Home > Transportasi & Fasilitas Umum > Fasilitas Umum > Masukan Untuk PT Kereta Api: Penerbitan Kartu Penumpang

Masukan Untuk PT Kereta Api: Penerbitan Kartu Penumpang


621 dilihat

Jakarta - Akhir-akhir ini PT Kereta Api sedang giat-giatnya melakukan penertiban terhadap penumpang Kereta Api yang tidak memiliki tiket. Penertiban tersebut bukanlah merupakan aksi yang pertama kali yang pernah dilakukan oleh PT? Kereta Api dalam upaya meningkatkan pendapatan PT Kereta Api yang konon selalu merugi tiap tahunnya.
?
Aksi tersebut sifatnya hanya sementara. Begitu penertiban dihentikan maka penumpang tanpa tiket akan marak lagi. Keadaan tersebut akan terus berulang-ulang dari tahun ke tahun. Tanpa ada perubahan yang berarti bagi PT Kereta Api.

Pada kesempatan ini saya akan mencoba memberikan masukan kepada PT Kereta Api dalam upaya penertiban penumpang Kereta Api. Masukan ini hanya saya dasarkan pada kaca mata saya selaku salah satu penumpang setia PT Kereta Api. Semoga masukan ini bisa bermanfaat bagi perbaikan PT Kereta Api.??

Sebelum memberikan masukan saya akan mencoba menguraikan alasan para penumpang yang memilih untuk tidak membeli tiket Kereta Api. Berdasarkan berbagai kejadian yang pernah saya alami dan berbagai cerita yang saya terima dari sesama penumpang mereka tidak mau membeli tiket dikarenakan faktor-faktor sebagai berikut:

1. Walaupun sistem penjualan tiket Kereta Api sudah online bukan berarti bebas dari praktek percaloan. Tidak jarang kita jumpai diloket penjualan tiket tertulis "tempat duduk sudah habis". Tetapi, pada kenyataannya tiket dengan tempat duduk tersebut sudah banyak beredar di tangan para calo.

Dengan kejadian hal tersebut akhirnya mendorong para penumpang untuk memutuskan lebih baik membayar "tiket" di atas kereta yang harganya lebih murah daripada beli tiket di loket. Toh, sama-sama tidak mendapatkan tempat duduk juga.

2. Para penumpang yang tidak bertiket sebenarnya adalah para penumpang yang setia menggunakan jasa kereta api. Sebagian besar adalah mereka yang melakukan perjalanan secara rutin tiap minggu/ 2 mingguan (PP) demi untuk dapat bertemu dengan keluarga (istri dan anak). Sedangkan penghasilan mereka tidak memungkinkan untuk melakukan perjalanan rutin tersebut apabila dikenakan tarif tiket secara penuh.

3. Karena sudah terbiasa untuk duduk di bawah maka para penumpang yang tidak bertiket sebagian besar merasa lebih nyaman untuk duduk di bawah dengan menggelar koran.

4. Pelayanan di dalam kereta api khususnya untuk kelas bisnis dan ekonomi masih jauh di bawah standar pelayanan yang layak.

Dari ketiga faktor tersebut akhirnya telah menimbulkan terjadinya hubungan atau simbiosis "mutualisme" antara penumpang tak bertiket dengan kondektur Kereta Api.

Untuk mengatasi masalah tersebut saya punya masukan untuk PT Kereta Api yang mungkin dapat untuk diterapkan. Untuk menertibkan penumpang Kereta Api yang tidak bertiket tidaklah terlalu sulit.?

Pertama: PT Kereta Api harus dapat membuat terobosan baru yaitu dengan menerbitkan kartu anggota bagi penumpang. Kartu anggota berlaku selama 1 tahun dengan biaya keanggotaan tertentu untuk tiap tahunnya.

Kartu anggota dapat diperpanjang dengan syarat tertentu yang telah ditetapkan. Kartu anggota hanya berlaku untuk penumpang yang bersangkutan dan berlaku untuk satu tujuan pulang pergi. Untuk mengatasi penyalahgunaan kartu anggota dapat ditempel dengan pas foto pemegang kartu anggota.

Ada pun fasilitas yang akan didapat oleh pemegang kartu anggota misalnya dengan menunjukkan kartu anggota. Mereka berhak membeli tiket Kereta Api dengan tarif khusus (maksimal 50% dari harga normal). Akan tetapi tidak berhak untuk mendapatkan tempat duduk.

Kedua: Setelah menerbitkan kartu anggota maka PT Kereta Api harus secara tegas menerapkan sanksi kepada penumpang yang kedapatan tidak mempunyai tiket.

Dengan terobosan baru tersebut maka yang akan terjadi adalah simbiosis mutualisme antara PT Kereta Api dengan penumpang. Bukan antara oknum pegawai Kereta Api dengan penumpang. PT Kereta Api dapat meningkatkan pendapatan. Khususnya pendapatan yang selama ini telah hilang dan melayang ke kantong oknum pegawai PT Kereta Api.

Sementara penumpang yang selama ini tak bertiket dapat tetap menjalani rutinitasnya untuk pulang-pergi ketemu keluarga. Tanpa merasa terlalu terbebani.

Demikian masukan saya. Semoga dapat dipertimbangkan dan bermanfaat bagi perbaikan PT Kereta Api.

Supriadi
Jl Ki Mangun Sarkoeo III/C No 16 Tulungagung
*****@****.***


(msh/msh)






Baca Juga





SuratPembaca

Cari keluhan surat terbuka resmi dan curhat terbaru sebagai sarana komunikasi dari seluruh konsumen untuk produk terkenal di Indonesia.

Hubungi Kami

Silahkan hubungi kami jika ada pertanyaan dan menjadi partner
Jakarta, Indonesia

Jika ada yang merasa tidak sesuai / sebaiknya dihapus, tolong sertakan link yang anda maksud pada halaman ini dan memastikan sumber dari surat pembaca sudah ditutup / masalah terselesaikan / dihapus.
Akan diproses 1 s/d 7 hari.

Kirimkan Masukan

[email protected]
Senin - Jumat
09:00 - 17:00

Sosial