Selalu Tidak Mendapat Tiket Tol

Jakarta - Saya sebagai pengguna jasa Jalan Tol tiap harinya merasa sedikit terganggu oleh perlakuan penjaga pintu Tol Ampera. Setiap harinya saya melewati Tol dalam kota dan JORR (Jakarta Outer Ring Road) karena rumah saya yang berada di Kelapa Gading dan kantor saya yang berada di Serpong.

Saya tidak merasa tidak ada masalah dengan para penjaga Pintu Tol yang berada di Tol dalam kota karena setelah saya membayar Rp 5,500,00 saya selalu diberikan tiket tanda terima.

Yang menjadi masalah adalah saya selalu tidak mendapatkan tiket di Pintu Tol masuk dari JORR menuju Tol dalam Kota (Rp 6,000,00) kalau pintu tol ini dijaga oleh seorang petugas tol yang bernama Bapak M (saya melihat namanya sesekali karena Bapak yang dimaksud jarang mencantumkan papan namanya di samping pos yang dijaganya tiap hari).

Saya pernah menanyakan beberapa kali di mana tanda terima yang dimaksud. Tetapi, berulang kali diacuhkan. Pura-pura sibuk tidak mendengar karena sibuk berbicara dengan orang lain di dalam pos jaganya yang full music itu. Karena tidak mau memperpanjang masalah saya terus melanjutkan perjalanan.

Tapi, sebagai pengguna jasa tol saya merasa dirugikan karena itu adalah Hak saya untuk mendapatkan resi dari pembayaran tol tersebut. Ini merupakan hal yang sepele tetapi berapa banyak mobil yang lewat tanpa diberi karcis oleh Bapak tersebut. Mungkin puluhan, ratusan, atau mungkin ribuan sekarang.

Kalau dipikir berapa kebocoran yang harus dibeban oleh PT Jasa Marga yang nantinya akan dibebankan ke masyarakat pengguna tol seperti saya ini. Saya tidak heran kalau Bapak tersebut tidak mencantumkan papan namanya di pos karena tidak ingin surat seperti saya ini yang memberikan kritik atas dirinya dibaca oleh atasannya.

Tolong kepada pihak yang terkait untuk membenahi atau menegur Bapak yang saya maksud tersebut. Surat saya ini bukanlah surat complain untuk jasa tol yang telah diberikan. Melainkan saya ingin memberikan masukan bagi management tol kita ini untuk menertibkan anggotanya yang nakal seperti penjaga tol tersebut.

Untuk perhatian beberapa teman kantor saya juga mengeluhkan hal yang sama tentang masalah ini. Saya harap pihak yang berwenang dapat membalas surat saya ini baik personally atau melalui suara pembaca ini. Saya siap untuk memberikan keterangan lebih lanjut bila diperlukan.

Martin W
Kintamani I Jakarta
*****@****.***

(msh/msh)