saya bilang sama driver-nya, "Pak, liwat pintu belakang aja yah." Si driver langsung bilang sama saya, "wah ga bisa pak, saya belum dapat setoran," sambil mengeluarkan uang yang dia dapatkan. Saya langsung bilang, "ya, itu bukan urusan saya." Lalu saya tanya, "terus jadi gimana?" Dia bilang, "terserah bapak maunya gimana, tapi kalo lewat belakang saya belum dapat setoran.". Dua kali driver ini bilang belum dapat setoran. Dia bilang lagi sama saya, "ya, saya minta pengertian aja." Sambil cengengesan, mendengar ungkapan orang tersebut saya sedikit tersinggung. Saya bilang lagi, "saya selalu ngertiin kok, setiap naik taksi saya selalu ngertiin driver-nya, tapi kalo kaya bapak gimana saya ngertiin, ya sudah antar saya kembali ke tempat tadi dan tolong argonya juga dimatikan." Saya diantar kembali sama driver tersebut sambil mematikan argonya. Di tempat semula orderman, melihat saya turun kembali menghampiri dan bertanya, "ada apa pak?" Saya bilang, "driver-nya ga mo nganterin saya." "Loh, tadi katanya mau," kata orderman. Si driver tersebut ditanya sama orderman, kenapa, penjelasan si supir taksi tersebut hanya ringkas, "maunya lewat belakang. Kan ga boleh lewat belakang." Orderman pun menghampiri saya lagi dan nanya saya, "Bapak maunya lewat belakang yah? Ga boleh pa," kata petugas orderman. "Iya, tadi saya tanya seperti itu, tapi jawaban supir tersebut ga hanya itu. Dia juga bilang belum dapat setoran, jangan begitu dong jawabannya," sambil saya mengetik di HP saya nomor pintu taksi tersebut. Orderman pun berusaha untuk menenangkan saya. Dia berbicara lewat walky talky menanyakan Express Taxi yang lain. Beberapa saat kemudian, orderman menghampiri saya. "Ada Pak tapi driver-nya mo buka puasa dulu." Padahal waktu berbuka kurang 15 menit. Saya juga berpuasa. Akhirnya saya pindah armada mamakai jasa taksi lain, yang lebih mementingkan pelayanan kepada customer. Kami buka puasa di jalan. Saya suruh berhenti dulu sama driver-nya untuk berbuka puasa. Saya hanya mengimbau kepada pengelola Express Taxi, untuk menekankan kepada pekerjaanya, supaya bersikap profesional dan lebih mementingkan customer. Apabila sikap dari pekerja yang seperti itu akan mengurangi citra kepercayaan pelanggan dari Express Taxi. Mengingat slogan Express Taxi "Pelayanan adalah point yang selalu digarisbawahi oleh Express Taxi. Kepuasan pelanggan merupakan tujuan dari pelayanan Express Taxi dan elemen yang ada di dalamnya." Tapi pada hari dan tanggal itu saya merasa kecewa atas pelayanan dari Express Taxi. Evan Chanhanny Jl Graha Raya Kp Prigi 02/04 Tangerang *****@****.*** 081573545488 (msh/msh)






Baca Juga





SuratPembaca

Cari keluhan surat terbuka resmi dan curhat terbaru sebagai sarana komunikasi dari seluruh konsumen untuk produk terkenal di Indonesia.

Hubungi Kami

Silahkan hubungi kami jika ada pertanyaan dan menjadi partner
Jakarta, Indonesia

Jika ada yang merasa tidak sesuai / sebaiknya dihapus, tolong sertakan link yang anda maksud pada halaman ini dan memastikan sumber dari surat pembaca sudah ditutup / masalah terselesaikan / dihapus.
Akan diproses 1 s/d 7 hari.

Kirimkan Masukan

[email protected]
Senin - Jumat
09:00 - 17:00

Sosial