Home > Transportasi & Fasilitas Umum > Fasilitas Umum > Kenaikan Tiket Kereta Api Bima yang Tak Wajar

Kenaikan Tiket Kereta Api Bima yang Tak Wajar


713 dilihat

Jakarta - Rabu, (28/7/2010) malam saya melakukan pembelian langsung tiket Kereta Api Bima Purwokerta - Surabaya. Saat akan mencetak petugas menyebut angka yang membuat kaget bukan kepalang. Pasalnya harga tiket yang biasanya Rp 170.000 (atau 190.000) berubah? menjadi Rp 265.000. Pusing karena besok pagi harus sampai di Surabaya sementara di sekitar stasiun tidak ada ATM BCA.

Tidak percaya, mungkin ada kesalahan, petugas kembali meyakinkan dengan harga yang tercantum di kereta. "Naiknya sudah lama Mas," kata petugas tersebut. Aneh. Padahal beberapa bulan sebelumnya saya juga naik kereta ini dengan tujuan yang sama. Dan, memang sudah langganan jika saya berada di Purwokerta untuk balik ke Surabaya.

Saya masih tak percaya. Saya cek harga di papan tertera batas bawah 170.000. Batas atas 275.000 (atau 285.000 lupa, pokoknya sekitarnya), dan mulai berlaku 1 Mei 2010. Saat itu hari Rabu, bukan peak day, dan juga bukan masa liburan. Perjalanan juga tidak full. Seharusnya yang digunakan batas bawah seperti biasanya. Tapi, petugas tetap tidak bergeming. Apa mau dikata. Data yang di komputer secara logika memang lebih valid karena itu memang data dari pusat (komputerisasi).

Lantas saya coba tanyakan berapa untuk tiket full Surabaya - Jakarta. Petugas menjawab Rp 280.000 (lupa, atau sekitarnya). Kembali saya dibuat kaget. Cuma beda Rp 10.000. Padahal jarak SBY - PWT hampir 2/3 SBY - JKT.

Oleh karena dikejar waktu saya minta bantuan teman di Purwokerta untuk membantu tiket ke Surabaya. Tiket pun terbeli. Tapi, bukan berarti masalah selesai. Kereta BIMA yang harusnya datang pk 22.00 baru tiba 23.30 (molor sekitar 1,5 jam). Tak ada bedanya dengan
naik kereta biasa. Yang saya tanyakan:

1. Mengapa kenaikan tiket sangat drastis. Dari 170.000? menjadi 265.000. Atau hampir 50%. Harinya Rabu dan bukan masa liburan.
2. Bagaimana logika penghitungan tarif, SBY-JKT dan SBY-PWT bedanya cuma 10.000. Sangat berbeda dengan sebelumnya.
3. Saya tahu per Maret tidak ada lagi jatah makan. Analisa saya Manajemen memilih efisiensi tersebut daripada menaikkan harga tiket. Tapi, kenyataannya tiket juga naik. Bangkrutkah kereta? Apa karena mentang-mentang di Purwokerta tidak ada pesawat (karena rasio waktu dan harga orang akan lebih memilih naik pesawat).
4. Saya tahu juga upaya kenaikan harga akan diikuti peningkatan layanan. Meski manajemen tidak menjadikan faktor tersebut sebagai alasan kenaikan. Tanpa kenaikan pun pelayanan tetap ditingkatkan. Tapi, dalam realita waktu masuk kereta sangat terlambat.
???????
Demikian. Semoga manajemen kereta membaca keluhan saya.

Novy Setiyarso
Bayu Ujung 30A Kb Pala Makasar
Halim PK Jakarta Timur
*****@****.***
087878057032



(msh/msh)






Baca Juga





SuratPembaca

Cari keluhan surat terbuka resmi dan curhat terbaru sebagai sarana komunikasi dari seluruh konsumen untuk produk terkenal di Indonesia.

Hubungi Kami

Silahkan hubungi kami jika ada pertanyaan dan menjadi partner
Jakarta, Indonesia

Jika ada yang merasa tidak sesuai / sebaiknya dihapus, tolong sertakan link yang anda maksud pada halaman ini dan memastikan sumber dari surat pembaca sudah ditutup / masalah terselesaikan / dihapus.
Akan diproses 1 s/d 7 hari.

Kirimkan Masukan

[email protected]
Senin - Jumat
09:00 - 17:00

Sosial