Cari keluhan surat terbuka resmi dan curhat terbaru sebagai sarana komunikasi dari seluruh konsumen untuk produk terkenal di Indonesia.
Hubungi Kami
Silahkan hubungi kami jika ada pertanyaan dan menjadi partner
Jakarta, Indonesia
Jika ada yang merasa tidak sesuai / sebaiknya dihapus, tolong sertakan link yang anda maksud pada halaman ini dan memastikan sumber dari surat pembaca sudah ditutup / masalah terselesaikan / dihapus. Akan diproses 1 s/d 7 hari.
Jakarta - Saya sebagai pengguna setia PT KAI sangat prihatin dengan kondisi perkeretaapian saat ini. Hampir tiap minggu saya menggunakan jasa PT KAI. Harapan saya menggunakan jasa PT KAI adalah bisa mendapatkan rasa aman dan nyaman. Namun, apa yang saya dapatkan sangatlah mengecewakan.
Saya selalu membeli karcis sesuai dengan harga tiket, dan selalu dapat tempat duduk, karena saya selelu membeli tiket seminggu atau sebulan sebelumnya. Hal yang membuat saya dongkol adalah banyaknya penumpang gelap di PT KAI. Baik di kelas ekonomi maupun bisnis, dan saya pernah mendengar kalau penumpang gelap ini sudah merambah ke kereta eksekutif.
Para penumpang gelap ini rata-rata membayar Rp 10.000 - Rp 20.000 saja untuk dapat menikmati fasilitas ekonomi bisnis. Terdapat indikasi para penumpang gelap ini membayar sejumlah uang tersebut kepada koordinator di masing-masing kereta api.
Saya tidak yakin apakah mereka orang dalam PT. KAI ataukah orang luar. Namun, saya sempat melihat sehabis mereka menarik uang upeti tersebut ke penumpang gelap mereka minum bir bersama di gerbong makan PT KAI.
Ironisnya lagi para penumpang gelap ini tidak hanya warga sipil. Namun, justru terdapat banyak aparat negara yang memanfaatkannya. Baik dari anggota militer maupun kepolisian. Hal ini dapat terlihat dari atribut-atribut yang mereka pakai.
Mari kita berhitung. Taruhlah dalam satu rangkain kereta api terdapat 100 penumpang gelap. Dengan rata-rata mereka membayar Rp 20.000 maka keuntungan para koordinator itu sekitar Rp 2,000,000 dan kerugian PT KAI, taruhlah dirangkaian bisnis jurusan Jakarta - Yogya / Jakarta - Semarang, di mana harga tiketnya Rp 100,000, maka kerugian PT KAI adalah Rp 8,000,000 sekali jalan. Bayangkan andai itu diakumulasikan dalam satu bulan, satu tahun, dan selanjutnya.
Saya mohon kepada pihak PT KAI lakukan perbaikan di sektor managemen penumpang ini, karena menurut saya, pihak PT KAI telah membiarkan premanisme terjadi di institusinya! Di mana hal itu telah sangat merugikan pihak PT? KAI sendiri.
Apakah pihak PT KAI tidak malu. Sekarang ini kita lagi marak melakukan pemberantasan pungli, premanisme, dan lain-lain. Tapi, pihak PT KAI santai-santai saja, dan terkesan menutup mata dengan itu semua.
Tolong kepada Bapak Direktur PT KAI dan Bapak Menteri Perhubungan serta jajarannya. Kalau sistem perkeretaapian khususnya dan trasnportasi pada umumnya di Indonesia ingin maju marilah kita berantas bentuk-bentuk premanisme seperti itu.
Ingat, kami adalah warga kalian yang sudah seharusnya dilayani. Kami telah membayar pajak dan juga tiket yang memang itu kewajiban kami selaku warga negara.
Jadi, mohon berikan hak-hak kami, dan kalau memang Bapak-Bapak tidak mampu mengelola itu semua dengan baik, jangan malu untuk mundur. Masih banyak warga negara Indonesia yang memiliki kompetensi yang mungkin lebih hebat dari Bapak sekalian.
Eko Gg Abah Cilandak KKO Jakarta *****@****.*** 08164278667
Cari keluhan surat terbuka resmi dan curhat terbaru sebagai sarana komunikasi dari seluruh konsumen untuk produk terkenal di Indonesia.
Hubungi Kami
Silahkan hubungi kami jika ada pertanyaan dan menjadi partner
Jakarta, Indonesia
Jika ada yang merasa tidak sesuai / sebaiknya dihapus, tolong sertakan link yang anda maksud pada halaman ini dan memastikan sumber dari surat pembaca sudah ditutup / masalah terselesaikan / dihapus. Akan diproses 1 s/d 7 hari.